Sejumlah benda atau makhluk di Jawa Barat memiliki ukuran yang tak biasa atau bisa disebut 'raksasa'. Benda-benda ini tak hanya berukuran jumbo, namun juga menyimpan cerita menarik di belakangnya. Apa saja ?
1. Batu Iuh Cianjur
Penamapakan yang pertama kita bahas adalah Batu Iuh, atau batu teduh yang berada di Cikangkareng, Kecamatang Cibinong, Kabupaten Cianjur. Batu berukuran raksasa itu tak goyah meski diguncang gempa berkekuatan 7,3 SR pada 2009 lalu.
Tak ada yang mengetahui persis kapan dan bagaimana batu berdiameter lebih kurang 15 meter itu bisa kokoh berdiri. Aneh tapi nyata, tak ada pondasi yang mengikat, batu itu hanya menempel pada tanah dan batu datar yang berukuran besar juga di bawahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batu itu konon sudah ada sejak kawasan tersebut masih hutan dan belum ada pemukiman penduduk. Bahkan lantaran Batu tersebut, kampung yang menjadi lokasi keberadaan Batu itu dinamai Kampung Batu Iuh atau Batu Teduh.
"Sudah dari dulu ada di situ, tidak ada yang tahu kapannya mah," ujar Kepala Desa Cikangkareng Suhendi, Sabtu (12/3/2022).
![]() |
Suhendi menjelaskan Batu raksasa itu tak pernah bergeser sedikitpun dari tempatnya. Bahkan di kala gempa dasyat mengguncang dan mengakibatkan tebing batu di Desa Cikangkareng longsor mengakibatkan banyak korban jiwa.
"Gempa berkekuatan 7,3 skala richter yang terjadi pada 2009 lalu membuat tebing longsor dan mengakibatkan korban jiwa. Namun Batu Iuh tak bergeser sedikitpun, tetap ada di lokasi yang sama," kata dia.
Menurut dia, keunikan batu iuh pun menarik perhatian banyak pihak, warga dari berbagai daerah datang hanya untuk memastikan betapa uniknya batu raksasa tersebut.
"Dari luar kota sampai yang dari banten sengaja datang ke sini, karena unik ada batu raksasa tanpa penyangga tapi kokoh," kata dia.
2. Ikan Mas Raksasa Sukabumi
Warga Desa Cikujang, Kecamatan Gunungguruh digegerkan dengan temuan ikan mas raksasa. Ikan tersebut ditemukan Cecep alias Japrot (40) seorang warga Kampung Babakan Ciburial, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi saat memancing di Situ Kubang.
Saat ditemui detikJabar, Kamis (10/3/2022) ikan mas raksasa itu disimpan dalam kolam berukuran sekitar 2x2 meter. Ukurannya berkali-kali lipat lebih besar dari ikan mas yang ada berada di kolam yang sama.
![]() |
Ikan mas raksasa tersebut memiliki warna kuning keemasan. Japrot bilang, usia ikan tersebut diperkirakan sekitar 4-5 tahun dan bisa hidup sampai 10 tahun.
"Beratnya hampir 15 kilogram ada lah. Masih bisa lebih besar dari sekarang," ujar Japrot di kediamannya.
Lebih lanjut, ikan mas raksasa itu merupakan jenis ikan blasteran antara ikan mas dan ikan koi. Terlihat dari sisik metalic yang memiliki warna kuning keemasan dan lebih terang.
Dia mengatakan, butuh waktu 25 menit untuk menangkap ikan mas raksasa itu. Dia pun mengaku senang bisa mendapatkan ikan tersebut.
"Iya enak strike. Waktu sampai dapet ikan ada sekitar 25 menitan lah sampe bisa keangkat ke daratan. Kemarin dibawa lari pake kantong ikan diisi air, ada jaraknya satu kilometer jalan gunung (jalan kaki)," pungkasnya.
3. Belati Raksasa Bandung Barat
Belati raksasa yang menancap di puncak Gunung Manik, Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kerap mengundang pertanyaan dari pengendara yang melintas jalan raya Bandung-Cianjur.
Namun, rupanya keberadaan belati tersebut jauh dari hal mistis yang dibayangkan. Walaupun belati itu terlihat pada tahun 2004, tetapi keberadaan benda sepanjang tiga meter itu tak ada kaitannya dengan tsunami yang terjadi di Aceh.
Sebenarnya, belati itu dibangun oleh Zeni Pusdikpassus (sekarang Pusdiklatpassus). Sedangkan, tebing 48 Citatah yang merupakan dinding dari Gunung Manik merupakan salah satu area latihan panjat tebing militer.
![]() |
DetikJabar pun pernah melihat lebih dekat lokasi belati raksasa itu. Sebenarnya, belati tersebut tak benar-benar tertancap, tetapi berdiri pada semen coran yang menopang fondasinya. Lebih tepat jika dikatakan monumen yang menyerupai belati.
Dari atas sini kita bisa melihat panorama karst Citatah yang megah dengan bebatuan purba yang kokoh. Sementara di bagian belakang batu, terdapat rimbun pepohonan yang masih dihuni oleh kawanan monyet liar. Dikabarkan di area tersebut juga terdapat makam yang dikeramatkan oleh warga.
Meski sering digunakan sebagai sarana latihan militer, masyarakat umum pun bisa memanfaatkan Tebing 48 sebagai area panjat tebing. Tak jarang, banyak komunitas atau instansi yang sering menggelar acara di sana.
Sebuah belati raksasa tertancap di atas tebing Gunung Manik di Desa Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).Lokasi tebing Citatah 48 ini terletak di jalan raya Cianjur-Bandung, dan terlihat dari jalan utama. Bila menggunakan transportasi umum dari Padalarang, naiklah angkot jurusan Padalarang-Rajamandala.
(yum/bbn)