.webp)
Sekitar 40 santri terluka akibat terjatuh dari jembatan gantung yang putus di Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (25/3/2022). Dari puluhan santri ini, 4 orang dibawa ke RSUD Ciamis.
Kabid Pelayanan Medis RSUD Ciamis Bayu Yudiawan membenarkan hal tersebut. RSUD menerima 4 pasien korban dari kejadian jembatan putus tersebut.
"Iya benar tadi ada 4 orang santri usianya 13 tahun masuk ke RSUD Ciamis. Mereka mengalami luka setelah jatuh dari jembatan gantung yang putus," ujar Bayu Yudiawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pihak rumah sakit telah memberikan perawatan kepada 4 santri tersebut. Semua santri ini hanya mengalami luka ringan. Bahkan 2 orang di antaranya sudah dibawa pulang.
"Lukanya ringan di kaki dan di kepala, 2 orang sudah dibawa pulang," kata Bayu.
Namun untuk 2 pasien lagi masih berada di RSUD Ciamis. Meski mengalami luka ringan, namun diduga mengalami benturan di kepala. Untuk memastikan tidak ada luka dalam serius, pihak rumah sakit melakukan observasi selama 6 jam ke depan.
"Untuk memastikan tidak mengalami luka dalam serius akibat benturan, kita lakukan observasi dulu selama 6 jam. Namun sejauh ini kondisi mereka baik," jelasnya.
 Jembatan putus di Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar) |
Sebelumnya, jembatan gantung di Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, putus, Jumat (25/3/2022), ketika puluhan santri sedang berada di atas jembatan tersebut.
Akibatnya para santri dari Pesantren Al Huda Turalak itu jatuh ke Sungai Cileueur yang memiliki kedalaman sekitar 3 meter dan mengalami luka-luka. Menurut informasi, jumlah santri saat kejadian sebanyak 40 orang, mereka masih berusia belasan tahun.
Putusnya jembatan gantung tersebut diduga tidak kuat menahan beban puluhan santri tersebut. Menurut informasi, jembatan tersebut baru beberapa waktu lalu selesai dibangun dan belum diresmikan. Jembatan itu menghubungkan Desa Sukamaju dan Desa Utama.
Para santri berada di atas jembatan gantung tersebut berniat untuk foto bersama syukuran khatam (tamat) kitab. Mereka ngaliwet alias makan bersama di pinggir Sungai Cileueur.
Sambil menunggu liwet matang, mereka bermaksud berfoto di jembatan gantung warna warni itu. Namun tiba-tiba jembatan putus dan para santri jatuh ke sungai. Pada saat kejadian arus sungai tidak deras.
(ors/bbn)
