Jembatan gantung di Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, putus pada Jumat (25/3/2022). Ini terjadi saat puluhan santri sedang berada di atas jembatan tersebut.
Akibatnya, para santri dari Pesantren Al Huda Turalak itu jatuh ke Sungai Cileueur yang memiliki kedalaman sekitar 3 meter. Mereka mengalami luka-luka. Menurut informasi, jumlah santri saat kejadian sebanyak 40 orang, mereka masih berusia kelas 1 SMP.
Putusnya jembatan gantung tersebut diduga tidak kuat menahan beban puluhan santri yang melintas. Menurut informasi, jembatan tersebut baru beberapa waktu lalu selesai dibangun dan belum diresmikan. Jembatan itu menghubungkan Desa Sukamaju dan Desa Utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para santri berada di atas jembatan gantung tersebut berniat untuk foto bersama syukuran khatam (tamat) kitab. Mereka ngaliwet alias makan bersama di pinggir Sungai Cileueur.
Sambil menunggu nasi liwet matang, mereka bermaksud berfoto di jembatan gantung warna-warni itu. Namun, tiba-tiba jembatan putus dan para santri jatuh ke sungai. Pada saat kejadian arus sungai tidak deras.
"Katanya anak-anak setelah khatam kitab ada syukuran. Kemudian naik jembatan gantung mau selfie. Kejadiannya cepat. Ada sekitar 40 orang," ujar Nunu, salah seorang pengasuh pesantren Al Huda Turalak saat di IGD RSUD Ciamis.
Sementara itu, Pengurus Pondok Pesantren Al Huda Turalak Mamad Ahmad Solihin mengatakan, baru mengetahui kejadian itu setelah mendapat informasi dari pada santri. Lokasi jembatan gantung dan pondok pesantren sekitar 500 meter.
"Ada sekitar 40 santri yang jatuh," ujarnya.
![]() |
Mamad tidak mengetahui penyebab pasti jembatan gantung itu sampai putus. Namun ada dugaan penyangga jembatan tidak kuat menahan beban.
"Mungkin jembatan kurang kuat saat puluhan santri di atasnya," kayanya.
Mamad memastikan semua santri yang mengalami luka akibat jembatan gantung putus ini sudah ditangani dengan baik. Hampir semua santri sudah kembali ke pondok pesantren. Hanya ada beberapa santri yang masih mendapat perawatan di RSUD Ciamis.
"Yang luka ringan dibawa dan diobati di pondok saja. Ada juga yang lukanya agak parah itu dibawa ke rumah sakit dan puskesmas diberikan perawatan," jelasnya.
Pihak pondok pesantren pun menyatakan siap bertanggung jawab penuh untuk memastikan kesembuhan para santri tersebut.
"Para santri ini rata-rata mengalami luka lebam di tangan, kaki, wajah, kepala dan badan. Untung saja saat kejadian aliran sungai sedang kecil, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
(ors/bbn)