Sahrul Gunawan hengkang dari Partai NasDem untuk bergabung dengan Golkar. Kepindahan artis peran yang ngetop pada medio tahun 2000an itu pun sebetulnya tak begitu mengagetkan. Pasalnya, sang Wakil Bupati Bandung tersebut sudah berulang kali menunjukan gelagat ingin segera berseragam Partai Golkar.
Menilik sisi lain, bagaimana kiprah politik Sahrul Gunawan sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Golkar? Berikut rangkumannya:
Ditawari Wakil Walikota Bogor
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kiprah politik pria kelahiran 23 Mei 1976 awalnya datang pada tahun 2013. Kala itu, Sahrul mendapat tawaran menjadi Wakil Wali Kota Bogor berpasangan dengan Ahmad Ruhiyat dari Fraksi PKS untuk maju di Pilkada Kota Bogor 2014.
Namun, Sahrul saat itu menolak tawaran tersebut. Ia beralasan ada 'hal lain' yang membuatnya tidak bisa mengambil tawaran itu.
"Ada seseorang yang mengajak aku untuk menjadi wakil pejabat daerahlah di Bogor. Setiap hari di datengin agresif banget tapi sampai sekarang aku belum siap," katanya dikutip dari detikHot, Kamis (9/5/2013).
Nyaleg dari NasDem 2019
Sahrul Gunawan memulai peruntungannya di dunia politik saat mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat. Bersama puluhan artis lain, Sahrul saat itu memutuskan untuk maju lewat pinangan Partai NasDem.
Tapi sayangnya, Sahrul kala itu gagal melenggang ke Senayan. Ia hanya meraup 14.941 suara, kalah jauh di bawah Ravindra Airlangga (anak Airlangga Hartarto) dari Golkar yang berhasil meraih 57.584 suara dan Faldo Maldini dari PAN yang meraih 37.854 suara.
Maju di Pilkada Bandung 2020
Meski gagal nyaleg, Sahrul sepertinya tak kapok untuk mencoba petualangan barunya di dunia politik. Buktinya, ia kembali mencoba peruntungan dengan menjadi calon wakil bupati Bandung pada Pilkada tahun 2020.
Sahrul Gunawan kala itu dipinang NasDem untuk mendampingi Dadang Supriatna dari PKB. Dapat dukungan dari Partai Demokrat dan PKS, pasangan Dadang-Sahrul unggul di Pilkada Bandung dengan raihan 928.602 suara. Pasangan ini pun lalu dilantik pada April 2021.
Pecah Kongsi-Saling Sindir di Medsos
Mengarungi dunia baru di politik, Sahrul Gunawan ternyata masih perlu belajar banyak hal. Ia pun terindikasi telah pecah kongsi dengan Bupati Bandung Dadang Supriatna usai curhatannya viral di media sosial. Padahal, Sahrul baru saja dilantik sekitar tiga bulan menjadi wakil bupati.
Hubungan Sahrul dengan Dadang terlihat makin renggang usai ia tak hadir dalam rapat evaluasi 99 hari kerja. Sahrul saat itu juga jarang terlihat di Pemkab Bandung usai curhatannya viral di media sosial.
Setelah sekian hari disebut bak anak ABG yang putus cinta, Dadang-Sahrul akhirnya tampil bersama ke publik. Dadang-Sahrul tampil bareng saat membuka acara di Gedung Moch Toha Soreang, lengkap dengan setelan jas yang serba hitam.
Tampil Berjaket Golkar
Sebelum mengumumkan bergabung dengan Partai Golkar, hasrat Sahrul Gunawan bergabung dengan partai besutan Airlangga Hartanto itu sebetulnya sudah terlihat sejak lama. Hal itu makin diperkuat saat foto-fotonya berjaket Partai Golkar beredar di media sosial.
Kala itu, Sahrul hadir dalam pelantikan DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Januari 2022. Kontroversi Sahrul pun membuat Partai NasDem meradang. DPD Partai NasDem Kabupaten Bandung bahkan meminta DPW untuk memecat Sahrul Gunawan dari status keanggotaan partai.
"Kita sudah minta DPW mengambil sikap memberhentikan kader tersebut," kata Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bandung Agus Yasmin.
Bantah Pindah Partai
Tapi lagi-lagi, Sahrul masih malu-malu mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan Partai Golkar. Saat mendapat kritik karena memakai jaket partai berlambang beringin kuning pun, Sahrul menegaskan bahwa ia masih jadi kader Partai NasDem.
"Sampai saat ini, saya belum pernah mengajukan surat pengunduran diri ke Partai NasDem, saya NasDem, diusung Partai NasDem," ucap Sahrul saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/1/2022).
Diam-diam Menghadap Ketum Golkar
Meski telah mendapat kritik tajam dari partainya, NasDem, hasrat Sahrul Gunawan bergabung dengan Golkar masih terus berlanjut. Pada Maret 2022, ia diam-diam menghadap ke Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto dengan dalih untuk bersilaturahmi.
"Komunikasi bisa dilakukan dengan siapa saja, dan untuk saya sendiri sebetulnya ketika saya berada di birokrasi saya ingin melepaskan segala macam atribut, yang menghambat proses saya bekerja, sebagai pendamping beliau (Dadang Supriatna)," ujar Sahrul, Rabu (9/3/2022).
Sahrul menuturkan dengan adanya pertemuan tersebut, diharapkan bisa memacu kinerjanya sebagai Wakil Bupati Bandung. Dengan itu, pihaknya membutuhkan dukungan dari sisi birokrasi.
"Harapan saya agar bisa memaksimalkan tupoksi saya sebagai Wakil Bupati yang memang jelas ya di dalam tugas dan kewenangan dari pelimpahan tugas Bupati ke Wakil Bupati baik di bidang sosial, kemanusiaan, pariwisata, sehingga saya bisa lebih punya peranan. Tentu saya butuh satu support tidak hanya dari sisi birokrasinya tapi juga dari sisi politik," ucapnya.
Buka Peluang Gabung Golkar
Setelah menghadap Airlangga, Sahrul Gunawan pun membuka peluang bergabung dengan Partai Golkar. Meski masih malu-malu mengakuinya, Sahrul saat itu mengisyaratkan ingin bergabung dengan Partai Golkar.
"Dari beberapa pihak yang saya jalin komunikasi, bisa saja, saya suatu saat nanti berada di partai beliau (Airlangga Hartarto). Tapi sekarang saya berjalan saja dulu," kata Sahrul.
"Kemungkinan itu ada (pindah partai), karena politik itu dinamis, saya yang enggak punya background politik jadi harus lebih open mengikuti pola yang ada dengan dinamisnya itu," ujar Sahrul.
Umumkan Gabung Golkar
Setelah beberapa kali membantah ke publik. Sahrul akhirnya tak malu-malu lagi mengumumkan dirinya bergabung dengan Partai Golkar. Ia pun menyatakan resmi berpisah dengan Partai NasDem yang mengusungnya pada Pilkada 2020 untuk bergabung dengan Partai Golkar.
"Berkaitan dengan ramainya berita baik dalam media sosial maupun media pribadi yang beredar berkaitan atas bergabungnya saya di Partai Golkar, maka dengan ini saya sampaikan bahwa hal tersebut benar adanya," kata Sahrul dalam rilis yang diterima detikJabar, Kamis (17/3/2022).
Ucap Salam Perpisahan dengan NasDem
Dalam kesempatan tersebut, Sahrul Gunawan mengucapkan perpisahan kepada Partai NasDem yang telah mengusungnya di Pilkada Kabupaten Bandung 2020. Ia mengucapkan terima kasih kepada partai besutan Surya Paloh tersebut.
"Setelah saya beristikharah dan berpikir dengan matang, serta berharap ridho dan izin Allah SWT, maka dengan ini saya putuskan untuk mengundurkan dari segala bentuk keterikatan politik, kepartaian maupun sebagai kader Partai NasDem," ujar Sahrul Gunawan.
Dicueki Nasdem-Disambut Golkar
Manuver Sahrul Gunawan yang berganti baju politik pun ditanggapi beragam oleh kedua kubu partai. Bagi Partai NasDem, manuver tersebut dianggap hal biasa sementara bagi Golkar kehadiran Wabup Bandung bisa mendongkrak suara partai.
Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa menilai manuver Sahrul Gunawan merupakan hal biasa dalam dunia politik. NasDem tak mau terlalu larut dalam kondisi tersebut dan tak bisa menghalangi keputusan Sahrul Gunawan.
"Menurut saya hal biasa saja, lahir besar, sampai jadi seperti ini, hal biasa. NasDem tidak bisa menghalangi, yang jelas NasDem sudah lahirkan Sahrul Gunawan menjadi wakil bupati," kata Saan di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (18/3/2022).
Bahkan menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Jawa Barat Rajiv, Sahrul Gunawan hanya jadi beban partai. Ia memastikan Sahrul sudah bukan lagi bagian dari Partai NasDem.
"NasDem tidak pernah merasa kehilangan dengan Sahrul Gunawan, karena hadirnya dia jadi beban Partai NasDem, khususnya Kabupaten Bandung," ungkapnya.
Berbeda dengan NasDem, bagi Partai Golkar kehadiran Sahrul Gunawan diyakini bisa menggenjot suara partai di Jawa Barat. Partai Golkar, diketahui belum masuk tiga besar partai politik dengan raihan suara tertinggi di Jabar.
"Tentu dengan bergabungnya Kang Sahrul Gunawan di Partai Golkar, itu bisa menambah optimisme kami menambah kekuatan Partai Golkar terutama di Jawa Barat," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily kepada detikJabar, Jumat (18/3/2022).
Ace meyakini popularitas Sahrul akan membawa angin segar bagi Partai Golkar Jawa Barat. Apalagi, Sahrul adalah publik figur. Ia akan mudah dikenal masyarakat yang akan ikut mendongkrak suara Golkar di Jabar.
"Kang Sahrul bukan Cuma publik figur, beliau juga wakil bupati yang kini punya jabatan politik yang kuat di daerahnya. Kami menerima dengan tangan terbuka masuknya beliau, ini merupakan angin segar bagi Golkar Jawa Barat," ucapnya.
Berpotensi Ancam Dadang di Pilkada 2024
Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi mengatakan, manuver Sahrul bisa mengancam posisi Bupati Dadang Supriatna pada Pilkada 2024 mendatang. Kondisi ini terjadi karena Dadang dulunya merupakan politisi senior Partai Golkar namun kini pindah partai ke PKB lantaran tak mendapat restu dari Golkar.
"Saya kira Sahrul sedang bermain politik yah, karena kita tahu bahwa Dadang Supriatna itu kan mantan kader Golkar. Dadang kemudian maju sebagai orang yang melawan entitas Partai Golkar, sekarang karena ada Sahrul maka posisi Dadang bakal terancam," tutur Muradi, Jumat (18/3/2022).
Jika Golkar memasang Sahrul sebagai calon bupati, kondisi itu tentunya menjadi ancaman bagi Dadang jika ingin kembali memimpin di periode kedua.
"Posisi Golkar sekarang kan kehilangan figur sepeninggalan Dadang Naser (mantan Bupati Bandung), Golkar kemudian butuh figur lain. Ketika dia memajukan istrinya kemarin itu tidak cukup kuat, makanya kemudian masuknya Sahrul ini golkar diuntungkan. Sementara Sahrul juga diuntungkan untuk bisa melawan Dadang," ujar Muradi.
Muradi melihat duet Dadang-Sahrul tipis kemungkinan bisa diulang lagi di Pilbup Bandung 2024. Konflik keduanya yang terjadi pada tahun lalu menjadi alasan logis Dadang dan Sahrul tak mungkin lagi bisa berduet bersama.
"Selama ini kan kita paham hubungan antara Sahrul dengan Dadang Supriatna sejak pertama kali dilantik enggak baik, di sisi lain Dadang Supriatna dulunya juga merupakan kader Golkar yang pindah ke PKB. Jadi memang cerdik Sahrul ini memanfaatkannya," ucapnya.
"Terus kalau saya lihat, ada sesuatu yang ingin dimainkan oleh Sahrul di 2024. Salah satu targetnya akan melawan ke Dadang Supriatna karena dia pernah bareng-bareng. Sementara, Sahrul tidak pernah diberikan ruang memainkan perannya sebagai wakil bupati bersama Dadang, tapi masalahnya kita lihat bagaimana keputusan Golkar di 2024," tutur Muradi.
Kini, menurut Muradi, keputusannya ada di tangan Golkar. Usai mendapat amunisi baru itu, Golkar hanya tinggal memainkan kartu truf-nya agar bisa berkuasa kembali di Kabupaten Bandung pada 2024 mendatang.
"Karena kalau betul Golkar bisa memainkan kartu truf itu, maka sosok Sahrul Gunawan ini bisa menjadi saingan terutama untuk menghadapi Pilbup 2024 nanti. Tinggal kita lihat saja bagaimana keputusannya," ujar Muradi.
(ral/yum)