Sopir Angkot Geruduk Kantor Dishub Kota Sukabumi, Ini Tuntutannya

Sopir Angkot Geruduk Kantor Dishub Kota Sukabumi, Ini Tuntutannya

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 15 Mar 2022 14:41 WIB
Sopir angkot melakukan demonstrasi trayek angkot di Kota Sukabumi
Sopir angkot melakukan demonstrasi trayek angkot di Kota Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikcom)
Sukabumi -

Gelombang penolakan reaktivasi trayek angkutan kota (angkot) kembali terjadi di Kota Sukabumi. Kali ini, jumlah massa lebih banyak di mana sopir angkot jurusan Sukaraja-Sukabumi ikut turun ke jalan dan melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Dinas Perhubungan Kota Sukabumi.

Pantauan detikJabar di lokasi, mereka memarkirkan angkot di badan jalan. Terpantau arus lalu lintas ramai lancar, karena Jalan Arif Rahman Hakim sedari awal menerapkan satu arah jalan kendaraan.

Sebelum tiba di kantor Dishub, mereka lebih dulu berkumpul di depan Balai Kota Sukabumi dan konvoi ke Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Terlihat, massa membawa spanduk bertuliskan 'Hidup Kami Sudah Susah Tolong Jangan Buat Susah' yang dipajang di bagian belakang mobil angkot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mobil dengan identik plat kuning ini secara tarif dan penggunaan bisa dijangkau oleh masyarakat. Dalam aksi demonstrasinya, secara umum mereka menolak dan menuntut pemerintah untuk mencabut aturan trayek perjalanan.

Salah satu sopir angkot 01 dengan warna merah muda, Hendra Gunawan mengatakan, aturan baru mengenai trayek ini menyulitkan sopir. Pasalnya, jarak yang ditempuh lebih jauh sedangkan infrastruktur jalan belum memadai.

ADVERTISEMENT

"Mohonlah untuk rute seperti biasa lagi, dari bawah langsung ke atas lagi, jangan sampai (putar) ke Ramayana (Jalan Tipar Gede) tapi untuk jalan belum dialokasikan," kata Hendra saat ditemui detikJabar, Selasa (14/3/2022).

Bukan tanpa alasan, dia mengatakan, trayek baru itu sudah dicoba oleh para sopir angkot pada Senin (14/3) kemarin. Hasilnya, kemacetan tak terhindari karena ada empat jalur angkot yang menggunakan jalan tersebut.

Akhirnya, kondisi itu berimbas pada penurunan pendapatan harian. "Pendapatan berkurang karena kemacetan. Oleh Dishub itu kan harus ke bawah muter ke Ramayana sedangkan jalannya masih kecil, sebelumnya tinggal balik lagi ke atas dan jalannya enak," ujarnya.

Selain menuntut tak ada perubahan trayek perjalanan, para sopir itu juga menuntut agar Dishub menindak tegas pungli dalam bentuk penjual paksa. Dia juga meminta agar tidak ada sikap arogan dari anggota Dishub yang memaksa sopir angkot narik penumpang.

"Tuntutannya mah untuk anggota Dishub jangan terlalu arogan kepada sopir angkutan umum terutama plat kuning. (Lalu) kalau bisa sekalian penjual paksa itu harus dibuang bukan dikurangi lagi," pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan sopir, Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) dan Dishub tengah melakukan dialog di lantai atas kantor Dinas Perhubungan Kota Sukabumi.




(yum/bbn)


Hide Ads