Dosen SBM-Rektor ITB Sepakat Bernegosiasi Usai Konflik

Dosen SBM-Rektor ITB Sepakat Bernegosiasi Usai Konflik

Sudirman Wamad - detikJabar
Senin, 14 Mar 2022 14:58 WIB
Pihak Rektorat ITB dan Dosen SBM
Forum Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB menjelaskan soal hasil kesepakatan negosiasi dengan rektorat ITB. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Konflik antara Forum Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) dan Rektor ITB Reini Djuhraeni Wirahadikusumah memasuki babak baru. Kedua pihak sepakat bernegosiasi untuk menyusun aturan anyar.

Guru Besar SBM ITB Jan Hidajat mengatakan pertemuan dengan pihak rektorat ITB menghasilkan lima kesepakatan. "Kesepakatan pertama adalah perlunya menyusun peraturan pelaksanaan melalui proses negosiasi, yang mengacu pada SK Rektor Nomor 203 Tahun 2003 tentang pendirian SBM ITB," kata Jan Hidajat kepada awak media saat jumpa pers, Senin (14/3/2022).

Jan Hidajat menjelaskan rektorat ITB dan SBM sepakat membentuk tim khusus untuk menyusun pelaksanaan peraturan. Tim tersebut terdiri dari perwakilan rektorat ITB, SBM, forum orang tua mahasiswa SBM, dan ikatan alumni ITB sebagai penengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Negosiasi berangkat dari nota pendirian (SBM). Nanti dibahas mana saja yang masuk otonomi swakelola dan swadana. Dan, mana saja yang menjadi kewenangan rektor," ujar Jan Hidajat.

Jan Hidajat mengaku dalam waktu dekat akan menunjuk perwakilan untuk masuk dalam tim khusus tersebut. Rektorat dan SBM sepakat, pelaksanaan negosiasi itu selesai pada Mei 2022.

ADVERTISEMENT

"Selama proses ini akan berlaku status quo dengan mengacu pada pemberlakuan aturan lama," ucap Jan Hidajat yang juga merupakan pendiri SBM ITB.

Jan Hidajat menjelaskan selama proses negosiasi peraturan Rektor Nomor 1162/IT1.A/PER/2021 tak diberlakukan. Aturan tersebut merupakan pemicu terjadinya konflik.

Selain itu, Jan Hidajat mengatakan, pihaknya memutuskan untuk segera kembali melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) setelah disepakatinya poin-poin tadi. Jan Hidajat berharap negosiasi tersebut menemukan kesepakatan.

"Swakelola diberikan apa enggak. Ini tergantung negosiasi banyak tidaknya porsi swakelola. Nanti ada kesepakatan baru," tutur dia menegaskan.

Jan Hidajat optimistis pada Mei 2022 nanti lahir kesepakatan anyar. Negosiasi ada langkah nyata yang harus ditempuh demi kebaikan bersama.

"Roh kami itu kemandirian. Kalau diambil (kemandirian pengelolaan) kami mati," ucap Jan Hidajat.

Ancam Mogok Jika Ditolak

Sementara itu, Ketua Dewan Sekolah SBM Prof Kuntoro Mangkusubroto pertemuan dengan pihak rektorat ITB Berjalan selama dua jam setengah. Awalnya, dalam pertemuan itu tak menemui kesepakatan untuk negosiasi.

Kuntoro menjelaskan sikap rektorat ITB melunak setelah pertemuan selesai. Dalam perbincangan usai pertemuan, suasana mulai mencair.

"Tetapi begitu Pak Yan (Jan Hidajat) menyebutkan kata mogok kalau ditolak (tuntutan SBM). Justru mereka sadar bahwa ini serius," ujar Kuntoro.

Kuntoro mengatakan akhirnya rektorat sepakat agar adanya negosiasi. Ia menjelaskan kesepakatan untuk negosiasi ini tercipta setelah pertemuan selesai.

"Mudah mudahan ada teman teman yang mencatatnya. Ini yang menjadi pokok. Follow up pertemuan tadi adalah besok," katanya.

Dia menegaskan jika tak ada kesepakatan saat proses negosiasi hingga Mei 2022, maka SBM kembali melakukan aksi mogok mengajar. "Mudah-mudahan ada kesepakatan. Kalau tidak ada, kita ke posisi semula. Kita mogok," ucap Kuntoro.

Sekadar diketahui, konflik antara Rektor ITB dan dosen SBM itu bermula karena adanya aturan rektor Nomor 1162/IT1.A/PER/2021. Aturan tersebut menguatkan pencabutan swakelola dan swadana SBM ITB. Namun, pihak SBM menolak adanya aturan tersebut.

Buntut konflik tersebut mahasiswa diminta belajar mandiri mulai Selasa 8 Maret 2022. "Forum Dosen SBM ITB menyatakan tidak beroperasi seperti biasanya mulai Selasa, 8 Maret 2022. Proses belajar mengajar tidak dilaksanakan secara luring maupun daring, namun mahasiswa diminta untuk belajar mandiri," ujar perwakilan Forum Dosen SBM ITB Achmad Ghazali pada Rabu (9/3).

(sud/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads