Desakan Pusat Minta Konflik SBM-Rektor ITB Segera Tuntas!

Desakan Pusat Minta Konflik SBM-Rektor ITB Segera Tuntas!

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 12 Mar 2022 09:31 WIB
Spanduk SBM ITB tak menerima mahasiswa baru lagi
Foto: Wisma Putra/detikJabar
Bandung -

Desakan agar konflik antara dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) dan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah segera dituntaskan datang dari pusat. Pasalnya, konflik ini berimbas pada layanan pendidikan bagi mahasiswa yang bernaung di dalamnya.

Kemendikbudristek memastikan pihaknya terus memantau konflik tersebut berkoordinasi dengan majelis wali amanat (MWA).

"Kami terus berkoordinasi dengan MWA sejak tahun lalu," kata Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam dikutip dari detikNews, Jumat (11/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jauh, Nizam menyayangkan kasus itu berdampak kepada mahasiswa. Dia meminta pimpinan ITB untuk memastikan aktivitas akademik terus berjalan.

"Kami sangat menyayangkan mahasiswa sampai di korban. Saya sudah minta pimpinan ITB untuk segera menyelesaikan konflik SBM ITB dan memastikan mahasiswa tidak menjadi korban. Pimpinan ITB menjamin bahwa kegiatan akademik serta penerimaan mahasiswa baru akan tetap berjalan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, konflik Dosen SMB dengan rektor ITB itu terkait dengan pencabutan swakelola. Orang tua mahasiswa pun merasa dirugikan atas konflik tersebut.

Baca selengkapnya di sini

Suara DPR RI Minta Konflik Dituntaskan

Komisi X DPR RI turut buka suara terkait konflik dosen SBM dan rektor ITB ini. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda awalnya menduga ITB bisa mengatasi masalah internalnya. Namun, katanya, konflik antara dosen SBM dengan Rektor ITB tak kunjung tuntas hingga akhirnya menjadi diketahui masyarakat umum.

"Saya menyayangkan terjadi berlarut-larutnya konflik ini, saya membayangkan selevel ITB saya kira bisa lebih mengambil jalan win-win solution dan tidak ter-publish begini," kata Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dikutip dari detikNews, Kamis (10/3/2022).

Huda menilai konflik ini harusnya bisa dituntaskan secara internal. Namun, dia menyebut penuntasan konflik tersebut masih menemui jalan buntu.

"Saya sejak awal mendorong pihak rektor dan pihak forum dosen untuk membahas ini dalam satu meja dengan kepala dingin, walaupun saya lihat menemui jalan buntu ya, karena beberapa kali," ujarnya.

Huda menjelaskan ITB merupakan perguruan tinggi berbadan hukum yang artinya harus mandiri menuntaskan masalah internalnya. Dia menyebut Mendikbudristek Nadiem Makarim selaku Majelis Wali Amanat (MWA) ITB juga turun tangan sebagai mediator.

"Oleh karena itu, ketimbang mengundang pihak eksternal, saya kira lebih baik diselesaikan dituntaskan di internal ITB sendiri. Posisi Mas Nadiem setahu saya termasuk (MWA), saya kira tak ada salahnya, terlebih kalau Kemdikbud bisa mengambil peran mediator sekaligus fasilitator," ucapnya.

Dia mengatakan Komisi X DPR bakal mengundang dua pihak yang berkonflik dalam rapat dengar pendapat (RDP) pekan depan. Dia menyebut Komisi X siap untuk menjadi moderator agar masalah yang terjadi segera tuntas.

"Kalau perlu, mungkin dengan berbagai pertimbangan, bisa mengundang kedua belah pihak untuk rapat dengan pendapat umum dengan DPR, nggak ada salahnya, minggu depan kita undang," sebut Huda.

Baca selengkapnya di sini

Sikap Orang Tua Mahasiswa SBM ITB

Pasalnya, konflik itu membuat Forum Dosen SBM ITB memutuskan tidak mengajar dan meminta mahasiswa belajar mandiri mulai 8 Maret 2022 kemarin.

"Terkait mogok beroperasi, kami prihatin dengan sikap dosen yang mogok mengajar," kata Ali Nurdin, perwakilan Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB saat memberikan keterangan pers.

Bahkan, dengan dimintanya mahasiswa untuk belajar mandiri, menurutnya memunculkan wacana baru. Sejumlah orang tua berencana memindahkan anak-anaknya dari SBM ITB.

"Ada beberapa di grup Whatsapp dimana orang tua yang mengeluarkan wacana tersebut," ungkapnya.

Ali sendiri mengaku belum berencana memindahkan anaknya dari SBM ITB ke kampus lain. Namun, ia khawatir jika konflik tersebut berkepanjangan, akan berdampak pada nasib pendidikan mahasiswa.

Ia juga berharap masalah antara Forum Dosen SBM dengan Rektor ITB bisa segera terselesaikan agar mahasiswa mendapatkan haknya, yaitu pembelajaran yang maksimal.

"Jika berkepanjangan, tentunya khawatir juga akan kelanjutan nasib pendidikan anak saya di SBM. Jika ternyata berlarut larut dan tidak ada solusinya, ya, saya harus mencari jalan keluar," ucap Ali.




(yum/bbn)


Hide Ads