Dari pantauan detikjabar di lapangan, antrean kendaraan dari arah Sumedang menuju Cirebon semakin panjang dari yang semula sekitar 4 kilometer menjadi sekitar 8 kilometer.
Buntut antrean dari arah Sumedang menuju Cirebon terpantau dari yang semula mulai dari kawasan Desa Padanaan menjadi semakin panjang atau mulai dari Pengkolan Asem, Desa Pasirreungit, Kecamatan Paseh sampai ke titik amblasan jalan di kawasan Cireki, Kecamatan Tomo.
Antrean pun diperparah dengan banyaknya kendaraan yang memaksakan dengan menyerobot ke jalur kanan di sekitaran kawasan Cireki.
Akibatnya, kendaraan yang melaju dari arah Cirebon pun menjadi terhambat lantaran terhimpit oleh dua arus kendaraan disisi kiri dan kanan atau dari yang semula dua jalur menjadi tiga jalur kendaraan.
Salah seorang sopir truk, Sadeli (50) mengaku telah terjebak kemacetan selama 4 jam.
"Tadi mah macet mulai dirasakan selepas Tanjakan Nyalindung, tahu kalau sekarang mulai macetnya dari mana," ungkapnya kepada detikjabar disela kemacetan arus lalu lintas, Sabtu (12/3/2022) dini hari.
Ia pun mengaku baru pertama kali merasakan kemacetan parah di jalur kawasan Tomo. Ia sendiri rencananya hendak menuju Cirebon yang sebelumnya dari Sumedang.
"Baru pertama kali ngerasain macet parah seperti ini di kawasan Tomo," ujarnya.
Berita sebelumnya, Antrean kendaraan dengan panjang sekitar 4 kilometer terjadi dari kedua arah di Jalan Raya Sumedang - Cirebon atau tepatnya di seputaran Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jumat (11/3/2022) malam.
Kemacetan terjadi, karena ada jalan ambles di kawasan Dusun Cireki, Desa Bugel, Kecamatan Tomo yang terjadi kembali pada Selasa 8 Maret 2022. Kawasan tersebut memang kawasan rawan ambles, sebab kejadian serupa juga terjadi beberapa bulan sebelumnya.
Anggota Lantas Polsek Tomo, Aipda O. Suhardan mengatakan, antrean kendaraan terjadi lantaran kondisi jalan di lokasi amblasan cukup parah setelah di guyur hujan deras. Sehingga, kendaraan yang melintas tidak memungkinkan dapat dilalui oleh dua jalur kendaraan.
"Setelah diguyur hujan, jalan di lokasi amblasan saat ini cukup licin dan terjal jadi hanya bisa dilalui oleh satu jalur kendaraan saja," ungkapnya.
Melihat kondisi itu, lanjut dia, pihaknya pun akhirnya terpaksa melakukan sistem buka tutup di lokasi amblasan.
"Buka tutup satu jalur kendaraan diberlakukan setiap 10 menit sekali baik dari arah Sumedang menuju Cirebon atau pun sebaliknya," terangnya.
Ia pun mengimbau untuk menghindari antrean yang semakin parah, para pengendara diharapkan dapat mengambil jalur alternatif baik itu dari arah Sumedang menuju Cirebon atau pun seballiknya.
"Jalur alternatif dari arah Cirebon menuju Sumedang atau Bandung bisa melalui arah Cikamurang atau jalur Jatigede," terangnya.
(yum/tey)