Dasep (49) dan Juju (40) pasangan suami-istri warga Desa Sinargalih, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta harus menanggung beban kehidupan yang cukup berat.
Pasalnya, Dasep yang dikarunia 12 anak itu, sebelumnya bekerja menjadi buruh bangunan, kini ia tidak bisa beraktifitas lagi. Dia mengalami stroke pada kakinya.
"Saya udah enggak kuat bekerja, kaki saya sakit, sekari hanya diam diri di rumah," ujar Dasep ditemui dirumahnya bersama anak-anaknya, Rabu (09/03/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak adanya penghasilan membuat Dasep dan keluarga hanya mengandalkan belas kasih tetangga. Sedangkan kebutuhan makan saja perlu enam liter beras untuk tiga kali makan.
![]() |
Ia bersama sang istri harus bertahan hidup bersama 12 anak-anaknya yang mayoritas masih kecil. Mereka kini tinggal di rumah panggung sederhana yang sudah tampak rusak.
Anak paling kecil dari pasutri ini berusia 4 bulan, sedangkan anak paling besar berusia 23 tahun dan sudah menikah. Ke-12 anaknya hanya berselisih usia 1-3 tahun, yang mayoritas masih di bawah usia 17 tahun.
"Saya sudah pernah KB, tapi sepertinya tidak cocok. KB ya KB, hamil ya hamil aja," keluhnya.
![]() |
Sejak Dasep mengira tidak cocok dengan KB, ia tidak pernah KB lagi dan kini dikaruniai 12 anak. Juju sang istri tidak mampu berbuat banyak. Ia disibukkan mengasuh dan mengurus anak-anak. Jangankan hidup mewah, untuk bertahan hidup saja ia hanya bisa pasrah.
Dari 12 anaknya, hanya anak pertama dan kedua yang berhasil lulus sekolah tingkat SMP. Sedangkan adiknya ada yang lulus SD dan ada yang tidak tamat SD. Kondisi ini dikarena tidak adanya biaya untuk sekolah.
"Ya, inginnya terjangkau terlihat pemerintah, (ada) bantuan dari pemerintah walaupun sedikit. Saya ingin membesarkan anak sampai usia dewasa sekolah," ucap Juju sambil meneteskan air mata.
(ors/bbn)