Belati raksasa yang menancap di puncak Gunung Manik, Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kerap mengundang pertanyaan dari pengendara yang melintas jalan raya Bandung-Cianjur.
Namun, rupanya keberadaan belati tersebut jauh dari hal mistis yang dibayangkan. Walaupun belati itu terlihat pada tahun 2004, tetapi keberadaan benda sepanjang tiga meter itu tak ada kaitannya dengan tsunami yang terjadi di Aceh.
Sebenarnya, belati itu dibangun oleh Zeni Pusdikpassus (sekarang Pusdiklatpassus). Sedangkan, tebing 48 Citatah yang merupakan dinding dari Gunung Manik merupakan salah satu area latihan panjat tebing militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
DetikJabar pun pernah melihat lebih dekat lokasi belati raksasa itu. Sebenarnya, belati tersebut tak benar-benar tertancap, tetapi berdiri pada semen coran yang menopang fondasinya. Lebih tepat jika dikatakan monumen yang menyerupai belati.
Dari atas sini kita bisa melihat panorama karst Citatah yang megah dengan bebatuan purba yang kokoh. Sementara di bagian belakang batu, terdapat rimbun pepohonan yang masih dihuni oleh kawanan monyet liar. Dikabarkan di area tersebut juga terdapat makam yang dikeramatkan oleh warga.
Meski sering digunakan sebagai sarana latihan militer, masyarakat umum pun bisa memanfaatkan Tebing 48 sebagai area panjat tebing. Tak jarang, banyak komunitas atau instansi yang sering menggelar acara di sana.
![]() |
Lokasi tebing Citatah 48 ini terletak di jalan raya Cianjur-Bandung, dan terlihat dari jalan utama. Bila menggunakan transportasi umum dari Padalarang, naiklah angkot jurusan Padalarang-Rajamandala.
Sedangkan, bila berasal dari arah Cianjur, bisa menggunakan bus jurusan Bandung-Sukabumi.
(yum/bbn)