Kisah Pekerja Migran Sukabumi Minum Air Keran di Arab

Kisah Pekerja Migran Sukabumi Minum Air Keran di Arab

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 06 Mar 2022 10:43 WIB
Pekerja imigran asal Sukabumi akhirnya dipulangkan.
Pekerja imigran asal Sukabumi akhirnya dipulangkan. (Foto: Syahdan Alamsyah)
Jakarta -

Rika Oktaviani (24) setengah berlari menghampiri orang tua, kakak dan dua anaknya tidak lama setelah turun dari kendaraan yang ditumpanginya bersama personel Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi.

Rika adalah korban perdagangan orang atau human trafficking yang berhasil dipulangkan ke tanah air dari Arab Saudi.

Perempuan asal Kampung Kuta, Desa Babakanpari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi itu bisa pulang setelah sempat menjalani masa karantina di Jakarta. Rika berhasil dipulangkqn setelah pihak keluarga melaporkan peristiwa yang menimpanya ke polisi. Kepada awak media, orang tua tunggal dari dua anak itupun menceritakan kisahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makan itu sehari satu kali, sama mie instan yang di remas pokoknya makan jarang kalau minum air keran, susah banget untuk kebutuhan makan juga di sana itu," kata Rika didampingi keluarga dan Kapolres Sukabumi AKBP Dedy Darmawansyah kepada awak media, Minggu (6/3/2022) sekitar pukul 00.30 WIB.

Rika yang berangkat melalui jalur tak resmi sebagai pekerja migran di Arab Saudi itu mengaku selalu berharap bisa dipulangkan, berbagai upaya dia lakukan salah satunya mengirim video saat masih berada di penampungan sampai meminta pihak keluarga untuk membuat laporan ke polisi.

ADVERTISEMENT

"Harapan setiap hari itu ingin pulang cepat ke Indonesia, kumpul lagi dengan keluarga. Karena kondisi saya di sini tidak sesuai dengan iming-iming sponsor atau pihak yang menjanjikan pekerjaan layak di sana," ujar Rika, suaranya sedikit tercekat karena menahan tangis.

Kepulangan Rika terlihat dramatis, ia langsung memeluk ibu dan kakaknya yang sejak lepas Magrib menunggunya di Mapolres Sukabumi. Pelukan erat Rika juga diarahkan kepada kedua putranya, isak tangispun pecah. Rasa haru menyelimuti sejumlah orang yang menunggu kepulangan perempuan itu

"Awalnya kan emang mau ke Saudi mau jadi babbysitter bukan jadi ART atau petugas kebersihan ternyata di sana itu kerjanya petugas kebersihan bahkan over time, dari jam 08.00 WIB sampai jam 00.00 WIB. Itu di beberapa rumah dengan waktu lima jam-lima jam satu rumah," keluhnya.

Meski begitu Rika mengaku tidak mendapat kekerasan fisik selama di Arab Saudi, hanya ia mengaku kerap kesulitan ketika ada keperluan keluar dari Asrama. Selama di Arab Saudi, Rika memang ditempatkan di asrama khusus pekerja kebersihan.

"Di sana itu selama dua bulan, kekerasan fisik alhamdulillah tidak ada cuma susah banget untuk berobat, kemarin sempat sampai jatuh engga ada yang peduli mau berobat juga susah. Di sana tinggal di asrama, banyak teman senasib juga," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Rika Oktaviani (24), perempuan asal Kampung Kuta, Desa Babakanpari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi diduga menjadi korban perdagangan orang atau human trafficking. Keluarga sudah mengadukan persoalan ini ke polisi.

Melasari (28), kakak kandung korban mengatakan pihak keluarga sejauh ini tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Dari sang Adik, Mela mendapatkan setiap perkembangan dan kondisinya di Arab Saudi.

"Saya menduga Rika jadi korban trafficking, dia diberangkatkan oleh sponsor inisisal RS. Kalau perusahaannya yang saya tahu PT Panca Banyu Ajisakti. Adik saya pergi dari rumah tanggal 28 Desember 2021, berangkat ke Saudi 3 Januari 2022," kata Mela kepada detikcom, Minggu (13/2) silam.




(tey/tey)


Hide Ads