Kasus Corona Masih Tinggi, BOR RS Kota Cimahi Mendekati 80 Persen

Kasus Corona Masih Tinggi, BOR RS Kota Cimahi Mendekati 80 Persen

Muhammad Iqbal - detikJabar
Rabu, 23 Feb 2022 15:14 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Cimahi -

Kasus penularan COVID-19 di Kota Cimahi belum menunjukkan penurunan. Kondisi itu berimbas kepada meningkatnya keterisian kamar tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah rumah sakit rujukan Corona.

Seperti dikutip dari covid19.cimahikota.go.id, kasus aktif per tanggal 23 Februari mencapai 837 kasus. Angka tersebut terus naik dari pekan lalu yang hanya berjumlah 433 kasus aktif.

"Untuk kasus harian di Kota Cimahi, kasus meningkat terus, penambahan kasus kemarin saja ada kurang lebih 27 kasus," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cimahi Mohammad Dwihadi Isnalini di Pemkot Cimahi, Rabu (23/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, angka BOR sudah mencapai 77,54 persen dari total enam rumah sakit. Rumah sakit tersebut di antaranya, RSUD Cibabat, RS Dustira, RS Baros, RS Mitra Kasih, RS Kasih Bunda, RS Mitra Anugerah Lestari dan RS Baros.

"Untuk bor-nya kita sudah di angka 77,54 persen dari 414 tempat tidur," ucap Dwihadi.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan pasien yang dirawat didominasi oleh warga luar Kota Cimahi. Sementara warga Kota Cimahi yang dirawat di rumah sakit hanya berjumlah 114 orang.

Untuk gejalanya sendiri, lanjut dia, ada sebanyak 17 orang mengalami gejala berat. Sisanya mengalami gejala sedang dan ringan sekitar 249 kasus.

"Tingkat keterisian untuk kota Cimahi ada sekitar 114, luar kota Cimahi ada 207 total 321 bed yang terisi," ucapnya.

Sejauh ini, pihaknya dapat memastikan cepatnya penularan kasus COVID di Cimahi merupakan varian Omicron. Meski demikian, pihaknya hanya dapat membuktikan beberapa sampel saja.

Selain itu, kasus penularan banyak terjadi akibat transmisi lokal. Kemudian, pihaknya menemukan banyak kasus penularan di lingkungan keluarga atau kluster keluarga.

"Sekarang transmisi lokal itu paling tinggi. Jadi faktor keluarga. Penularannya kebanyakan dari rumah, bukan lingkungan kerja," ungkapnya.

Sejauh ini, pihaknya belum bisa memastikan dalam beberapa hari ke depan akan terjadi penurunan. Pasalnya, mobilitas warga masih amat tinggi meskipun masuk dalam PPKM Level 3.

Pihaknya terus mendorong vaksinasi kepada masyarakat khususnya booster. Hal itu untuk menghindari meningginya kasus Corona dan menumbuhkan herd immunity di masyarakat.

"Untuk pencegahan yang dilakukan dinas kesehatan, pertama kita tetap mempercepat vaksinasi terutama booster. Kemudian imbauan pentingnya 5M," ujarnya.




(mso/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads