Data kasus COVID-19 di Jabar tertinggi di Indonesia. Atas hal tersebut, Kapolda Jabar Irjen Suntana mengingatkan warga untuk terus disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Dua hari atau tiga hari ini tingkat penyebaran COVID-19 di Jabar mencapai angka tertinggi untuk nasional, kemarin kita 14 ribu sekarang 15 ribu," ucap Suntana saat ditemui usai vaksinasi massal di kampus Universitas Maranatha, Jalan Surya Sumantri, Kota Bandung, Kamis (17/2/2022).
Dia mengatakan dari data yang dihimpun, kasus yang terjadi di Jabar mayoritas akibat varian Omicron. Menurutnya, penyebaran kasus itu cenderung lebih masif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebaran varian baru ini sangat bergantung kepada disiplin masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan," tuturnya.
Menurut Suntana, salah satu kunci menekan angka kasus COVID-19 di Jabar ini dengan disiplin prokes. Berulang-ulang, kata dia, pihak kepolisian di Jabar melakukan pemantauan langsung hingga penindakan terhadap warga yang tak disiplin prokes.
"Berulang kali saya sampaikan kepada masyarakat, untuk imbauan agar masyarakat tetap disiplin prokes, menjaga jarak, menghindari kerumunan, memakai masker dan lain sebagainya. Itu menjadi kunci utama mencegah penyebaran COVID-19 yang semakin bertambah," ujarnya.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri, untuk mencegah ini kami mohon bantuan kepada masyarakat dan stakeholder yang ada," kata Suntana menambahkan.
Selain disiplin prokes, menurut Suntana, vaksinasi juga jadi salah satu faktor yang bisa menekan angka penyebaran COVID-19. Sejauh ini, vaksinasi di Jabar sudah mencapai 80 persen.
"Kami minta masyarakat segera mendatangi sentra-sentra vaksinasi bagi yang belum melaksanakan vaksinasi pertama dan vaksinasi kedua. Bagi yang sudah keduanya, maka ikuti vaksinasi ketiga," ujar Suntana.
Data Jabar Tertinggi
Sekadar diketahui, berbeda dari sebelum-sebelumnya, Jabar kini makin sering mendominasi jumlah kasus aktif maupun konfirmasi positif COVID-19. DKI diperkirakan telah melewati puncak gelombang Omicron.
Pada Rabu (16/2/2022), Jabar menyumbang 15.196 dari rekor 64.718 kasus konfirmasi positif di Indonesia. DKI ada di urutan kedua dengan 12.388 kasus.
Sementara itu, dari 445.190 kasus aktif yang tercatat, Jawa Barat memberikan kontribusi yang paling besar dengan 143.774 kasus. DKI Jakarta lagi-lagi ada di urutan kedua dengan 91.396 kasus, disusul Banten dengan 64.657 kasus.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pernyataannya menyebut episentrum atau pusat pandemi COVID-19 saat ini bergeser dari DKI ke Jawa Barat. Berikutnya, akan bergeser lagi ke luar Jawa.
"Sekarang episentrumnya di Jakarta bergeser ke Jawa Barat, dan tentu dalam alam 2-3 minggu ke depan, bisa keluar Jawa," kata Airlangga, pada jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (16/2).
(dir/bbn)