Asal-usul Kabupaten Garut: Dari Limbangan-Goresan Tanaman Berduri

JabarPedia

Asal-usul Kabupaten Garut: Dari Limbangan-Goresan Tanaman Berduri

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 16 Feb 2022 19:00 WIB
Dengan perawakan tegap, terkesan berwibawa, serta tanduk besar dan kokoh merupakan ciri domba asli Garut, Jawa Barat. Harga domba aduan biasanya mencapai puluhan juta rupiah. Selain untuk aduan domba-domba ini juga mengukuti berbagai kontes, Selasa (3/4/11). File/detikFoto.
Domba Garut merupakan salah satu ikon dari daerah yang dijuluki Kota Intan tersebut (Foto: Dikhy Sasra)
Garut -

Tepat hari ini, 209 tahun yang lalu, Kabupaten Garut yang berada di Jawa Barat lahir. Lahirnya Garut tak bisa dipisahkan dari adanya sebuah Kabupaten bernama Limbangan.

Sejarah itu tercipta usai dibubarkannya Kabupaten Limbangan pada tahun 1811. Saat itu, Belanda lewat Daendels membubarkan Limbangan lantaran menurunnya produksi kopi.

Dikutip dari laman resmi Pemkab Garut, garutkab.co.id, 2 tahun kemudian, tepatnya pada 1813, Letnan Gubernur Belanda di Indonesia Raffles mengeluarkan surat keputusan untuk membentuk kembali Kabupaten Limbangan dengan ibu kota di wilayah Suci, masuk Kecamatan Karangpawitan saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Bupati Limbangan Raden Adipati Aria (RAA) Adiwijaya kemudian membentuk panitia untuk mencari tempat yang cocok bagi ibu kota kabupaten. Mereka menemukan tempat yang cocok di kawasan Suci bagian barat.

Selain tanahnya subur, para panitia kala itu menetapkan tempat tersebut jadi ibu kota karena memiliki mata air yang langsung mengalir dari Sungai Cimanuk. Selain itu, tempat tersebut juga dikelilingi gunung, seperti Gunung Cikuray, Papandayan hingga Gunung Guntur.

ADVERTISEMENT
Gunung GunturGunung Guntur Foto: (Hakim Ghani/detikcom)

Kemudian saat itu panitia mulai menata tempat. Saat mereka menemukan sebuah mata air berupa telaga kecil yang tertutup semak belukar, seorang panitia 'kakarut' atau tergores tanaman berduri.

Seorang Belanda yang saat itu ikut dalam rombongan kemudian bertanya pada panitia tersebut perihal tangannya. Namun, dia tidak fasih dalam melafalkan 'kakarut' menjadi 'gagarut'.

Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia kemudian menamai tanaman berduri itu dengan sebutan 'Ki Garut'. Sedangkan sumber mata air yang ditemukan dinamai 'Ci Garut', dan daerah itu dinamai Garut.

Tempat tersebut berada di sekitaran Sumbersari, saat ini. Mata air yang ditemukan kini ditempati oleh bangunan SMP Negeri 4 Garut. Nama Garut tersebut, kala itu kemudian disetujui Bupati RAA Adiwijaya untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Limbangan.

Mulai 7 Mei 1813, berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal, nama Kabupaten Limbangan kemudian diganti menjadi Kabupaten Garut dengan ibu kota Garut mulai 1 Juli 1813.

Di bawah pimpinan Bupati RAA Wiratanudatar, Kota Garut saat itu meliputi tiga desa yakni Kota Kulon, Kota Wetan dan Margawati. Sementara Kabupaten Garut meliputi distrik-distrik Garut, Bayongbong, Cibatu Leles, Tarogong, Balubur Limbangan, Cikajang, Bungbulang dan Pameungpeuk.

15 September 1813, kemudian dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan sarana dan prasarana ibu kota seperti pendopo, alun-alun hingga masjid agung.

Di antara bangunan alun-alun dan pendopo, terdapat sebuah bangunan ikonik bernama Babancong, yang dahulu hingga kini dijadikan tempat pejabat menyampaikan pidato.

Kemudian, pada 14 Agustus 1925, Kabupaten Garut disahkan menjadi daerah pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom). Saat itu Bupati Garut bernama Adipati Suria Karta Legawa.

Sejak 209 berdiri, Kabupaten Garut diketahui sudah dipimpin 26 bupati. Mulai dari RAA Adiwijaya, RAA Seoria Kartalegawa, Momon Gandasasmita, Aceng Fikri hingga Rudy Gunawan.

Bupati Garut Rudy GunawanBupati Garut Rudy Gunawan Foto: Pemkab Garut

Teka-teki hari jadi Garut sendiri sempat menjadi perbincangan hangat beberapa waktu lalu. Banyak orang yang berasumsi terkait perbedaan tanggal tepat berdirinya kota yang terkenal dengan dodol dan dombanya ini.

Namun, dalam Perda Kabupaten Garut No. 30 Tahun 2011 tentang Hari Jadi Garut, dinyatakan bahwa Hari Jadi Garut diperingati lebih tepat pada tanggal 16 Februari.

Sejak saat itu, perayaan Hari Jadi Garut diperingati tiap 16 Februari setiap tahunnya. Tahun ini, hari jadi Garut diperingati sederhana lantaran merebaknya kembali kasus COVID-19.

Perayaan hari jadi Garut tahun ini hanya diperingati dengan upacara bendera di Lapangan Otista atau alun-alun Garut, rapat paripurna di gedung DPRD. Hingga ziarah makam para pendiri Garut.

"Mohon maaf, untuk sementara ditunda dulu," ucap Bupati Rudy Gunawan saat ditanya mengenai perayaan hari jadi Garut.




(yum/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads