Siti Khadijah RA dikenal sebagai sosok istri yang penuh cinta dan selalu mendukung Nabi Muhammad SAW, terutama saat Nabi dilanda kekhawatiran besar. Ketika wahyu pertama turun, Nabi Muhammad SAW mengalami kegelisahan yang mendalam dan merasa gentar atas pengalaman spiritual tersebut.
Di tengah situasi inilah, Siti Khadijah RA hadir dengan penuh kasih sayang, menenangkan hati suaminya dengan kata-kata yang penuh keyakinan dan dukungan. Melalui kelembutan dan kebijaksanaannya, Khadijah RA membuktikan bahwa ia bukan hanya istri, tetapi juga sahabat sejati.
Sosok Siti Khadijah Istri Rasulullah SAW
Siti Khadijah RA adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW. Beliau menikahi Nabi ketika berusia 40 tahun, sedangkan Nabi Muhammad SAW saat itu berusia 25 tahun. Sebelumnya, Khadijah RA sudah pernah menikah dua kali, yaitu dengan suami pertama yang bernama Aby Halah al-Tamimy dan suami kedua bernama Oteaq Almakzomy seperti yang diungkapkan Rizem Aizid dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Kedua suaminya tersebut meninggal dunia, sehingga menjadikan Khadijah RA sebagai seorang janda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 15 tahun sejak pernikahannya dengan Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah RA menyaksikan momen penting dalam hidup Rasulullah SAW. Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Siti Khadijah RA mendampingi beliau di masa-masa awal kenabian dengan penuh cinta dan pengorbanan. Khadijah RA wafat pada 621 Masehi--sumber lain menyebut 619 Masehi--yang bertepatan dengan tahun peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah SAW, dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi Nabi.
Begitu besar rasa cinta Nabi Muhammad SAW kepada Khadijah RA, sehingga selama Khadijah RA hidup, beliau tidak menikah dengan wanita lain. Baru setelah kepergian Khadijah RA, Rasulullah SAW memutuskan untuk menikah lagi. Khadijah RA tidak hanya berperan sebagai istri, tetapi juga sebagai pendukung yang setia di masa-masa sulit, yang selalu menguatkan hati Rasulullah SAW dengan kasih dan keikhlasan.
Kesetiaan Siti Khadijah kepada Suaminya
Kesetiaan Siti Khadijah RA kepada Rasulullah SAW adalah salah satu contoh cinta dan pengabdian yang tulus serta tak tergoyahkan. Sebagai istri pertama Nabi, Khadijah RA selalu mendampingi dan menyokongnya dalam segala hal, baik di saat bahagia maupun sulit.
Dikutip dari buku Ajaibnya Sabar dan Doa Istri karya Ustadz Rusdianto, Siti Khadijah RA tidak pernah menunjukkan keluhan, bahkan ketika tekanan dan cobaan semakin berat dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Keikhlasannya dalam mendampingi sang suami membuat Allah SWT kagum dan mencintainya.
Selama perjalanan dakwah, Siti Khadijah RA memainkan peran besar dalam membantu Rasulullah SAW menyebarkan ajaran Islam. Setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira, Rasulullah SAW bergegas pulang dalam kondisi cemas dan tubuhnya gemetar.
Menyadari ketakutan yang dirasakan sang suami, Khadijah RA langsung menyambutnya dengan penuh ketenangan, menenangkan hatinya dan memberikan keyakinan dengan berkata, "Bergembiralah, wahai Suamiku. Allah tidak akan membiarkanmu selama-lamanya." Perkataannya yang lembut dan menenangkan ini membawa kedamaian di hati Nabi SAW yang saat itu penuh kegelisahan.
Tidak berhenti di situ, Siti Khadijah RA juga membawa Nabi Muhammad SAW menemui Waraqah bin Naufal, sepupunya yang dikenal sebagai ahli kitab dan memiliki pengetahuan mendalam tentang agama samawi.
Siti Khadijah RA tidak hanya mendukung Nabi SAW secara emosional, tetapi juga mengorbankan hartanya demi keberlangsungan dakwah Islam. Kedermawanan Khadijah RA begitu besar hingga Nabi Muhammad SAW sendiri mengakui dalam sebuah pujiannya, "Siti Khadijah beriman kepadaku saat orang-orang mengingkariku. Ia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. Dan ia memberikan hartanya untukku saat tidak ada yang peduli."
Khadijah RA selalu menjadi sosok yang dapat diandalkan dan menjadi "air kesejukan" bagi Rasulullah SAW di setiap masa sulit. Dengan kesetiaan yang tak pernah luntur, Khadijah RA setia berada di sisi Nabi SAW hingga akhir hayatnya. Kesetiaannya tidak hanya ucapan, tetapi diwujudkan dalam setiap tindakan, mulai dari memberikan dukungan emosional hingga pengorbanan materi.
Siti Khadijah RA tidak pernah menunjukkan rasa penyesalan atau keraguan sedikit pun dalam mengorbankan dirinya untuk Islam. Ia tetap tegar, tulus, dan penuh cinta, yang membuat Rasulullah SAW menghormatinya seumur hidupnya.
Siti Khadijah RA tidak hanya dicintai oleh Nabi SAW sebagai seorang istri, tetapi juga dihormati sebagai sosok yang berjasa besar dalam awal perjalanan dakwah Islam. Maka, tidak heran jika Allah SWT dan Rasulullah SAW begitu mencintai dan mengenang Siti Khadijah RA sebagai wanita istimewa dan teladan bagi seluruh umat Islam.
Keistimewaan Siti Khadijah
Siti Khadijah RA adalah wanita yang memiliki tempat istimewa di hati Nabi Muhammad SAW dan di hadapan Allah SWT. Sebagai istri yang setia, ia menjadi pendamping Nabi SAW dalam suka dan duka, memberikan dukungan penuh dalam berbagai ujian dan perjuangan yang dihadapi Rasulullah SAW.
Keteguhan dan keimanan Siti Khadijah RA tercermin dalam segala bentuk dukungannya. Ketika Nabi Muhammad SAW menghadapi situasi sulit atau merasa tertekan, Siti Khadijah RA menjadi sosok yang menenangkan beliau. Ia adalah contoh teladan seorang istri salihah yang mendampingi suami dengan cinta dan penuh keyakinan.
Keistimewaan Siti Khadijah RA juga tampak dalam penghormatan yang diberikan Allah SWT kepadanya. Dalam sebuah riwayat dari Anas RA, ketika Malaikat Jibril mendatangi Nabi yang sedang bersama Siti Khadijah RA, Jibril menyampaikan salam dari Allah SWT untuk Siti Khadijah RA.
Jibril berkata, "Sesungguhnya Allah SWT menyampaikan salam kepada Siti Khadijah." Mendengar itu, Siti Khadijah RA menjawab dengan penuh rasa syukur, "Sesungguhnya, Allah-lah As-Salaam (Maha Pemberi Kesejahteraan). Sebaliknya, kuucapkan salam kepadamu. Semoga Allah SWT melimpahkan kesejahteraan, rahmat, dan berkah-Nya kepadamu."
Salam dari Allah SWT ini menandakan betapa tinggi derajat Siti Khadijah RA di hadapan-Nya. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Siti Khadijah RA adalah salah satu dari empat wanita penghuni surga yang paling mulia. Ia merupakan wanita yang teramat istimewa dan dijamin sebagai penghuni surga, sebuah kehormatan yang hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan Allah SWT.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim