Lembah Hijr adalah sebutan untuk kawasan di bagian utara Jazirah Arab. Kawasan ini masih termasuk wilayah Madinah namun jadi tempat yang dihindari Rasulullah SAW.
Lembah Hijr dahulu merupakan tempat tinggal kaum Tsamud. Mereka mendapat azab Allah SWT karena memilih menjadi kafir. Meskipun kaum Tsamud telah binasa namun tempat tinggal mereka masih ada hingga sekarang.
Mengutip buku Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir, larangan mengunjungi lembah Hijr dijelaskan Imam Ahmad yang meriwayatkan, dari Abdush-shamad, dari Shakhar bin Juwairiyah, dari Nafi, dari Ibnu Umar, ia berkata,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika Rasulullah dan kaum muslimin dalam perjalanan menuju Tabuk, mereka lewat di sebuah pemukiman yang dahulu ditinggali oleh kaum Tsamud di Hijr, lalu saat bertemu sumur kaum muslimin segera mengambil air dari sana meski sumur itu pernah digunakan oleh kaum Tsamud untuk minum, di antara kaum muslimin ada yang menuangkan air itu ke dalam kantong-kantong air persediaan, dan ada juga yang menggunakan air itu untuk dicampur dengan biji gandum (untuk diadon menjadi roti). Namun setelah diberitahu oleh Nabi SAW untuk tidak menggunakan air itu, maka mereka segera mengosongkan kantong-kantong air dan memberikan adonan roti tadi kepada onta. Kemudian mereka berangkat lagi dan bertemu dengan sumur lain yang pernah digunakan oleh onta mukjizat Nabi Saleh untuk minum, namun sebelum berbuat banyak, Nabi SAW sudah mengajak kaum muslimin untuk pergi, dengan alasan bahwa pemukiman tersebut pernah ditinggali oleh kaum yang diazab oleh Allah, lalu beliau berkata, 'Aku khawatir jika kalian nanti mendapatkan azab yang sama dengan azab yang dijatuhkan kepada kaum itu, maka janganlah kalian memasuki perkampungan mereka'."
Dalam hadits lain juga dijelaskan larangan bagi umat Islam memasuki kawasan lembah Hijr.
Diriwayatkan dari Affan, dari Abdul Aziz bin Muslim, dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar, ia berkata, "Ketika Rasulullah berada di negeri Hijr beliau bersabda, "Janganlah kalian masuki perkampungan orang-orang yang pernah diazab itu, kecuali kalian dalam keadaan menangis. Apabila kalian tidak bisa menangis maka janganlah memasuki perkampungan mereka, aku khawatir kalian akan mengalami azab yang sama dengan mereka." (HR Ahmad)
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim melalui sejumlah sanad.
Sikap Rasulullah SAW saat Melintas Lembah Hijr
Pada riwayat lain disebutkan, "Ketika Nabi lewat di pemukiman mereka, beliau menutupi kepalanya dan mempercepat tunggangannya, lalu beliau melarang kaum muslimin untuk masuk ke perkampungan itu kecuali dalam keadaan menangis. Pada riwayat lain juga disebutkan, Apabila kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah kalian menangis, aku khawatir kalian akan mendapatkan azab yang sama dengan azab mereka."
Imam Ahmad meriwayatkan, dari Yazid bin Harun, dari Al-Mas'udi, dari Ismail bin Ausath, dari Muhammad bin Abi Kabsyah, dari ayahnya (yakni Amru bin Saad, ada juga yang mengatakan Amir bin Saad), ia berkata, "Pada saat perang Tabuk, kaum muslimin memasuki wilayah perkampungan negeri Hijr, lalu ketika Rasulullah diberitahukan mengenai hal itu beliau berseru kepada kaum muslimin, "Shalat berjamaah (sekarang juga)!" Lalu aku mencoba mendekati Nabi (agar dapat mengetahui alasan instruksi beliau yang mendadak itu). Sambil tetap memegang onta tunggangannya beliau berseru, "Janganlah kalian memasuki pemukiman suatu kaum yang pernah dimurkai oleh Allah.""
Tiba-tiba salah seorang pria berkata, "Peristiwa itu sangat menakjubkan ya Rasulullah." Lalu Nabi SAW bersabda, "Apakah kalian mau tahu apa yang lebih menakjubkan dari itu? Yaitu ketika seseorang dari bangsa kalian dapat mengabarkan apa yang telah terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Maka istiqamahlah dan tetaplah kalian (dalam Islam), karena Allah tidak memandang apapun untuk menurunkan azab kepada kalian (kecuali keislaman). Dan akan datang satu kaum nanti, mereka tidak dapat mencegah azab itu dari diri mereka."
Kaum Tsamud hidup di masa Nabi Saleh AS. Azab Allah SWT yang menimpa kaum Tsamud diabadikan dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 65-66,
Surat Hud ayat 65-66
فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا۟ فِى دَارِكُمْ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَٰلِحًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْىِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ
Artinya: Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan. Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa."
Wallahu a'lam
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa