Siapakah Ibu Susuan Nabi Muhammad SAW? Ini Sosoknya

Siapakah Ibu Susuan Nabi Muhammad SAW? Ini Sosoknya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Sabtu, 27 Jul 2024 08:02 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Ilustrasi ibu susuan Nabi Muhammad SAW (Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets)
Jakarta -

Ibu susuan Nabi Muhammad SAW cukup banyak, tetapi yang paling dikenal adalah Tsuwaibah dan Halimah as-Sa'diyah. Ibu susuan ini termasuk tradisi bangsa Arab yang menyusukan anaknya kepada wanita lain.

Menukil dari Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri yang diterjemahkan Kathur Suhardi, tradisi menyusui bayi wanita lain ini dimaksudkan agar anak-anak terhindar dari penyakit yang menjalar. Hal tersebut juga memiliki anggapan agar bayi menjadi kuat, memiliki otot yang kekar dan keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab dengan fasih.

Sebelum disusui oleh Halimah, Nabi Muhammad SAW pernah disusui wanita lain yang bernama Tsuwaibah. Dijelaskan dalam Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya oleh Abdurrahman bin Abdul Karim, Tsuwaibah adalah ibu susuan Rasulullah SAW yang paling awal

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tsuwaibah merupakan wanita yang pernah menjadi budak Abu Lahab dan telah dimerdekakan. Selama di Makkah, Nabi Muhammad SAW selalu mencari dan menjalin hubungan kekeluargaan dengan Tsuwaibah ketika ia dewasa. Begitu pula dengan sang istri, Khadijah RA yang sangat memuliakan Tsuwaibah.

Setelah Tsuwaibah, barulah Rasulullah SAW disusui Halimah. Waktu itu, Abdul Muthalib yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW mencari ibu susuan untuk sang rasul. Wanita yang dicari berasal dari bani Sa'd bin Bakr yaitu Halimah binti Abu Dzu'aib dengan didampingi suaminya yang bernama Al-Harits bin Abdul Uzza atau Abu Kabsyah.

ADVERTISEMENT

Atas kuasa Allah SWT, Halimah merasakan berkah yang dibawa oleh Muhammad kecil. Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Halimah bercerita ketika ia pergi ke negerinya bersama sang suami, anaknya dan wanita dari bani Sa'd. Mereka bertujuan mencari anak yang bisa disusui karena sedang mengalami kesulitan.

Kala itu, Halimah membawa seekor keledai dan unta betina yang sudah tua. Ini menyebabkan air susu unta tersebut tidak dapat diperah.

Wanita-wanita lainnya tidak pernah tidur karena harus meninabobokan bayi-bayi mereka yang menangis. Setibanya di Makkah, banyak wanita yang menolak menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW.

Sebab, sang rasul merupakan anak yatim. Wanita tersebut mengharapkan imbalan besar dari ayah kandung anak yang mereka susui, karenanya mereka menolak untuk menyusui Muhammad kecil.

Lain halnya dengan Halimah yang bersedia menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW. Setiap menggendongnya, Halimah tidak pernah merasa repot. Ia kembali menunggangi keledai dan menyusui Muhammad kecil.

Atas izin Allah SWT, unta milik Halimah yang semula tidak mengeluarkan air susu tiba-tiba susunya penuh. Akhirnya, Halimah dan sang suami meminum susu dari unta tersebut sampai kenyang. Semenjak itulah, keluarga Halimah terus diberi limpahan rahmat dan rezeki dari Allah SWT.

Halimah mengasuh Nabi Muhammad SAW selama empat tahun. Ketika sang rasul menginjak usia dua tahun, Halimah menghentikan susuannya dan Muhammad kecil hendak dikembalikan kepada ibunya, Aminah.

Tetapi, saking sayangnya Halimah terhadap Rasulullah SAW ia meminta agar anak tersebut dirawat di dusunnya. Aminah yang waktu itu takut anak yang tumbuh subur dan sehat terganggu penyakit yang ada di Makkah, ia mengizinkan Halimah untuk merawat Muhammad kecil kembali.

Selama menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW, Halimah sangat menyayanginya lebih dari anak-anak kandungnya yang lain. Allah SWT bahkan mengangkat dan melimpahkan rezeki yang baik kepada keluarga Halimah.

Wallahu 'alam.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads