Ibnu Sina, Ilmuwan Muslim Ahli Kedokteran Modern

Ibnu Sina, Ilmuwan Muslim Ahli Kedokteran Modern

Nilam Isneni - detikHikmah
Selasa, 11 Apr 2023 07:00 WIB
Ibnu Sina
Ibnu Sina, ilmuwan muslim yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern. Foto: Dok Islamic Center Jakarta
Jakarta -

Ibnu Sina adalah salah satu ilmuwan muslim terkemuka pada abad pertengahan. Ia dikenal sebagai ahli kedokteran modern.

Merujuk pada M Kholiluddin dalam buku Kisah-Kisah Pilihan Muslim Cilik Teladan, Ibnu Sina memiliki nama lengkap Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina. Ia lahir pada tahun 370 Hijriah atau 980 Masehi di Afsyanah, dekat dengan Bukhara.

Keluarga Ibnu Sina menaruh perhatian besar terhadap ilmu dan pendidikan, Ibnu Sina hidup semasa Daulah Abbasiyah yang mana ditandai dengan pesatnya bidang keilmuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibnu sina merupakan anak yang memiliki kepadaian luar biasa. Ia belajar di bawah pengawasan ayahnya dan seorang guru bernama Ismail az-Zahid yang mengajarkannya ilmu akhlak, tasawuf, dan fiqih.

Saat berusia 10 tahun, ia telah berhasil untuk menghafal seluruh Al-Qur'an. Selanjutnya, ia mempelajari ilmu-ilmu lain. Ia belajar bahasa Arab di bawah bimbingan Abu Bakar Ahmad ibn Muhammad al-Barqi al-Khawarizmi serta logika dari Abu Abdillah Natili.

ADVERTISEMENT

Ibnu Sina sangat tertarik dengan ilmu kedokteran, saat usianya mencapai 16 tahun ia mulai mempelajari ilmu tersebut. Ia tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi juga menjalankan praktik dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada orang sakit. Ia bisa menemukan metode-metode pengobatan yang baru.

Kemasyhuran Ibnu Sina ini sampai di kalangan penguasa. Ketika penguasa Bukhara, Raja Nuh Ibnu Manshur jatuh sakit, pengawal kerajaan memanggilnya untuk mengobati penyakit yang diderita Raja.

Sebelumnya tak terhitung dokter lain yang tidak sanggup menjalankan tugas tersebut. Dengan penuh ketelitian dan ketekunan, Ibnu Sina mengobati sang Raja. Dengan izin Allah SWT, Raja itu sembuh dari penyakitnya.

Diceritakan dalam buku 50 Ilmuwan Muslim Populer karya Muhammad Razi, setelah Ibnu Sina berhasil menyembuhkan raja tersebut, ia lalu diberikan kemudahan akses untuk belajar di perpustakaan. Hal tersebut merupakan balasan dari sang Raja kepada Ibnu Sina karena telah menyelamatkan nyawanya.

Akhirnya Ibnu Sina memanfaatkan hal tersebut untuk memperdalam berbagai ilmu yang dikuasainya, juga mempelajari berbagai ilmu lainnya.

Sebagai seorang dokter, Ibnu Sina membuat satu karya cemerlang yaitu Qanun fi al Tibb (Peraturan tentang Pengobatan). Buku ini menjelaskan berbagai penjelasan yang otentik mengenai berbagai penyakit seperti radang paru-paru dan daftar 760 macam obat yang disertai cara efektif untuk menggunakannya.

Tidak hanya mahir di bidang ilmu kedokteran, Ibnu Sina juga ahli dalam bidang filsafat. Pada bidang ini, ia dikenal sebagai penggemar pemikiran al-Farabi.

Ibnu Sina memiliki karya yang cukup terkenal yaitu Kitab Syifa An-Nafs (Buku Penyembuhan Jiwa) yang dikenal dengan abad pertengahan Eropa dengan nama Sufficientia.

Buku ini sering dikatakan sebagai pengaruh pemikiran Aristotelian, walaupun ia sendiri dalam bagian pembukaan menyatakan bahwa ia bukanlah seorang Aristotelian.

Buku lainnya yang di mana ia lebih dikenal memberikan kontribusi personalnya kepada filsafat adalah Kitab al Isyarat wa al Tanbihat (Buku Isyarat dan Petunjuk).

Dalam beberapa karya tulis lainnya Ibnu Sina ini menulis mengenai geometri, astronomi, teologi, filologi, dan seni. Salah satu puisi terkenal yang dibuatnya adalah syair yang panjang mengenai "turunnya jiwa ke raga dari bidang yang lebih tinggi."

Disebutkan bahwa Ibnu Sina meninggal pada usia 57 tahun saat melakukan perjalanan ke Hamadhan (sekarang merupakan wilayah Iran).

Ahmad Ridlo Shohibul Ulum dalam buku Ibnu Sina: Sarjana, Pujangga, dan Filsuf Besar Dunia Biografi Singkat 980-1037 M, menyebutkan mengenai beberapa karya dari Ibnu Sina. Di antaranya:

  • Kitab Asy-Syifa
  • Risalah As-Siyasah (tentang ilmu politik)
  • Fi Aqsam Al-Ulum Al-'Aqliyyah (tentang pembagian ilmu-ilmu akal)
  • Fi Itsbat An-Nubuwwat (tentang penetapan adanya kenabian)
  • Al-Azraq (tentang pemberian rezeki)
  • Tadbir Al-Manazil an As-Siyasah Al-Ilahiyyah (penyusunan kekeluargaan dalam politik keutuhan)
  • Tadbir Al-Junud wa Al-Mamalik wa Al-'Asakir wa Arzaqihim wa Kharaju Al-Mamalik (buku tentang pertahanan dan angkatan bersenjata serta gaji-gaji mereka, dan keuangan negara)
  • Jami' Al-Badai (buku-buku tentang tafsir Al-Qur'an)



(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads