Adzan Terakhir Bilal bin Rabah dan Kesedihan setelah Wafatnya Rasulullah

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Jumat, 29 Des 2023 05:00 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Natalia Firsova
Jakarta -

Adzan adalah panggilan suci yang mengajak umat Islam untuk menjalankan ibadah. Mengenai adzan, pasti umat Islam teringat akan kisah Bilal bin Rabah.

Bilal bin Rabah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal karena adzannya. Berikut kisah tentang adzan terakhir Bilal bin Rabah.

Kisah Bilal Bin Rabah

Dirangkum dari buku Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW oleh Khalid Muhammad Khalid, Bilal bin Rabah adalah seorang lelaki berkulit hitam, kurus, tinggi jangkung, berambut lebat, dan bercambang tipis. Ia merupakan seorang budak dari Habasyah milik beberapa orang dari Bani Jumah di Mekah.

Bilal bin Rabah sering mendengar Umayah membicarakan Rasulullah SAW, hingga mengeluarkan kata-kata buruk yang penuh kebencian. Melalui pembicaraan mereka yang keras penuh kecaman itu, Bilal bin Rabah menangkap pengakuan mereka akan kemuliaan, kejujuran, dan amanah yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.

Bilal bin Rabah kagum dan penasaran terhadap agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat cahaya Allah SWT dan mendengar suara-Nya di dalam relung jiwanya yang bersih. Ia pun bergegas menemui Rasulullah SAW dan memeluk Islam.

Kabar keislaman Bilal terdengar hingga ke telinga majikannya dari Bani Jumah. Majikan Bilal merasa bahwa keislaman Bilal merendahkan kehormatan mereka semua.

Mereka menyiksa Bilal dengan membaringkannya dalam keadaan telanjang di atas bara api agar ia melepaskan agamanya. Namun Bilal menolak keluar dari Islam dan tetap teguh menerima berbagai siksaan.

Bilal bin Rabah mendapatkan siksaan yang kejam berulang setiap hari, hingga beberapa algojo kasihan kepada Bilal. Hingga pada akhirnya, Bilal pun dilepas dengan syarat agar ia menyebut nama-nama Tuhan mereka dengan sebutan yang baik.

Bilal pun tetap menolak untuk mengucapkannya. Alih-alih mengucapkannya, Bilal menggantinya dengan senandung abadi yang ia ulang-ulang, "Ahad... Ahad...".

Ketidakmauan Bilal menyebut Tuhan mereka menyebabkan Bilal mendapatkan siksaan yang tiada henti. Saat Bilal sedang disiksa, Abu Bakar Ash-Shiddiq datang dan menawarkan harga pemerdekaan Bilal. Setelah menemukan kesepakatan, Bilal pun dijual kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dan segera memerdekakannya saat itu juga.

Abu Bakar kemudian membawa Bilal menghadap Rasulullah SAW sambil menyampaikan kabar gembira tentang kemerdekaan Bilal.

Setelah Rasulullah SAW dan kaum Muslimin hijrah ke Madinah dan menetap di sana, beliau mensyariatkan adzan sebelum salat. Rasulullah SAW kemudian memilihnya menjadi muadzin Islam pertama dengan suara yang merdu dan indah.

Perang Badar pun pecah. Pasukan Quraisy datang menyerang Madinah, dan Bilal berjuang dengan keras.

Di tengah pertempuran yang hebat, Bilal melihat Umayah yang pernah menyiksa tubuhnya. Sekelompok kaum Muslimin mengepung Umayah dan putranya. Umayah pun meninggal karena tebasan pedang-pedang kaum Muslimin. Peperangan pun dimenangkan oleh kaum Muslimin.

Tibalah saatnya Mekah ditaklukkan. Rasulullah SAW memasuki Mekah sambil bersyukur dan mengumandangkan takbir dengan puluhan ribu kaum Muslimin.

Rasulullah SAW menyuruh Bilal bin Rabah untuk naik ke atas masjid dan mengumandangkan adzan. Bilal pun melaksanakan perintah Rasulullah SAW tersebut. Seluruh masyarakat pun terkejut dan terpukau dengan suara adzan Bilal.

Adzan Terakhir Bilal bin Rabah

Beberapa saat kemudian, Rasulullah SAW wafat. Urusan kaum Muslimin dipegang oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq.

Bilal bin Rabah datang kepada Abu Bakar Ash-Shidiq dan berkata dengan air mata yang berlinang, "Sungguh aku tidak akan lagi mengumandangkan adzan untuk siapa pun sesudah Rasulullah."

Singkat cerita, Bilal bin Rabah bertekad untuk berjuang di jalan Islam. Suaranya yang merdu, lebut, dan menyentuh itu tidak lagi mengumandangkan adzan seperti biasa. Sebab, ketika ia mengucap kalimat "Asyahu anna Muhammadarrasulullah", maka ia akan sedih karena ingat kepada Rasulullah SAW.

Adzan terakhir yang ia kumandangkan adalah ketika Amirul Mukminin Umar berkunjung ke Syam. Ketika itu, kaum Muslimim meminta Umar agar membujuk Bilal untuk mengumandangkan adzan bagi mereka.

Amirul Mukminin Umar pun memanggil Bilal ketika waktu salat tiba. Umar berharap kepada Bilal agar dirinya mau mengumandangkan adzan.

Hingga pada akhirnya, Bilal bin Rabah naik ke menara dan segera mengumandangkan adzan. Para sahabat dan orang-orang yang mendengar suara adzan Bilal pun menangis. Umar adalah orang yang paling keras tangisannya di antara mereka.

Wafatnya Bilal bin Rabah

Bilal wafat di Syam sebagai seorang pejuang di jalan Allah SWT. Merujuk pada buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi oleh Muhammad Raji Hasan Kinas, eberapa sejarawan memiliki perbedaan pendapat mengenai wafatnya Bilal bin Rabah.

Sebagian mengatakan bahwa Bilal bin Rabah wafat di Damaskus dan dimakamkan di Bab al-Saghir. Sebagian lain mengatakan bahwa Bilal bin Rabah wafat di Halb Aleppo dan dimakamkan di Bab al-Arba'in.

Bilal bin Rabah wafat tanpa meninggalkan keturunan seorang pun. Semoga Allah SWT merahmatinya.



Simak Video "Video: Kemenkopukm soal Kasus Ayam Widuran: Belum Bisa Komen Banyak"

(lus/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork