Sayyidina Umar bin Khattab termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW yang setia dan berani. Bahkan keberaniannya pun dibawa sampai ke alam kubur ketika bertemu Malaikat Munkar dan Nakir.
Setiap manusia yang meninggal dunia maka akan memasuki alam kubur. Di alam kubur ini ada dua malaikat yakni Munkar dan Nakir yang bertugas menyampaikan pertanyaan yang harus dijawab.
Tugas dari malaikat Munkar dan Nakir dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ
Artinya: "Apabila mayat atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)? Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia..." (HR Tirmidzi).
Setiap orang yang beriman akan dengan mudah menjawab pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Sebaliknya, bagi orang yang zalim maka mereka akan kesulitan menjawabnya.
Kisah Umar bin Khattab Bertemu Malaikat Munkar dan Nakir
Mengutip laman NU Online (6/5/2023) dijelaskan Imam Jalaludin As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hâwî lil Fatâwî menuliskan sebuah riwayat dari Al-Jazuli dalam kitab Syarhur Risâlah, bahwa satu ketika Rasulullah berbicara kepada para sahabat perihal Munkar dan Nakir.
Digambarkannya malaikat Munkar dan Nakir akan mendatangi seorang mayit di kuburan dalam bentuk yang begitu menyeramkan; berkulit hitam, seram, keras, dan sifat-sifat buruk dan menakutkan lainnya. Lalu kedua malaikat itu akan menanyai si mayit ketika di alam kubur.
Mendengar penuturan Rasulullah itu Umar bin Khattab bertanya, "Rasul, apakah saat di kuburan nanti aku sebagaimana sekarang ini?" "Ya," jawab Rasul.
"Kalau begitu," timpal Umar kemudian, "demi Allah akan aku lawan kedua malaikat itu!"
Keberanian Umar bin Khattab memang tidak bisa diragukan. Dalam membela Islam, ia selalu berada di deretan terdepan. Tak ada yang ia takuti kecuali Allah SWT.
Konon, ketika Sayyidina Umar bin Khattab meninggal dunia putra beliau yang bernama Abdullah bermimpi bertemu dengannya. Dalam mimpi itu Abdullah menanyakan tentang keadaan sang ayah di alam kubur.
Oleh Umar pertanyaan anaknya itu dijawab, "Aku didatangi dua malaikat. Keduanya bertanya kepadaku, siapa Tuhanmu, siapa nabimu? Aku jawab, Tuhanku Allah dan nabiku Muhammad. Lalu kepadanya aku tanyakan, kalian berdua, siapa Tuhanmu? Mendapat pertanyaan seperti itu kedua malaikat itu saling berpandangan. Salah satunya berkata, ini Umar bin Khattab. Lalu keduanya pergi meninggalkanku."
Malaikat Munkar dan Nakir justru pergi meninggalkan Umar bin Khattab yang justru bertanya balik. Tingkat keimanan yang tinggi menjadikan Umar bin Khattab berani dan bisa melontarkan pertanyaan tersebut.
Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir
Mengutip buku At-Tadzkirah Jilid 1 Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, dijelaskan bahwa sebelum bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir, roh seseorang akan diminta untuk mencatat amal perbuatannya. Setelah itu barulah datang Malaikat Munkar dan Nakir yang akan mengajukan pertanyaan.
Maka kedua malaikat tersebut, Munkar dan Nakir lantas menyuruh mayit itu duduk, dan memulai pertanyaannya dengan keras. Mereka membentaknya dengan bengis, padahal tanah bagi mayit itu sudah seperti air saja, ke mana dia bergerak, tanah itu tembus.
Kedua malaikat itu bertanya, "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Apa kiblatmu?"
Barangsiapa mendapat pertolongan Allah dan dimantapkan dengan perkataan yang teguh, maka dia bisa balik bertanya, "Siapa yang menugaskan kalian berdua datang kemari? Siapa yang mengutus kalian kepadaku?" Tapi, ini hanya bisa dikatakan oleh para ulama pilihan.
Maka salah satu dari malaikat itu berkata kepada temannya, "Dia benar. Dia dilindungi dari keburukan kita."
Kemudian kedua malaikat itu membangun kubur mayit, dijadikan seperti kubah yang besar, dan mereka bukakan untuknya sebuah pintu menuju ke surga di sebelah kanannya. Lalu mereka hamparkan pula untuknya permadani dari sutra surga, ditaburi wewangian surga.
Kemudian melalui pintu itu berhembuslah angin lembut dari surga, kesegaran dan wewangiannya. Sesudah itu datanglah kepadanya amalnya sendiri dalam rupa manusia yang paling dia sukai. Amal itu menghiburnya, mengajaknya bicara dan memenuhi cahaya dalam kuburnya.
Oleh karenanya, mayit itu selalu gembira dan bahagia sepanjang umur dunia, sampai datangnya hari kiamat kelak. Bahkan dia bertanya-tanya, kapankah datangnya kiamat. Karena tidak ada yang lebih dia sukai selain datangnya kiamat.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah