Tipu Daya Wanita dalam Surah Yusuf, Bagaimana Kisahnya?

Terdapat riwayat populer dalam Al-Qur'an mengenai Nabi Yusuf AS yang digoda seorang perempuan. Di mana kisah tersebut turut menceritakan tipu daya yang dilakukan oleh wanita agar terlihat tak bersalah. Bagaiman kisahnya?

Nabi Yusuf dalam Tafsir Al-Lubab Jilid 2 oleh M. Quraish Shihab, adalah anak Nabi Ya'qub AS bin Nabi Ishaq AS bin Nabi Ibrahim AS. Ia memiliki berbagai akhlak mulia yang bisa diteladani dari sejumlah riwayatnya.

Ia dikenal pula dengan keindahan rupanya, sebagaimana Nabi SAW menyebutkan dalam sebuah sabda dari Anas bin Malik mengenai hal itu, yang dikutip dari buku Istri-Istri Para Nabi oleh Ahmad Khalil Jam'ah & Syaikh Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi:

أعْطِيَ يُوسُفُ وَأُمُّهُ شَطْرَ الْحُسْنِ

Artinya: "Yusuf dan ibunya (Sarah) diberi separuh keindahan (ketampanan dan kecantikan)." (HR Ath-Thabari)

Adapun mengenai Surah Yusuf, M. Quraish Shihab menerangkan bahwa penamaannya dalam Al-Qur'an berdasarkan kisah-kisah lengkap tentang Nabi Yusuf yang hanya diriwayatkan dalam semua ayat surah ini, kecuali hanya beberapa ayat di akhir surah.

Dikatakan juga bahwa sebagian ulama beranggapan bahwa kisah dalam surah inilah yang ditunjuk dalam Surah Yusuf ayat 3 sebagai ahsan al-qishash atau sebaik-baiknya kisah. Lantaran memiliki sejumlah hikmah yang bisa diambil, dipelajari, dan diteladani umat muslim di kemudian hari.

Nabi Yusuf AS Digoda oleh Istri Tuannya

Di antara riwayatnya yang familier adalah saat Nabi Yusuf AS dirayu oleh seorang wanita bernama Zulaikha, yang merupakan istri dari tuannya. Terdapat pada Surah Yusuf ayat 23-29 melansir Tafsir Al-Lubab Jilid 2:

Sebelumnya Yusuf AS ditemukan di dalam sumur oleh kaum pedagang setelah dibuang oleh saudara-saudaranya. Kemudian kabilah dagang itu menjual Yusuf AS di pasar dengan harga yang murah.

Suatu saat dibelilah Yusuf AS oleh seorang di Mesir. Ia dirawat dan tumbuh besar hingga menjadi sosok pemuda yang gagah, tampan, serta berperilaku baik di rumah orang tersebut. Tetapi istri dari tuannya ini kerapkali menggoda Yusuf karena kelebihannya itu.

Ketika suaminya tak ada, Zulaikha berdandan dan menutup pintu rumahnya untuk melancarkan aksinya, yakni hendak merayu Yusuf AS. Adapun Nabi Yusuf tidak menyangka akan diberi cobaan seperti itu, ia menolak majikannya itu dan berdoa kepada Allah SWT agar dianugerahi pertolongan-Nya.

Yusuf AS berusaha keras untuk keluar dari kamar itu, dan Zulaikha juga menahan Yusuf agar tetap di sana. Saat itu keadaan pintu benar-benar sulit dibuka karena telah ditutup rapat oleh perempuan itu.

Pada pintu terakhir, Zulaikha mengejar Yusuf AS dan menariknya. Yusuf pun tetap berupaya menghindar darinya, hingga baju Yusuf tersobek memanjang di bagian belakang. Dan kala itu juga, mereka tak menyangka bahwa suami Zulaikha berada di depan pintu.

Yusuf AS diam dan tidak menjelek-jelekan Zulaikha. Berbeda dengannya yang melemparkan tuduhan kepada Yusuf AS, dengan berkata seperti pada ayat 25:

"Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu selain dipenjarakan atau (dihukum dengan) siksa yang pedih?"

Yusuf AS menjawab seperti pada ayat 26: "Dia yang menggoda diriku."

Sang suami kebingungan menentukan siapa yang pertama berbuat demikian. Hingga hadirlah seorang saksi dari keluarga wanita itu, yang berkata dalam ayat 26-27:

"Jika bajunya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang berdusta. Jika bajunya koyak di bagian belakang, perempuan itulah yang berdusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang jujur."

Setelahnya, suami itu memeriksa baju Yusuf AS dan menemukan bahwa bajunya terdapat sobekan di bagian belakang. Kemudian sang suami berkata kepada Zulaikha sebagaimana dalam ayat 28-29:

"Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu (hai kaum wanita). Tipu dayamu benar-benar hebat. Dan mohonlah ampunan atas dosamu karena sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang bersalah."

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa tipu daya wanita di sini adalah rayuan Zulaikha terhadap Yusuf AS dan lemparan tuduhannya juga kepada Yusuf AS agar tidak disalahkan.