Nabi Yusuf adalah putra dari Nabi Ya'qub dan merupakan anak kesayangan. Pada masa remaja, Nabi Yusuf bermimpi melihat matahari dan bulan dengan sebelas bintang bersujud kepadanya.
Mimpi tersebut Nabi Yusuf ceritakan kepada ayahnya. Nabi Ya'qub pun semakin menyayangi Nabi Yusuf karena ia tahu mimpi tersebut adalah tanda bahwa putranya akan Allah angkat menjadi Nabi.
Cerita tersebut terangkum dalam Al-Qur'an Surat Yusuf ayat 4 yang berbunyi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".
Nabi Yusuf Dibenci Saudara-Saudaranya
Dalam buku berjudul Negarawan Penggugah Jiwa: Sebuah Catatan Inspirasi Hikmah dari Negeri Mesir (2014), Izzur Rozabi menjelaskan bahwa Nabi Yusuf bermimpi melihat matahari dan bulan dengan sebelas bintang bersujud kepadanya memiliki makna bahwa suatu hari ibu, bapak, dan sebelas saudaranya akan menyembah Nabi Yusuf. Mendengar mimpi tersebut, saudara-saudara Nabi Yusuf berniat membunuhnya.
Suatu hari, saudara-saudara Nabi Yusuf merencanakan untuk mencelakainya. Nabi Yusuf diajak pergi bermain ke suatu padang yang terdapat banyak binatang buas. Di padang tersebut, saudaranya mendorong Nabi Yusuf ke dalam telaga. Saudara-saudaranya mengatakan pada ayahnya bahwa Nabi Yusuf telah dimakan harimau.
Nabi Ya'qub tidak mempercayai perkataan anak-anaknya, hingga ia meminta mereka untuk menangkap harimau tersebut. Ternyata harimau tersebut melewati padang itu dan ia berkata bahwa Nabi Yusuf tidak dia makan.
Harimau tersebut hendak mengunjungi keluarganya di Mesir. Mendengar ucapan harimau tersebut, Nabi Ya'qub merasa sedih karena hewan pun memiliki belas kasih terhadap keluarganya, sedangkan anak-anaknya tidak demikian. Nabi Ya'qub pun terus menangis hingga matanya menjadi buta.
Di sisi lain, sebenarnya Yusuf masih hidup dan ditemukan oleh seorang pedagang yakni Malik Ibn Dair. Pada suatu hari, Yusuf bertemu dengan saudara-saudaranya. Mereka mengatakan bahwa Nabi Yusuf adalah budak mereka. Beruntungnya, pedagang tersebut menebus Nabi Yusuf seharga 18 dirham.
Kesabaran Nabi Yusuf
Kisah lanjutannya diterangkan dalam buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin. Dikisahkan dalam buku tersebut bahwa pedagang yang membeli Nabi Yusuf kemudian menjualnya. Akhirnya, Nabi Yusuf dibeli oleh menteri Mesir pada saat itu yakni Qitfir. Ia mengangkatnya menjadi anak dan menyerahkan Nabi Yusuf kepada Zulaikha, istrinya.
Semakin dewasa, Allah memberikan ilmu pengetahuan dan ketampanan kepada Nabi Yusuf. Ketampanan tersebut membuat Zulaikha tertarik kepadanya dan tidak tahan atas syahwatnya terhadap Nabi Yusuf.
Akan tetapi, kejadian tersebut diketahui oleh Qitfir dan ia mendapati bahwa istrinya telah melakukan hal yang salah terhadap Nabi Yusuf. Zulaikha pun menjadi perbincangan para wanita atas sikapnya tersebut.
Akhirnya Zulaikha mengundang para wanita itu ke rumahnya. Di situ Zulaikha memberi mereka tempat duduk serta pisau untuk memotong hidangan yang tersedia. Saat itu pula Zulaikha menyuruh Nabi Yusuf keluar. Para wanita yang diundang Zulaikha terkesima dengan ketampanan Nabi Yusuf. Saking kagumnya hingga mereka tak sadar tangannya tergores pisau yang seharusnya untuk mengupas makanan.
Sama seperti Zulaikha, para wanita itu tak mampu menahan syahwatnya untuk mengajak Nabi Yusuf melakukan hal yang sama dengan Zulaikha. Namun Nabi Yusuf tetap teguh dengan keimanannya. Hingga akhirnya Nabi Yusuf memilih masuk penjara saja daripada berzina dengan wanita-wanita tersebut. Nabi Yusuf pun dengan sabar tinggal di penjara untuk beberapa lama.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat