Empat ayat terakhir surah Al-Hasyr dikenal memiliki banyak keutamaan dan menjadi amalan yang dibaca Rasulullah SAW sebelum beristirahat pada malam hari. Ayat-ayat ini tak hanya berisi pujian terhadap kebesaran Allah, tapi juga sebagai ajakan untuk manusia agar merenungi kekuatan firman-Nya agar hati tidak keras dan tetap lembut menerima kebenaran.
Al-Hasyr adalah surah ke-59 dalam mushaf Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 24 ayat.
Bacaan Surah Al-Hasyr Ayat 21-24
ÙÙÙ٠اÙÙÙØ²ÙÙÙÙÙØ§ ÙÙ°Ø°ÙØ§ اÙÙÙÙØ±ÙاٰÙ٠عÙÙÙ°Ù Ø¬ÙØšÙÙÙ ÙÙÙØ±ÙاÙÙÙØªÙÙÙ Ø®ÙØ§ØŽÙØ¹ÙØ§ Ù ÙÙØªÙØµÙØ¯ÙÙØ¹Ùا Ù ÙÙÙÙ Ø®ÙØŽÙÙÙØ©Ù اÙÙÙÙ°ÙÙ ÛÙÙØªÙÙÙÙ٠اÙÙØ§ÙÙ ÙØ«ÙاÙÙ ÙÙØ¶ÙØ±ÙØšÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙÙØ§Ø³Ù ÙÙØ¹ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØªÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙØ°ÙÙÙ ÙÙØ§Ù اÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÛ Ø¹ÙØ§ÙÙ٠٠اÙÙØºÙÙÙØšÙ ÙÙØ§ÙØŽÙÙÙÙØ§Ø¯ÙØ©ÙÛ ÙÙÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØÙÙ Ù°ÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙØ°ÙÙÙ ÙÙØ§Ù اÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙÙØ§ ÙÙÙÙ Û Ø§ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙØ¯ÙÙÙÙØ³Ù Ø§ÙØ³ÙÙÙٰ٠٠اÙÙÙ ÙØ€ÙÙ ÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ ÙÙ٠اÙÙØ¹ÙزÙÙÙØ²Ù اÙÙØ¬ÙØšÙÙØ§Ø±Ù اÙÙÙ ÙØªÙÙÙØšÙÙØ±ÙÛ Ø³ÙØšÙØÙ°Ù٠اÙÙÙÙ°Ù٠عÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØŽÙرÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°Ù٠اÙÙØ®ÙاÙÙÙ٠اÙÙØšÙØ§Ø±ÙØŠÙ اÙÙÙ ÙØµÙÙÙÙØ±Ù ÙÙÙ٠اÙÙØ§ÙسÙÙ ÙØ§Û€Ø¡Ù اÙÙØÙØ³ÙÙÙ°ÙÛ ÙÙØ³ÙØšÙÙØÙ ÙÙÙÙ Ù ÙØ§ ÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙÙ Ù°Ùٰت٠ÙÙØ§ÙÙØ§ÙØ±ÙØ¶ÙÛ ÙÙÙÙÙ٠اÙÙØ¹ÙزÙÙÙØ²Ù اÙÙØÙÙÙÙÙÙ Ù à£
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: Lau anzalnÄ hÄÅŒal-qur'Äna 'alÄ jabalil lara'aitahÅ« khÄsyi'am mutaá¹£addi'am min khasy-yatillÄh(i), wa tilkal-amṡÄlu naážribuhÄ lin-nÄsi la'allahum yatafakkarÅ«n(a). HuwallÄhul-laŌī lÄ ilÄha illÄ huw(a), 'Älimul-gaibi wasy-syahÄdah(ti), huwar-raឥmÄnur-raឥīm(u). HuwallÄhul-laŌī lÄ ilÄha illÄ huw(a), al-malikul-quddÅ«sus-salÄmul-mu'minul-muhaiminul-'azÄ«zul-jabbÄrul-mutakabbir(u), subឥÄnallÄhi 'ammÄ yusyrikÅ«n(a). HuwallÄhul-khÄliqul-bÄri'ul-muá¹£awwiru lahul-asmÄ'ul-ឥusnÄ, yusabbiឥu lahÅ« mÄ fis-samÄwÄti wal-aráž(i), wa huwal-'azÄ«zul-ឥakÄ«m(u).
Artinya: "Seandainya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir. Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. (Dialah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. Dia (adalah) Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahadamai, Yang Maha Mengaruniakan keamanan, Maha Mengawasi, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, dan Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Maha Pencipta, Yang Mewujudkan dari tiada, dan Yang Membentuk rupa. Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi senantiasa bertasbih kepada-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Tafsir Surah Al-Hasyr Ayat 21-24
Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat 21 memberi gambaran betapa besar pengaruh Al-Qur'an terhadap hati manusia. Jika gunung yang begitu keras dapat memahami Al-Qur'an, niscaya ia akan hancur karena takut kepada Allah. Perumpamaan ini mengingatkan manusia agar tidak menutup hati terhadap kebenaran yang disampaikan melalui ayat-ayat-Nya.
Banyak hati manusia justru lebih keras dari batu, padahal dari batu dapat mengalir air dan ada yang runtuh karena takut kepada Allah. Kisah Umar bin Khathab yang tersentuh oleh surah Thaha dan Fudhail bin 'Ayyadh yang bertobat setelah mendengar surah Al-Hadid ayat 16 menunjukkan bagaimana Al-Qur'an mampu menggugah hati manusia menuju kebaikan.
Tiga ayat terakhir (ayat 22-24) menjelaskan sifat-sifat Allah yang menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya. Berikut beberapa sifat Allah yang tercantum dalam dua ayat tersebut yang dikutip dari sumber sebelumnya:
- Al-'Alim (Maha Mengetahui), mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi.
- Ar-Rahman dan Ar-Rahim, penuh kasih kepada makhluk-Nya.
- Al-Malik, Al-Quddus, As-Salam, Raja yang Suci dan pemberi keselamatan.
- Al-Mu'min, Al-Muhaimin, Al-'Aziz, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, penguasa mutlak atas segala sesuatu.
- Al-Khaliq, Al-Bari', Al-Musawwir, pencipta yang membentuk makhluk dengan sebaik-baiknya.
Akhir surah ini mengajak manusia mengenal sifat-sifat Allah, menyadari kebesaran-Nya, serta menjauhi kesombongan. Orang yang memahami Al-Qur'an dengan hati bersih akan tergerak untuk memperbaiki diri sebagaimana gunung yang digambarkan hancur karena takut kepada Allah.
Keutamaan Membaca Surah Al-Hasyr Ayat 21-24
1. Terlindung dari Gangguan Setan
Dalam buku Halal-Haram Ruqyah karya Musdar Bustamam Tambusai, disebutkan riwayat dari Ali Hasan bin Ali RA bahwa:
"Aku menjamin orang yang membaca dua puluh ayat berikut ini bahwa ia akan dijaga oleh Allah Ta'ala dari setiap setan yang zalim, dari setiap setan yang jahat, dari setiap serigala yang ganas, dan dari setiap pencuri yang melampaui batas."
Selain itu, diriwayatkan pula bahwa sahabat Abu Ayyub RA pernah berbincang dengan jin. Ia bertanya, "Maukah engkau memberi tahu kami surat yang paling utama untuk melindungi diri dari gangguan jin?"
Jin itu menjawab, "Doa paling utama yang dapat melindungi kalian dari gangguan kami adalah beberapa surat dalam Al-Qur'an, salah satunya surah Al-Hasyr pada ayat-ayat terakhir." (HR Ibnu Marduwaih)
2. Didoakan 70 Ribu Malaikat dan Dihitung Mati Syahid
Dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur'an susunan Imam Jalaluddin as-Suyuthi terdapat riwayat dari Miqal bin Yassar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa pada waktu pagi hari atau subuh membaca tiga kali taawudz dan tiga ayat terakhir surah Al-Hasyr, maka Allah menugaskan 70 ribu malaikat untuk mendoakannya hingga sore hari. Jika ia meninggal pada hari itu, maka dicatat sebagai syahid. Dan barang siapa membacanya di sore hari, ia memperoleh keutamaan yang sama." (HR At-Tirmidzi)
Namun, hadits ini dinilai dhaif atau lemah.
3. Dapat Menjadi Doa Penyembuh untuk Sakit Mata
Selain dua keutamaan di atas, surah Al-Hasyr ayat 21-24 juga dipercaya memiliki manfaat penyembuhan. Dalam buku Tuntunan Doa Zikir untuk Segala Situasi Kebutuhan karya Ali Akbar bin Aqil disebutkan bahwa ayat ini bisa dibaca sebagai doa untuk menyembuhkan sakit mata.
Cara pembacaannya diawali dengan membaca surah At-Taubah ayat 128-129, kemudian surah Al-Isra ayat 82, dan terakhir surah Al-Hasyr ayat 21-24. Amalan ini dilakukan dengan niat memohon kesembuhan kepada Allah, karena hanya Dia yang mampu memberi kesembuhan.
Wallahu a'lam.
(inf/kri)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan