Saat membaca Al-Qur'an, muslim sering menemukan bacaan yang harus dipanjangkan suaranya. Salah satu hukum tajwid yang mengatur hal itu adalah mad jaiz munfasil. Hukum ini muncul ketika huruf mad bertemu dengan huruf hamzah, tetapi berada di kata yang berbeda.
Cara memanjangkan bacaan bisa mempengaruhi makna ayat. Karena itu, memahami hukum tajwid seperti mad jaiz munfasil jadi hal yang penting bagi siapa pun yang ingin memperbaiki bacaannya. Simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu Mad Jaiz Munfasil?
Sebelum membahas lebih jauh tentang arti mad jaiz munfasil, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu apa itu mad. Dijelaskan dalam buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki dan Sun Choirol Ummah, mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad atau lain (layyin) Ketika bertemu dengan hamzah atau sukun atau karena adanya sebab tertentu. Jadi, secara sederhana, mad membantu kita membaca Al-Qur'an dengan lebih indah dan sesuai kaidah tajwid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mad jaiz munfasil adalah mad thabi'i yang bertemu dengan hamzah tidak dalam satu kata. Menukil buku Tajwid Pedoman Membaca Al-Qur'an Disertai Latihan karya Uswatul Khasanah, mad jaiz munfasil termasuk mad far'i yang panjangnya dua setengah alif atau 5 harakat.
Sementara, mad thabi'i adalah mad asli yang terjadi jika ada huruf alif terletak sesudah harakat fathah, huruf ya' mati terletak sesudah harakat kasrah, dan huruf wawu mati terletak sesudah harakat dhammah.
Syarat Terjadinya Mad Jaiz Munfasil
Dalam buku berjudul Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran karya Dr. Taubatan Nasuha, M.Pd, syarat terjadinya mad jaiz munfasil ada tiga dan harus terpenuhi semuanya:
1. Ada salah satu dari huruf mad (alif, waw sukun, ya sukun).
2. Huruf mad tersebut berada di akhir sebuah kata.
3. Kata berikutnya diawali dengan huruf hamzah qath'i.
Contoh Mad Jaiz Munfasil dalam Al-Qur'an
Berikut adalah contoh hukum tajwid mad jaiz munfasil yang ada di dalam ayat-ayat Al-Qur'an:
1. Surah At-Tahrim Ayat 6
ÙÙ°ÙØ§ÙÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠اٰ٠ÙÙÙÙÙØ§ ÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙÙ Ù ÙÙØ§ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ§Ø±Ùا ÙÙÙÙÙÙÙØ¯ÙÙÙØ§ اÙÙÙÙØ§Ø³Ù ÙÙØ§ÙÙØÙØ¬ÙØ§Ø±ÙØ©Ù عÙÙÙÙÙÙÙØ§ Ù ÙÙÙ°Û€ÙÙÙÙÙØ©Ù غÙÙÙØ§ØžÙ ØŽÙØ¯Ùاد٠ÙÙÙØ§ ÙÙØ¹ÙصÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ Ù ÙØ§Ù اÙÙ ÙØ±ÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙØ¹ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØ§ ÙÙØ€ÙÙ ÙØ±ÙÙÙÙÙ
YÄ ayyuhal-laŌīna ÄmanÅ« qÅ« anfusakum wa ahlÄ«kum nÄraw waqÅ«duhan-nÄsu wal-ឥijÄratu 'alaihÄ malÄ'ikatun gilÄáºun syidÄdul lÄ ya'ṣūnallÄha mÄ amarahum wa yaf'alÅ«na mÄ yu'marÅ«n(a).
Ayat ini mengandung contoh mad jaiz munfasil pada bacaan "qū anfusakum" karena mad thabi'i bertemu hamzah berharakat fathah dalam dua kata yang terpisah.
2. Surah Al-Quraisy Ayat 4
اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ø§ÙØ·ÙعÙÙ ÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙ٠جÙÙÙØ¹Ù ÛÛ ÙÙÙØ§Ù°Ù ÙÙÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙÙÙ
AllaŌī aá¹'amahum min jÅ«'(in), wa Ämanahum min khauf(in).
Ayat ini mengandung contoh mad jaiz munfasil pada bacaan "AllaŌī aá¹'amahum" karena mad thabi'i bertemu hamzah berharakat fathah dalam dua kata yang terpisah.
3. Surah Al-Kahf Ayat 12
Ø«ÙÙ ÙÙ ØšÙØ¹ÙØ«ÙÙÙ°ÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ¹ÙÙÙ٠٠اÙÙÙ٠اÙÙØÙØ²ÙØšÙÙÙÙÙ Ø§ÙØÙØµÙ°Ù ÙÙÙ ÙØ§ ÙÙØšÙØ«ÙÙÙÙØ§ اÙÙ ÙØ¯Ùا
á¹ umma ba'aṡnÄhum lina'lama ayyul-ឥizbaini aáž¥á¹£Ä limÄ labiṡū amadÄ(n).
Ayat ke-12 dalam surah Al-Kahf ini mengandung contoh mad jaiz munfasil pada bagian "labiṡū amadÄ".
4. Surah An-Nisa' Ayat 6
ÙÙÙÙØ§ ØªÙØ£ÙÙÙÙÙÙÙÙÙØ§Ù Ø§ÙØ³ÙØ±ÙØ§ÙÙØ§ ÙÙÙØšÙØ¯ÙØ§Ø±Ùا اÙÙÙ ÙÙÙÙÙØšÙرÙÙÙØ§ ...
Wa lÄ ta'kulÅ«hÄ isrÄfaw wa bidÄran ay yakbarÅ«
Ayat ini mengandung contoh mad jaiz munfasil pada bacaan "ta'kulÅ«hÄ isrÄfaw" karena Mad thabi'i bertemu hamzah berharakat kasrah dalam dua kata yang terpisah.
5. Surah Yasin Ayat 7
ÙÙÙÙØ¯Ù ØÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙØ«ÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ§ ÙÙØ€ÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ
Laqad ឥaqqal-qaulu 'alÄ akṡarihim fahum lÄ yu'minÅ«n(a).
Ayat ini mengandung contoh mad jaiz munfasil pada bacaan "'alÄ akṡarihim" karena ada mad thabi'i yang bertemu dengan hamzah tidak dalam satu kata.
6. Surah Ali Imran Ayat 2
اÙÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØ§Ù اÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙÙØ§ ÙÙÙ٠اÙÙØÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÛ
AllÄhu lÄ ilÄha illÄ huwal-ឥayyul-qayyÅ«m(u).
Ayat ini mengandung contoh mad jaiz munfasil pada bacaan "lÄ ilÄha" karena terdapat huruf mad thabi'i (pada lÄ) yaitu alif yang terletak setelah fathah bertemu dengan huruf hamzah di kata berikutnya (ilÄha), dan berada di dua kata yang terpisah.
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan