Mensyukuri nikmat Allah adalah salah satu bentuk ibadah yang menunjukkan kesadaran akan segala karunia yang telah diberikan. Nikmat dari Allah begitu luas, mulai dari kesehatan, rezeki, serta keselamatan.
Syukur didefinisikan sebagai bentuk rasa terima kasih yang diungkapkan oleh seorang makhluk atau hamba Allah atas nikmat-nikmat yang telah diberikannya. Selain sebagai ungkapan terima kasih, syukur juga menjadi bentuk kecintaan makhluk kepada Tuhannya. Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah?
Cara Mensyukuri Nikmat Allah
Cara bersyukur bisa dilakukan melalui hati, lisan, dan perbuatan atau jasmani. Berikut penjelasannya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bersyukur dengan Hati
Mengutip repository IAIN Kudus, menurut Quraish Shihab, hakikat syukur dalam hati yaitu menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh, semata-mata karena anugerah dan kemurahan dari Allah. Hal itu akan membuat kita menerima semua itu dengan lapang dada tanpa berharap lebih.
Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 53:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْـَٔرُونَ
Arab latin: Wa maa bikum min ni'matin fa minallaahi tsumma idzaa massakumudl-dlurru fa ilaihi taj'aruun
Artinya: "Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah. Dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan." (QS An-Nahl: 53).
Bersyukur dengan hati bisa dilakukan dengan tindakan berikut:
- Meyakini kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, termasuk kebenaran rukun iman, rukun islam, dan ajaran tentang ihsan.
- Bercita-cita ingin memperoleh nikmat Allah, bahagia dunia akhirat.
- Senantiasa mengingat Allah dan hatinya bergetar apabila dibacakan ayat-ayatNya.
- Membersihkan diri dari syirik, nifak, dan kecenderungan untuk berbuat dosa.
- Memelihara hati agar tidak memiliki sifat tercela, seperti sombong, riya, sum'ah, berburuk sangka, dendam, putus asa, dan lain sebagainya.
Bersyukur dengan hati dapat membuat seseorang bersikap menerima karunia Allah SWT dengan ikhlas, tanpa rasa kecewa. Jika seseorang bisa menerima ketetapan Allah SWT dengan ikhlas, maka hidupnya akan merasa cukup.
Menurut Imam Ghazali, salah satu konsep syukur adalah ilmu, yaitu pengetahuan tentang nikmat dan pemberinya. Dengan ini seorang hamba meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah dan yang lain hanya sebagai perantara untuk sampainya nikmat.
2. Bersyukur dengan Lisan
Menurut Syaikh Abdul Qadr al-Jailani, bersyukur dengan lisan adalah lisan yang mengakui bahwa nikmat yang didapat berasal dari Allah SWT dan tidak menyandarkannya kepada makhluk lain, kekuatan atau usahanya sendiri. Syukur dengan hati merupakan keyakinan yang kuat bahwa semua nikmat hingga manfaat yang didapat, baik lahir maupun batin adalah berasal dari Allah. Kesyukuran dengan lisan merupakan ungkapan dari hati.
Syukur dengan lisan bisa dilakukan dengan mengucap tahmid atau Alhamdulillah. Sehingga, kalimat tahmid begitu penting. Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 111:
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا
Arab latin: Wa qulil-ḫamdu lillâhilladzî lam yattakhidz waladaw wa lam yakul lahuu syariikun fil-mulki wa lam yakul lahuu waliyyum minadz-dzulli wa kabbir-hu takbiiraa
Artinya: "Katakanlah, 'Segala puji bagi Allah yang tidak mengangkat seorang anak, tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan tidak memerlukan penolong dari kehinaan! Agungkanlah Dia setinggi-tingginya!'."
Nikmat Allah SWT tak terhitung jumlahnya, sehingga kita sebagai hambaNya diperintahkan untuk bersyukur. Selain mengucap tahmid, syukur juga dapat dilakukan dengan menjaga lisan agar mengucap kata-kata yang baik. Berikut di antaranya:
- Mengikrarkan dua kalimat syahadat.
- Membiasakan diri membaca Al-Qur'an.
- Berdakwah, melaksanakan amar ma'ruf (menyuruh orang berbuat baik) dan nahi munkar (melarang orang berbuat jahat).
- Senantiasa melafalkan dzikir, seperti tauhid, tasbih, tahmid, takbir, istighfar dan banyak berdoa kepada Allah.
- Menjaga diri untuk tidak berkata-kata yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Senantiasa berusaha berkata-kata yang bermanfaat dan sopan.
3. Bersyukur dengan Tindakan
Semua nikmat yang didapatkan haruslah dimanfaatkan di jalan yang diridhai Allah SWT. Syukur dengan perbuatan yaitu memanfaatkan anugerah yang diperoleh dari Allah dan menggunakannya di jalan yang benar dan diridhoi Allah.
Menurut Al-Kharraj, syukur dengan jasmani dapat dilakukan dengan tidak mempergunakan anggota badan untuk kemaksiatan. Sebaliknya, bersyukur dilakukan dengan mempergunakan apa yang diberikan Allah SWT untuk menambah ketaatan kepada Allah SWT, bukan untuk kebatilan.
Cara mensyukuri nikmat Allah SWT bisa dilakukan dengan beberapa contoh berikut:
- Menolong orang lain dari kesulitan.
- Membagikan sebagian harta kepada orang lain yang membutuhkan.
- Orang berilmu yang membagikan ilmunya kepada orang lain.
- Berjihad membela Islam dan kaum muslimin.
- Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti berbakti kepada orang tua dan tolong menolong dalam kebaikan.
- Mencari rezeki dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal bermanfaat.
- Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan yang diharamkan Islam.
Rasulullah SAW bersabda
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُّرَى أَثَرَ نِعْمَتَهُ عَلَى عَبْدِهِ
Artinya : "Allah senang melihat bekas (bukti) nikmat-Nya dalam penampilan hamba-Nya". (HR At-Tirmidzi).
Maksud dari hadits ini adalah Allah menyukai hamba yang menampakkan dan mengakui segala nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Dalam suatu riwayat lain, terapat cara bersyukur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Barkah.
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَا أّتَاهُ اَمْرٌ يَسَّرَهُ اَوْ بُشِّرَبِهِ خَرَّسَاجِدًا شُكْرًالِلَّهِ تَعَالَى (رواه ابو داود وابن ماجه والترمذي وحسنه)
Artinya : "Dari Abu Bakrah, sesungguhnya Rasulullah saw. apabila mendapat sesuatu yang menyenangkan atau diberi khabar gembira segeralah tunduk sujud sebagai tanda syukur kepada Allah swt." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi yang menganggapnya sebagai hadits hasan).
Wallaahu a'lam.
(elk/row)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?