Masjid Ar Rahman jadi salah satu masjid megah yang berada di Kota Blitar. Diinisiasi oleh Abah H. Hariyanto, masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur yang mirip seperti Masjid Nabawi lengkap dengan payung dan dekorasi dinding dan pintunya.
Masjid ini tidak hanya jadi tempat wisata religi tetapi juga jadi tempat nyaman untuk salat dan juga menambah ilmu agama.
Masjid Ar Rahman punya kegiatan mingguan yaitu pondok pesantren tahfidz yang dilaksanakan setiap Senin-Kamis ba'da Ashar sampai menjelang Maghrib. Untuk pemateri, ustaz dari para imam Masjid Ar Rahman dan untuk ustazah dari hafidzoh pondok sekitar masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pintu masuk Masjid Ar Rahman Blitar. Foto: Lusiana Mustinda |
Sedangkan untuk kajian di hari Jum'at membahas Kitab Tanbihul Ghafilin dan di hari Ahad kajian umum dengan tema berganti-ganti setiap pekan.
Di bulan Ramadan Masjid Ar Rahman juga akan mengadakan sahur dan berbuka puasa gratis untuk jemaah lalu ada juga kajian menjelang berbuka puasa.
"Kajian sebelum berbuka puasa ini biasanya dimulai sekitar pukul setengah 4 dan dilanjut dengan buka bersama yang takjil dan menu berbukanya sudah disediakan untuk kurang lebih 1.000 jemaah setiap hari kemudian salat tarawih bersama," ujar Nisa, Guide Masjid Ar Rahman kepada detikHikmah beberapa waktu lalu.
Masjid Ar Rahman memiliki fasilitas yang mumpuni dan juga bersih. Ada sekitar 60 kru yang terbagi menjadi beberapa divisi mulai dari satpam, cs, guide, laundry, dapur dan sebagainya.
"Semua kru wajib melakukan pelayanan maksimal, ramah, sopan dan tetap menjaga kebersihan. Dan melakukan pelayanan dalam hal menjelaskan sejarah serta menjaga alat ibadah dan memberikan minuman yang layak agar jemaah tidak kecewa. Semua diniatkan ibadah," ujar Nisa.
Bagian dalam Masjid Ar Rahman Blitar, Rasanya seperti di Masjid Nabawi. Foto: Lusiana Mustinda |
Untuk biaya operasional masjid utamanya berasal dari infak jemaah yakni sahabat Ar Rahman yang dibuka seminggu sekali.
"Jika tidak mencukupi, ada donatur tetap dari Masjid Ar Rahman dari perusahaan Abah H. Hariyanto yang mem-backup kekurangan dari masjid agar pelayanan maksimal," tambah Nisa.
(lus/kri)














































Komentar Terbanyak
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan