Istiqlal Punya Ruang American Space, Menag: Gratis Akses Seluruh Perpustakaan AS

Istiqlal Punya Ruang American Space, Menag: Gratis Akses Seluruh Perpustakaan AS

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 08 Jan 2025 17:45 WIB
Menag RI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal saat melakukan peresmian American Space,Β (6/1/2023)
Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim dan Menag RI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal saat melakukan peresmian American Space,Β (6/6/2023). Foto: dok. Kedubes dan Konsultat AS di Indonesia
Jakarta -

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan kabar baik bagi para santri, mahasiswa, dan masyarakat umum. Melalui kerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Masjid Istiqlal kini memiliki akses ke berbagai perpustakaan di AS.

Fasilitas ini tersedia di American Space, ruang khusus di kompleks Masjid Istiqlal. Fasilitas tersebut didedikasikan untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan intelektual masyarakat Indonesia.

"Di Istiqlal, kita sudah mendapatkan akses, jadi perpustakaan manapun di Amerika itu bisa dibuka di Istiqlal sekarang ini," ujar Menag Nasaruddin Umar, di Gedung Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fasilitas ini tidak hanya mencakup buku-buku dan jurnal ilmiah, tetapi juga layanan internet yang dapat diakses secara gratis. Selain itu, kursus bahasa Inggris gratis juga disediakan di American Space, lengkap dengan pengajar native speaker dari Amerika.

"Banyak sekali anak-anak kita berhasil ke Amerika karena melalui Istiqlal," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, Menag Nasaruddin Umar mengatakan, banyak santri Indonesia yang berminat untuk mengikuti program pertukaran dan melanjutkan pendidikan di Amerika. Keinginan itu terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Faktanya tinggi, tinggi banget," tegasnya.

Hal ini dipengaruhi oleh semakin terbukanya akses informasi di pesantren, serta kesadaran akan peluang studi Islam dan ilmu pengetahuan lainnya di luar negeri. Ia juga menekankan bahwa Amerika menjadi salah satu pusat studi Islam yang penting.

"Pusat-pusat studi Islam di Amerika itu banyak sekali. Profesor-profesor muslim terkemuka juga ada di sana, bahkan jago-jago tafsir juga ada di Amerika," ungkap Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Selain studi Islam, Nasaruddin Umar juga menyoroti perkembangan jurusan-jurusan canggih di Amerika, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang terkait dengan studi keislaman.

Menurutnya, lanskap intelektual global saat ini sudah berubah, sehingga tidak relevan lagi membatasi pusat-pusat pembelajaran hanya pada wilayah tertentu seperti Timur Tengah.

"Bahkan, AI yang berkaitan dengan Islam malah justru adanya di Amerika lebih banyak," imbuh Nasaruddin Umar.

Menteri Nasaruddin berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Indonesia.

"Geo-intelektual sekarang ini sudah berubah. Kita harus memanfaatkan setiap peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita," tukasnya.




(hnh/inf)

Hide Ads