Astaghfirullah, Perkataan Ini Paling Dibenci Allah tapi Sering Diucapkan

Astaghfirullah, Perkataan Ini Paling Dibenci Allah tapi Sering Diucapkan

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Jumat, 20 Des 2024 08:45 WIB
Ilustrasi pasangan muslim bertengkar
Ilustrasi mengucapkan perkataan paling dibenci Allah SWT Foto: Getty Images/ProfessionalStudioImages
Jakarta -

Rasulullah SAW mengingatkan muslim untuk berkata baik atau diam. Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan manusia bisa saja berbicara perkataan yang haram atau makruh, bahkan dibenci oleh Allah SWT.

Berdasarkan hadits, mengucapkan kata-kata yang dibenci Allah SWT dapat membuat pelakunya tergelincir ke neraka yang luasnya sejauh antara jarak timur ke barat. Nabi SAW bersabda:

وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلَمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ تَعَالَى لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Ada juga orang yang tanpa berpikir panjang mengucapkan kalimat yang dibenci Allah sehingga membuatnya terjerumus ke neraka Jahanam." (HR Bukhari).

Agar tidak mendapatkan konsekuensinya, lantas apa kalimat yang paling dibenci Allah SWT? Dengan begitu, muslim dapat menghindari untuk mengucapkannya.

ADVERTISEMENT

Perkataan yang Paling Dibenci Allah SWT

Ucapan yang paling dibenci Allah SWT dijelaskan Rasulullah SAW melalui sabdanya:

وَإنَّ أَبغضَ اْلكَلَامِ إلَى اللَّهِ أَنْ يَقُولَ الرَّجؐلُ لِلرَّجُلِ: إِتَّقِ اللَّهَ ، فَيَقُولُ عَلَيْكَ نَفْسَكَ

Artinya: "Perkataan yang paling Allah benci yaitu ketika seseorang menasihati temannya, 'Bertakwalah kepada Allah', tetapi dia menjawab, 'Urus saja dirimu sendiri'." (HR Baihaqi dan An Nasa'i).

Mengutip buku Hijrah Dahulu, Istikamah Kemudian oleh Hendra Bakti, maksud ucapan yang dibenci Allah SWT pada hadits tersebut adalah kalimat yang mengandung kesombongan dalam aspek teologis. Yang mana saat ada orang mengingatkan perihal takwa kepada-Nya, seseorang justru enggan diingatkan. Sebab merasa dirinya sudah benar atau menganggap terlalu ikut campur tentang urusan ketakwaannya.

Padahal sesama muslim memang hendaknya saling mengingatkan, terutama perihal ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan begitu, keimanan kita semakin tebal dan menjadi muslim yang lebih taat.

Anjuran Berkata Santun atau Lebih Baik Diam

Daripada mengucapkan perkataan yang tidak disukai Allah SWT, Nabi SAW menganjurkan sebaiknya diam atau tidak berbicara sama sekali. Hal ini bisa dilakukan saat ragu apakah ucapan yang akan dilontarkan mengandung kemaslahatan atau justru kemudhorotan. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah dia berkata yang baik atau diam." (Muttafaq Alaih).

Jika hendak berbicara, sepatutnya pikirkan terlebih dahulu apa yang ingin diucapkan agar omongan itu termasuk kalimat yang diridhoi Allah SWT. Setidaknya agar tak menjadi ucapan yang melukai sesama muslim atau dibenci oleh-Nya.

Di samping hanya berkata baik, Nabi SAW menganjurkan tak banyak berbicara kecuali untuk berdzikir. Sebab terlalu banyak berbicara (hal yang tidak bermanfaat) mampu menyebabkan hati menjadi keras. Beliau SAW bersabda:

لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ؛ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى قَسْوَةٌ لِلقَلْبِ. وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللهِ القَلْبُ القَاسِي

Artinya: "Jangan engkau banyak bicara kecuali hanya untuk berdzikir kepada Allah, karena sesungguhnya banyak bicara (bukan dzikir kepada Allah) akan menyebabkan kerasnya hati. Sungguh, manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang berhati keras." (HR Tirmidzi).




(azn/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads