Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai rintangan yang memerlukan bantuan dari sesama. Pada dasarnya, setiap manusia pun tidak bisa hidup sendiri tanpa bergantung pada bantuan orang lain.
Islam pun sangat menekankan pentingnya membangun hubungan baik antar sesama, terutama dalam gotong royong. Salah satu ajaran Islam yang mengajarkan tentang pentingnya saling membantu ini dinamakan taawun. Untuk lebih memahami tentang taawun, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Taawun Adalah Saling Menolong
Mengutip buku Aqidah Akhlaq yang disusun oleh Taofik Yusmansyah, secara sederhana, menurut bahasa, taawun adalah saling menolong. Menurut istilah, taawun adalah sikap membantu sesama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu masyarakat akan hidup nyaman dan sejahtera jika taawun, yaitu tolong-menolong dan saling membantu, tertanam dalam kehidupan mereka.
Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, baik yang bersifat material maupun nonmaterial. Misalnya, orang kaya membantu orang miskin dalam hal materi dan harta, sementara orang miskin dapat membantu orang kaya dalam hal tenaga dan jasa.
Saling menolong tidak terbatas pada materi saja, tetapi juga dapat berupa bantuan dalam bentuk tenaga, ilmu, dan nasihat.
Namun, taawun hanya diperbolehkan dalam hal yang baik. Allah SWT melarang tolong-menolong dalam hal yang buruk atau kejahatan, seperti membantu teman untuk berdusta kepada orang tua, menyontek saat ujian, mencuri, dan sebagainya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 2,
...َعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya: "... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."
Taawun Menurut Hadits Nabi SAW
Dalam buku Quran Hadist yang ditulis oleh Muhaemin dijelaskan, orang yang dizalimi juga harus ditolong karena mereka sedang dalam keadaan teraniaya dan lemah. Begitu pun orang yang melakukan kezaliman juga perlu diberikan pertolongan, tapi bentuk pertolongan yang diberikan bukan untuk mendukung perbuatannya, melainkan untuk mencegahnya dari perbuatan zalim dan memberikan nasihat agar ia meninggalkan kezaliman tersebut.
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAA bersabda,
"Tolonglah saudaramu yang sedang melakukan kezaliman atau yang sedang dizalimi. "Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, (sangat wajar) aku menolong orang yang sedang dizalimi, (tetapi) bagaimana aku menolong orang yang berlaku zalim?"Rasulullah saw. menjawab, "(tolonglah dia) dengan mencegah dan melarangnya untuk melakukan perbuatan zalim (lagi), maka demikianlah kamu telah menolongnya." (HR Imam Ahmad dan Syaikhan)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda,
"Permudahlah oleh kalian dan janganlah kalian mempersulit. Buatlah oleh kalian (mereka) tenang dan janganlah kalian membuat (mereka) berlari." (HR Bukhari)
Rasulullah SAW dengan tegas memerintahkan umatnya untuk berlaku baik terhadap seluruh umat manusia. Islam bukan agama yang hanya diperuntukkan bagi kelompok, golongan, atau suku bangsa tertentu, melainkan untuk semua umat manusia.
Oleh karena itu, setiap individu berhak mendapatkan perlakuan yang sama. Namun, dalam hal ibadah dan akidah, sikap tolong-menolong tidak diperbolehkan, karena itu merupakan hak individu untuk memilih dan menjalankan kepercayaannya.
Sejumlah kisah Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun telah memberikan gambaran tentang kuatnya budaya taawun di antara mereka. Salah satu cara Rasulullah SAW membina para sahabatnya adalah ketika beliau tiba di Madinah dalam peristiwa hijrah.
Hal pertama yang beliau lakukan terhadap para sahabat adalah muakhkhat atau taakhkhi (mempersaudarakan) antara sahabat-sahabat Muhajirin dan Anshar. Proses muakhkhat atau taakhkhi tersebut merupakan dasar dari tumbuhnya budaya taawun di antara para sahabat Rasul. Dari Abi Musa, Rasulullah SAW bersabda,
"Seorang mukmin bagi mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling mengokohkan antara satu bagian dan bagian lainnya. (HR Bukhari)
Hadits ini menekankan pentingnya budaya taawun, Rasulullah SAW menggambarkan hubungan antar sesama mukmin seperti sebuah bangunan yang kokoh, yang tidak akan berdiri dengan kuat jika bagian-bagiannya tidak saling menguatkan dan taawun.
Meski demikian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, taawun tidak dapat diterapkan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Sikap tolong-menolong hanya diperbolehkan dalam hal kebaikan, bukan dalam kemaksiatan. Dengan demikian, sikap taawun ini harus dilakukan secara bijak sesuai dengan syariat.
Contoh Sikap Taawun
Merujuk kembali pada buku Aqidah Akhlaq, sikap taawun dapat dimulai dari hal-hal kecil. Di sekolah, ketika teman membutuhkan bantuan, sebaiknya menolongnya. Ketika teman memerlukan alat tulis, maka meminjamkannya adalah salah satu bentuk taawun.
Jika ada teman yang kesulitan memahami pelajaran, membantu mereka dalam belajar juga merupakan bentuk taawun. Sama halnya jika ada teman yang sakit dan memerlukan dana untuk pengobatan, maka menerapkan sikap taawun adalah dengan mengumpulkan uang bersama-sama untuk membantunya.
Ketika ada orang yang tersesat dan bertanya arah atau jalan, maka taawun dilakukan dengan menunjukkan jalan pada orang tersebut.
Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku taawun harus lebih diperluas lagi. Seperti membantu masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, namun tidak selalu berbentuk materi. Membantu mereka untuk memiliki keterampilan hidup, misalnya dengan memberikan pelatihan agar mereka memperoleh informasi dan pengetahuan yang banyak, juga merupakan bentuk taawun.
Selain itu, taawun juga dapat dilakukan dalam kegiatan bakti sosial, seperti membersihkan lingkungan, atau membantu membangun fasilitas umum untuk masyarakat di sekitar wilayah tempat tinggal. Semua bentuk taawun ini sudah jelas akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan mendatangkan keberkahan.
Rasulullah SAW bersabda, "dan Allah akan menolong seorang hamba ketika si hamba tersebut (suka) memberikan pertolongan kepada saudaranya (yang lain)..." (HR Muslim)
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026