Diskursus mengenai keinginan memiliki fasilitas akomodasi sendiri di Makkah untuk jemaah haji Indonesia telah lama menjadi perbincangan. Pada tahun 2018, misalnya, sejumlah anggota DPR RI mengusulkan agar Indonesia mempunyai hotel untuk menampung jemaah haji. Kemudian pada tahun 2021 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berencana membuat penginapan melalui Proyek Rumah Indonesia di Makkah. Sebagai implementasi dari Undang Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 tahun 2018 tentang pelaksanaan UU No. 34 Tahun 2014 telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara BPKH dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai pelaksana pengerjaan proyek tersebut. Kali ini, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto berkeinginan membangun perkampungan haji Indonesia di Arab Saudi.
Kepala Badan Penyelenggaraan Haji, KH. Mohammad Irfan Yusuf menyampaikan keinginan tersebut sesaat setelah dilantik oleh Presiden di Istana Negara, Jakarta. Perkampungan haji tersebut, menurut Gus Irfan, panggilan akrabnya bertujuan agar semua kegiatan jemaah haji maupun jemaah umroh terpusat di satu tempat. Selain itu, Presiden berharap jemaah haji Indonesia berangkat dengan penuh rasa aman dan nyaman.
Besarnya jumlah jemaah yang menunaikan ibadah haji setiap tahun menjadi salah satu alasan yang mendasari keinginan tersebut. Belum lagi jemaah umroh yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan catatan Kementerian Agama jumlah jemaah haji Indonesia pada tahun 2024 ini saja berjumlah 241.000 orang yang terdiri dari 213.320 jemaah haji regular dan 27.860 jemaah haji khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan jemaah umroh hingga September 2024 hampir mencapai dua juta orang. Jumlah ini dipastikan akan terus meningkat seiring dengan tingginya jumlah antrian haji dan meningkatnya keinginan masyarakat melaksanakan ibadah umroh sebagai 'pengganti' ibadah haji yang antriannya mencapai belasan hingga puluhan tahun. Pertanyaannya, sejauhmana urgensi perkampungan haji Indonesia. Lebih efisien manakah antara menyewa hotel dalam jangka panjang dibandingkan dengan membangun perkampungan haji?
Melihat Kampung Haji Negara Lain
Kampung haji atau istilah serupa dilakukan oleh Negara-negara lain dalam meningkatkan layanan dan fasilitas bagi jemaah haji. Pemerintah Malaysia mengelola kampung haji dengan sangat baik melalui Tabung Haji, sebuah lembaga khusus yang menangani segala keperluan haji. Tabung Haji memastikan semua jemaah terakomodasi dalam satu kawasan atau hotel-hotel yang berdekatan, sehingga memudahkan koordinasi dan mobilitas jemaah. Brunei Darussalam menyediakan tim medis dan fasilitas kesehatan terintegrasi di lokasi akomodasi jemaah untuk memastikan semua jemaah, terutama yang lanjut usia atau memiliki kondisi kesehatan khusus, mendapatkan layanan kesehatan yang optimal. Selain itu, pemerintah Brunei mengirimkan tenaga medis dan perawat berbahasa Melayu, sehingga para jemaah merasa lebih nyaman dan memahami prosedur medis dengan lebih baik.
Pemerintah Turki mendirikan pusat informasi di area akomodasi jemaah yang beroperasi 24 jam. Pusat ini menyediakan bimbingan ibadah, konsultasi agama, dan informasi penting lainnya yang disampaikan dalam bahasa Turki. Jemaah dapat mendapatkan panduan manasik, bantuan rute, hingga konsultasi tentang masalah ibadah kapan saja. Pakistan dan India memahami pentingnya pola makan sehat yang sesuai dengan kebiasaan kuliner jemaah mereka. Mereka menyediakan dapur atau layanan katering yang menawarkan makanan khas negara asal jemaah, tetapi tetap memperhatikan kesehatan dan kandungan nutrisi.
Jemaah mendapatkan makanan yang sesuai dengan selera mereka, yang membantu mereka tetap bugar selama ibadah. Iran menerapkan sistem pendampingan terstruktur dengan membagi jemaah ke dalam kelompok-kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang pembimbing atau "ketua kelompok". Mereka menggunakan teknologi seperti aplikasi ponsel untuk berkomunikasi dengan jemaah, menyampaikan informasi penting, dan memastikan setiap jemaah tetap dalam kelompoknya, mengurangi risiko tersesat atau terpisah. Yordania menyediakan pelayanan bimbingan dan informasi dalam beberapa bahasa yang umum digunakan oleh jemaah mereka, sehingga jemaah yang tidak bisa berbahasa Arab tetap merasa nyaman. Jemaah juga bisa mengakses informasi seputar kebudayaan Arab Saudi dan aturan-aturan penting selama haji untuk mencegah kesalahpahaman budaya.
Prospek Kampung Haji Indonesia
Indonesia sebagai negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia, memiliki kebutuhan unik terkait akomodasi, pelayanan, dan konektivitas di Tanah Suci. Dalam konteks ini, konsep Kampung Haji Indonesia di Mekah dapat menjadi solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan para jemaah, tetapi juga berpotensi menjadi pusat ekonomi dan sosial bagi komunitas Muslim Indonesia di Arab Saudi. Dengan adanya Kampung Haji Indonesia, jemaah haji dan umrah Indonesia bisa merasakan "sentuhan kampung halaman" di tanah suci sekaligus mendapat pelayanan yang lebih sesuai dengan budaya dan kebutuhan mereka. Kampung Haji Indonesia memiliki peluang besar dalam sektor ekonomi, khususnya bagi usaha kecil dan menengah (UMKM). Fasilitas yang didesain untuk memenuhi kebutuhan jemaah asal Indonesia, seperti restoran dengan cita rasa Indonesia, pusat oleh-oleh khas Nusantara, dan layanan logistik, bisa memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi jemaah.
Peluang ekonomi lainnya juga muncul dari layanan akomodasi jangka panjang bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja atau berziarah di Mekah. Membuka peluang bisnis kuliner khas Indonesia, terutama masakan yang sesuai dengan selera jemaah Indonesia. Menyediakan toko dan pusat oleh-oleh yang menjual produk-produk khas Indonesia. Pengembangan jasa transportasi dan layanan pendamping haji untuk mempermudah mobilitas jemaah. Kampung Haji dapat menjadi pusat aktivitas sosial dan budaya bagi WNI di Mekah. Keberadaan kampung ini dapat memperkuat rasa kebersamaan, menciptakan lingkungan yang familiar, dan membantu jemaah baru beradaptasi dengan kondisi di Tanah Suci.
Sebagai pusat komunitas, Kampung Haji bisa mengadakan kegiatan rutin seperti pengajian, diskusi, atau pembekalan bagi jemaah yang akan berangkat dan pulang, sehingga terjalin hubungan yang erat antarjemaah. Kampung Haji Indonesia bisa difokuskan untuk menyediakan layanan kesehatan dan logistik yang disesuaikan dengan kebutuhan jemaah Indonesia. Layanan kesehatan dengan dokter dan tenaga medis yang memahami kebutuhan jemaah asal Indonesia akan sangat membantu, terutama bagi lansia dan mereka yang memiliki keterbatasan bahasa. Selain itu, layanan logistik dan kebutuhan sehari-hari, seperti transportasi dan pengantaran barang, akan lebih mudah tersedia.
Kampung Haji Indonesia tidak hanya bisa berfungsi sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai pusat spiritual bagi jemaah. Dengan adanya masjid, ruang ibadah, serta kegiatan keagamaan yang rutin diadakan, Kampung Haji bisa menjadi tempat untuk memperkuat ibadah dan spiritualitas jemaah. Jemaah juga bisa mengikuti kajian, pembekalan spiritual, dan pendampingan ibadah yang dapat memberikan pengalaman haji yang lebih mendalam. Meskipun prospeknya menjanjikan, mendirikan Kampung Haji Indonesia menghadapi tantangan dalam hal regulasi dan perizinan. Arab Saudi memiliki aturan ketat dalam hal kepemilikan properti dan bisnis bagi warga negara asing. Pengembangan kampung haji memerlukan kerjasama erat antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk mengamankan izin operasional dan memastikan standar layanan sesuai dengan aturan yang berlaku di Saudi. Kampung Haji Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi, sosial, dan spiritual bagi WNI yang menjalankan ibadah haji atau umrah, serta untuk mereka yang menetap di Mekah.
Tantangan Kampung Haji Indonesia
Selain memiliki prospek yang cerah, implementasi kampung haji Indonesia juga menghadapi tantangan besar perlu diatasi. Salah satunya adalah izin dan regulasi dari pemerintah Arab Saudi, mengingat aturan ketat mengenai kepemilikan properti dan usaha asing di negara tersebut. Biaya pengelolaan dan pemeliharaan kampung ini juga tidak kecil, apalagi di kota-kota suci seperti Mekah dan Madinah yang memiliki harga tanah dan sewa yang tinggi. Selain itu, logistik pengiriman barang dari Indonesia, seperti makanan dan kebutuhan lainnya, memerlukan infrastruktur rantai pasokan yang solid untuk memastikan barang-barang sampai dengan kualitas baik. Penyediaan teknologi untuk memudahkan komunikasi, pemantauan kesehatan, dan penjadwalan ibadah akan sangat membantu, tetapi memerlukan investasi dan pelatihan khusus bagi jemaah yang mungkin belum terbiasa dengan perangkat digital. Kampung Haji juga harus memperhatikan adaptasi budaya agar tetap sesuai dengan norma dan aturan Arab Saudi, mengingat pentingnya menjaga hubungan baik antar negara. Dengan perencanaan matang, sinergi lintas lembaga, dan kerja sama diplomatik yang kuat, Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi berpotensi besar untuk menjadi layanan unggulan yang meningkatkan kualitas ibadah serta memberikan manfaat jangka panjang bagi jemaah haji dan komunitas Indonesia di Tanah Suci.
Mewujudkan Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi adalah sebuah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia. Kampung Haji ini dapat dirancang sebagai pusat yang menyediakan akomodasi nyaman, layanan kesehatan, dan fasilitas yang memenuhi kebutuhan khas jemaah Indonesia, seperti makanan Nusantara dan bimbingan ibadah dengan bahasa Indonesia. Untuk merealisasikan konsep ini, diperlukan kerja sama diplomatik yang erat antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, terutama dalam mengatasi izin dan regulasi ketat terkait kepemilikan properti dan operasional usaha asing. Selain itu, Kampung Haji ini akan membutuhkan dukungan dari sektor swasta dan UMKM Indonesia untuk memastikan pasokan makanan, obat-obatan, dan produk lainnya yang diperlukan jemaah tersedia dengan kualitas terjamin. Pendanaan untuk pengelolaan kampung ini juga penting, karena biaya pemeliharaan akomodasi di Mekah dan Madinah sangat tinggi. Penyediaan teknologi, seperti aplikasi untuk memudahkan akses informasi ibadah dan komunikasi dengan pendamping, akan menambah kenyamanan bagi jemaah dan meningkatkan efisiensi layanan. Dengan perencanaan matang dan dukungan semua pihak, Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi dapat menjadi tempat yang tidak hanya memenuhi kebutuhan logistik dan fisik jemaah, tetapi juga mempererat solidaritas dan memberikan pengalaman ibadah yang lebih tenang serta khusyuk bagi jemaah haji Indonesia.
Imam Marsudi
Penulis adalah Peneliti MMD Initiative, Eks Staf Khusus Menko Polhukam
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis