Bolehkah Meditasi dalam Islam? Ini Penjelasannya

Bolehkah Meditasi dalam Islam? Ini Penjelasannya

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 04 Nov 2024 16:15 WIB
Ilustrasi dzikir, berdoa, dan sholawat.
Ilustrasi meditasi dalam Islam Foto: Yourillustration/Pixabay
Jakarta -

Meditasi umumnya dikerjakan umat selain Islam. Namun dalam Islam sebenarnya ada ibadah yang dikerjakan dengan cara mirip seperti meditasi.

Meditasi dikenal sebagai aktivitas berdiam diri yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk memfokuskan pikiran pada satu hal. Dalam syariat Islam, tidak ada ibadah yang disebut secara khusus dengan meditasi.

Secara umum, tujuan dari meditasi adalah melatih untuk memfokuskan pikiran dan meningkatkan fokus kepada satu hal. Meditasi juga banyak dilakukan untuk mengundang perasaan tenang dan nyaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meditasi pun turut dianggap berperan penting pada kesehatan mental seseorang karena dapat menurunkan tingkat stres.

Meditasi dalam Islam

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), meditasi artinya pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu.

ADVERTISEMENT

Dalam buku Meditasi: Jalan Meningkatkan Kehidupan Anda karya Tjiptadinata Effendi, meditasi umat Islam banyak dilakukan oleh orang-orang sufi. Mereka berdiam dalam posisi duduk dalam doa dan kemudian mengucapkan doa yang berisi pujian atas nama dan sifat-sifat Allah SWT. Orang dapat bermeditasi sekaligus berdzikir.

Teten J. Hayat, M.Ag. dalam bukunya yang berjudul Meditasi Tawajjuh: Latihan Konsentrasi dan Keteguhan Batin, menjelaskan salah satu meditasi dalam Islam dikenal dengan sebutan tawajjuh.

Tawajjuh telah dilakukan Rasulullah SAW sebagai alat atau amalan untuk membersihkan batin dan memurnikan jiwa.

Tawajjuh juga dikenal dengan istilah tafakkur atau tawaqquf yang merupakan ilmu tauhid, ilmu yang mentauhidkan batin, memusatkan ingatan hati, memfokuskan ingatan dan mmusatkan pikiran.

Sebagian orang menyebut tawajjuh sebagai meditasi. Dalam kitab Sirrul Asror, al-Ghouts al-A'zhom, Syaikh Abdul Qodir al Jailani menjelaskan, "Tafakkur (meditasi tawajjuh) adalah ilmu makrifat, tegasnya adalah ilmu tauhid (menunggalkan batin, mengkonsentrasikan) dan dengan tafakkur itu seorang Arif (pentauhid) sampai kepada Yang dikenal dan dicintainya (Yang ditauhidkannya)."

Cara Meditasi dalam Islam

1. Tafakkur

Mengutip buku Ibadah Hati karya Lalu Heri Afrizal, dijelaskan tafakkur berasal dari kata fakkara yang berarti kegiatan berpikir, merenung dan tadabbur.

Menurut Ibnu Faris, seorang ulama ahli bahasa, "Tafakkur adalah aktivitas hati dalam memikirkan dan menghayati sesuatu."

Tafakkur merupakan amalan batin yang sangat dianjurkan dan menjadi salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur'an surah Ali-'Imran ayat 191, Allah SWT berfirman,

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan (bertafakkur) tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

2. Dzikir

Berdzikir kepada Allah SWT merupakan amal qauliyah yang paling utama dan paling disukai Allah SWT. Siapa saja yang mengamalkannya, maka Allah SWT akan menempatkannya pada derajat yang sangat mulia yakni derajat para kekasih Allah SWT. Demikian seperti dijelaskan dalam buku Energi Dzikir: Menenteramkan Jiwa Membangkitkan Optimisme oleh Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi.

Dengan berdzikir, seorang muslim akan selalu ingat akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Dzikir kepada Allah SWT adalah ibadah yang tak terbatas ruang dan waktu, artinya dzikir dapat diamalkan kapanpun dan dimanapun.

3. Bersyukur

Cara meditasi dalam Islam selanjutnya adalah bersyukur. Dalam buku Dzikir: Cahaya Kehidupan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dzikir menjadi amalan yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas tiga hal yakni mengakui nikmat yang telah diberikan dalam batin, menceritakannya secara lahir dan menggunakannya sesuai dengan kehendak Yang Memberi Nikmat.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152 tentang syukur,

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.




(dvs/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads