25 Contoh Sikap Suami Romantis dalam Islam Sesuai Sunnah

25 Contoh Sikap Suami Romantis dalam Islam Sesuai Sunnah

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Kamis, 24 Okt 2024 09:30 WIB
Gossips Concept. Cheerful arab guy whispering something into his muslim girlfriends ear, millennial man sharing secret with islamic woman in hijab, having fun over grey studio background, free space
Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Jakarta -

Dalam menjaga keharmonisan keluarga, salah satu yang perlu diperhatikan adalah sikap suami kepada istri. Tidak hanya wajib memberikan nafkah, suami juga harus bersikap romantis agar rasa cinta keduanya tidak pudar.

Hal ini telah dicontohkan Rasulullah dalam berbagai hadits. Diriwayatkan bahwa seseorang dianggap baik adalah sikap suami terhadap istrinya, seperti sabda Nabi berikut ini:

"Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik dari kalian terhadap istri. Dan aku yang terbaik di antara kalian terhadap istriku.." (HR at-Thabrani).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buat para suami, di bawah ini akan kita ulas 25 contoh sikap suami romantis dalam Islam sesuai sunnah Rasulullah yang dapat ditiru.

Contoh Sikap Suami Romantis dalam Islam

Agar istri dan keluarga bahagia, detikers bisa mencontoh sikap Rasulullah sebagai suami romantis dalam Islam berikut ini:

ADVERTISEMENT

1. Memuji Istri

Dikutip dari situs Kemenag Kalsel, hal pertama yang bisa dilakukan suami adalah sering memuji istri. Terkadang, pujian sederhana yang tulus bisa bermakna mendalam. Misalnya 'kamu nggak perlu jadi macam-macam karena kamu seperti ini saja sudah lebih dari cukup buatku'.

2. Memberikan Hadiah

Sikap suami romantis dalam Islam yang bisa diteladani dari Rasulullah adalah memberikan hadiah kepada istri. Dari Ummu Kultsum binti Abu Salamah, ia berkata,

Ketika Nabi SAW menikah dengan Ummu Salamah, beliau berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, tapi aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu."

Dia (Ummu Kultsum) berkata: "Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, dan hadiah itu dikembalikan kepada beliau. Lalu Rasulullah memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah." (HR Ahmad)

3. Tidur Satu Selimut

Rasulullah juga memiliki kebiasaan yang bisa menjaga keharmonisan rumah tangga, yaitu tidur satu selimut dengan istri, meskipun istrinya sedang menstruasi.

Dikisahkan oleh Aisyah RA, ketika Rasulullah sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Rasul bertanya, "Mengapa engkau bangkit?"

Aisyah menjawab "aku sedang haid ya Rasulullah". Rasulullah berkata "Pergilah, berkainlah dan mendekatlah kembali denganku." Aisyah pun berkain lalu kembali berselimut bersama beliau," (HR Sa`id bin Manshur).

4. Membanggakan Istri

Selain memuji, suami juga dapat membanggakan kondisi istrinya. Namun sebaiknya tidak terlalu membanggakan kelebihan fisik, seperti kecantikan atau bentuk tubuhnya.

Sebaiknya, yang dibanggakan adalah kepribadiannya yang baik, keramahtamahan, pandai bergaul, kesopanan, ketulusan hati, suka menolong.

5. Makan dan Minum di Bekas Mulut Istri

Dikutip dari NU Online Jabar, Rasulullah pernah minum di gelas yang sama dengan istri dan meletakkan mulutnya di bekas mulut istri. Rasulullah juga makan sisa daging yang dimakan istrinya.

Hal ini diriwayatkan oleh Aisyah ra:

إن كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليؤتى بالإناء فأشرب منه وأنا حائض ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في وان كنت لآخذ العرق فآكل منه ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في

Artinya: "Terkadang Rasulullah SAW disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid. Lalu Rasulullah SAW mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku. Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya, kemudian Rasulullah SAW mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku." (HR Ahmad).

6. Mengecup Mesra

Istri Rasulullah, Aisyah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah suka mengecup mesra istrinya.

"Sungguh Nabi SAW ketika mencium salah satu istrinya, beliau mengecup lidahnya." (HR Maqdisi dalam Dzakhiratul Huffazh).

7. Mandi Bersama

Contoh sikap suami romantis dalam Islam yang bisa ditiru adalah mandi bersama istri. Aisyah ra berkata sebagai berikut:

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ تَخْتَلِفُ أَيْدِينَا فِيهِ مِنْ الْجَنَابَةِ » رواه البخاري ومسلم وزاد ابن حبان « وتلتقي أيدينا

Artinya: "Dahulu aku mandi junub bersama Rasulullah SAW dari satu bejana di mana tangan kami bergantian (mengambil air) di dalamnya." (HR Bukhari dan Muslim, Ibnu Hibban mencantumkan riwayat tambahan:

"Sedangkan tangan kami saling bertemu (bersentuhan)."

8. Tiduran di Pangkuan Istri

Meski sebagai pemimpin agung, Rasulullah juga bermanja-manja dengan istrinya. Aisyah ra meriwayatkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ رَأْسَهُ فِي حِجْرِي فَيَقْرَأُ وَأَنَا حَائِضٌ

"Dahulu Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku kemudian membaca (Al-Qurán) sedangkan aku dalam keadaan haid." (HR Abu Dawud, Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).

9. Mengusap Air Mata Istri

Suami juga harus ada ketika istrinya bersedih. Ketika istri menangis, suami bisa mengusap air matanya. Hal ini seperti diriwayatkan Anas Bin Malik ra:

كانت صفية مع رسول الله صلى الله عليه وسلفي سفر وكان ذلك يومها فأبطت في المسير فاستقبلها رسول الله صلى الله عليه وسلم وهي تبكي وتقول حملتني علي بعير بطئ فجعل رسول الله صلى الله عليه وسلم يمسح بيديه عينيها

Artinya: "Suatu ketika Shofiyah bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan. Sedangkan hari itu adalah bagiannya. Tetapi Shofiyah sangat lambat sekali jalannya, lantas Rasulullah SAW menghadap kepadanya sedangkan ia menangis dan berkata, 'Engkau membawaku di atas unta yang lamban.' Kemudian Rasulullah SAW menghapus air mata Shofiyah dengan kedua tangannya." (HR Nasa'i dalam As-Sunanul Kubra).

10. Disisir Rambutnya oleh Istri

Sikap Rasulullah yang bermanja kepada istrinya juga terlihat ketika beliau disisir rambutnya oleh Aisyah ra. Aisyah berkata:

كُنْتُ أُرَجِّلُ رَأْسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا حَائِضٌ

"Dahulu aku menyisir rambut Rasulullah SAW sedangkan aku dalam keadaan haid." (HR Bukhari dan Muslim).

11. Membelai Istri

Diriwayatkan Urwah Bin Zubair RA dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata:

قلما كان يوم - أو قالت قل يوم - إلا كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يدخل على نسائه فيدنو من كل امرأة منهن فى مجلسه فيقبل ويمس من غير مسيس ولا مباشرة » قالت « ثم يبيت عند التى هو يومها

Artinya: "Hampir setiap hari Rasulullah SAW mengunjungi semua istrinya, lantas mendekatinya satu per satu di tempatnya (rumah). Kemudian Rasulullah SAW mencium dan membelainya tanpa bersetubuh atau berpelukan."

Aisyah berkata, "Lantas beliau menginap di (rumah) istri yang mendapat gilirannya." (HR Daruquthni, HR Imam Ahmad, Imam Al-Hakim, Abu Dawud dan At-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabir).

12. Panggilan Khusus

Nabi Muhammad SAW memiliki panggilan khusus untuk Aisyah dengan bebereapa sebutan:

"Ya Aisy" (HR Bukhari dan Muslim).
"Ya Uwaisy" (HR Ibnus Sunni).

Panggilan pertama tersebut diambil dari penggalan huruf akhir. Sedangkan yang kedua adalah huruf akhir sekaligus panggilan kecil. Dalam budaya Arab, panggilan semacam ini menunjukkan panggilan manja atau sayang.

Selain itu, Rasulullah juga memanggil Aisyah dengan panggilan lain, yaitu Humaira yang berarti putih kemerahan.

Ibnul Atsir menyebutkan dalam An-Nihayah (1/1044):

كان يقول لها أحيانا يا حُمَيْراء تَصْغير الحَمْراء يريد البَيْضاء

Artinya: "Beliau (Rasulullah SAW) sering memanggilnya (Aisyah) 'Ya Humaira' yang merupakan bentuk tasghir (panggilan kecil) dari 'Hamra' (merah) sedangkan yang dimaksud adalah putih."

13. Mendahulukan Istri

Mendahulukan istri menunjukkan bahasa cinta yang terkadang dilupakan. Suami bisa membukakan pintu untuk istri, mempersilakan dan sebagainya.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dalam sebuah hadits perjalanan pulang dari penaklukan Khaibar:

خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ قَالَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ فَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ حَتَّى تَرْكَبَ

Artinya: "Kami keluar menuju Madinah." Anas berkata, "Aku melihat Rasulullah SAW menyiapkan tempat duduk Shafiyah di belakangnya dengan kain, kemudian ia duduk di dekat untanya dan memposisikan lututnya, lantas Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau hingga naik (ke unta)." (HR Bukhari).

14. Mengantarkan Istri

Diriwayatkan dari Ali bin Husein RA, ia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ وَعِنْدَهُ أَزْوَاجُهُ فَرُحْنَ فَقَالَ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ لَا تَعْجَلِي حَتَّى أَنْصَرِفَ مَعَكِ

"Suatu ketika Nabi SAW berada di masjid (Nabawi), sedangkan istri-istrinya ada di dekatnya kemudian mereka pulang. Rasulullah bersabda kepada Shafiyah binti Huyay: 'Jangan buru-buru agar aku bisa pulang bersamamu.' (HR Bukhari).

Dalam riwayat lain disebutkan:

"Sungguh Shafiyah istri Nabi SAW mengabarkannya (Husein bin Ali) bahwa ia mendatangi Rasulullah SAW yang sedang i'tikaf di masjid (Nabawi) pada 10 hari terakhir Ramadhan. Kemudian ia berbincang dengan Nabi beberapa waktu lantas berdiri untuk pulang. Kemudian Nabi SAW berdiri dan pulang bersamanya." (HR Bukhari).

15. Mengajak Istri Ikut ke Luar Kota

Rasulullah sering pergi ke luar kota dengan mengajak istrinya. Untuk menentukan siapa yang diajak, Rasulullah mengundinya. Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah ra:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ

"Rasulullah SAW itu ketika hendak bepergian akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya." (HR Bukhari dan Muslim).

16. Mengobrol dengan Istri di Luar

Luangkan waktu bersama istri untuk mengobrol banyak hal, sekalipun itu tidak penting. Lakukanlah sesekali di luar rumah atau sambil bepergian.

Aisyah ra meriwayatkan dalam sebuah hadits tentang perjalanan ke luar kota bersama istri:

وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ بِاللَّيْلِ سَارَ مَعَ عَائِشَةَ يَتَحَدَّث

"Nabi SAW ketika malam hari berjalan bersama Aisyah, berbincang dengannya." (HR Bukhari dan Muslim).

17. Menenangkan Istri yang Marah

Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah meriwayatkan Aisyah ra berkata:

كان إذا غضبت عائشة عرك النبي صلى الله عليه وسلم بأنفها وقال : يا عويش قولي : اللهم رب محمد اغفر لي ذنبي ، وأذهب غيظ قلبي ، وأجرني من مضلات الفتن

"Ketika Aisyah marah, Nabi SAW mencubit hidungnya dan berkata, "Wahai 'Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, 'Ya Allah, Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan.'"

18. Mengajak Istri Makan di Luar

Sesekali ajaklah istri makan di luar, karena Rasulullah juga senang mengajak istrinya saat mendapatkan undangan makan.

"Seorang lelaki Persia yang merupakan tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling sedap. Kemudian dia membuat makanan dan mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata, 'Yang ini bagaimana?' Ia menunjuk Aisyah dan berkata, "Tidak" Kemudian memberi isyarat kepadanya, "Bagaimana dengan ini?" Dia berkata, "Tidak." Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda, "Ini bersamaku?" Kemudian ia berkata, "Ya." (HR Ibnu Hibban, Abu Ya'la, dan Darimi).

19. Cemburu

Cemburu adalah salah satu tanda cinta. Ini menjadi hal romantis ketika masih dalam batas wajar. Berdasarkan situs Jakarta Islamic Center, bahkan cemburu juga disyariatkan kepada para suami, karena lelaki yang tidak cemburu terhadap istrinya mendapat ancaman yang keras.

Rasulullah SAW bersabda:

"Ada tiga orang yang tidak masuk surga: ad dayyuts, wanita yang ar rajulah dan pecandu khamr". Para sahabat bertanya: "wahai Rasulullah, adapun pecandu khamr kami sudah paham maksudnya, lalu apa makna ad dayyuts?".

Nabi bersabda: "yaitu orang yang tidak peduli siapa yang mendatangi anak-istrinya". Para sahabat bertanya lagi: "Lalu apa wanita yang ar rajulah itu?". Nabi menjawab: "Wanita yang menyerupai laki-laki" (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib).

Al Munawi mengatakan:

"Ad dayyuts adalah sebuah kerendahan, sehingga ketika ia melihat anak-istrinya melakukan kemungkaran ia tidak cemburu" (Faidhul Qadir, 3/327).

20. Bercanda dengan Istri

Rasulullah ada orang yang suka bercanda dengan sahabat maupun istri-istrinya. Namun candaan beliau tetap pada norma kesopanan Sebuah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Thabrani menyebutkan:

"Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak bergurau bersama istri-istri beliau."

Dalam riwayat lain, suatu saat Aisyah berkata,

"Suatu hari Saudah mengunjungi kami, dan Rasulullah duduk di antara diriku dan Saudah. Sedangkan satu kaki beliau berada di pangkuanku dan satunya berada di pangkuan Saudah. Maka kubawakan untuknya makanan (yang terbuat dari bahan tepung dan air susu) lalu kukatakan, "(Demi Allah), makanlah atau aku akan mengotori wajahmu." Dia lalu menolak dengan berkata, "Aku tak akan mencicipinya."

Lalu, kuambil makanan dari mangkuk yang besar dan kulumurkan ke wajahnya. Nabi SAW tertawa. Lalu beliau mengangkat kaki dari pangkuan Saudah, agar ia bisa membalasku. Beliau berkata kepada Saudah, "Kotorilah mukanya!" Lalu dia mengambil makanan dari mangkuk besar dan melumurkannya ke mukaku, dan Rasulullah tertawa." (HR An-Nasa'i).

21. Mendengarkan Curhatan Istri

Istri mungkin tidak bisa bercerita semua hal kepada orang lain. Maka sebagai suami, dengarkanlah curhatan istri dengan baik.

Dikutip dari situs NU Jateng, Rasulullah menunjukkan kepekaan tinggi dengan mendengarkan curhatan istrinya, kemudian menghibur istrinya yang sedih, serta memberikan senyuman.

22. Makan Sepiring Berdua

Makan sepiring berdua sering diasosiasikan sebagai sikap romantis. Hal ini juga sering dilakukan Rasulullah bersama istri.

Dari Aisyah ra, ia berkata: "Saya dahulu biasa makan bubur bersama Nabi SAW." (HR. Al-Bukhari)

23. Menyuapi Istri

Tak hanya makan sepiring berdua, saling menyuapi juga menjadi contoh sikap suami romantis dalam Islam.

Dari Saad bin Abi Waqqas ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu." (Mutafaqun 'Alaih)

24. Memanjakan Istri Ketika Sakit

Ketika istri sakit, suami harus dengan senang hati mengurus segala kebutuhan istri.

Diriwayatkan oleh Aisyah ra, Nabi SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (Mutafaqun 'Alaih)

25. Membantu Pekerjaan Rumah

Berbagi pekerjaan dengan istri juga bisa menjadi sesuatu yang romantis, karena melakukan hal bersama-sama dengan istri akan menyenangkan.

Aisyah ra pernah ditanya: "Apa yang dilakukan Nabi SAW di rumahnya?" Aisyah menjawab: "Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya." (HR Al-Bukhari)

Nah, itulah tadi 25 contoh sikap suami romantis dalam Islam sesuai dengan sunnah Rasulullah. Selain menjaga rumah tangga harmonis, mencontoh sikap Nabi tentu akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.




(bai/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads