Maksiat adalah perbuatan yang wajib dihindari oleh umat Islam sebagai hamba Allah SWT. Maksiat menjadi perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT, menentang aturan-aturan Allah SWT, dan membangkang dari perintah-Nya.
Maksiat merupakan sebuah perbuatan dosa, tindakan yang tercela, dan buruk. Perbuatan maksiat bagaikan api yang dapat membakar kenikmatan (kebaikan), seperti api yang membakar kayu bakar. Kemaksiatan dapat mengantarkan kita pada kekufuran.
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang pezina itu akan berzina jika ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah ia meminum khamar jika ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah pencuri itu mencuri jika ia dalam keadaan beriman." (HR Bukhari dan Muslim)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghindari maksiat berarti juga menjalankan tauhid dengan sempurna. Sebab, Allah SWT sudah menjelaskan bahwa tidak sempurna tauhid seseorang, kecuali dengan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, baik berupa kesyirikan maupun perbuatan zalim terhadap sesama hamba.
Oleh karena itu, Allah SWT memberi syarat kepada hamba-Nya yang menginginkan surga untuk menaati-Nya dalam segala hal, mulai dalam ibadah hingga berbuat baik terhadap sesama. Hal ini ditegaskan di dalam firman-Nya surah An-Nisa ayat 14,
وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيْنٌࣖ ١٤
Arab Latin: wa may ya'shillâha wa rasûlahû wa yata'adda ḫudûdahû yudkhil-hu nâran khâlidan fîhâ wa lahû 'adzâbum muḫîn
Artinya: "Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan."
Menghindari maksiat adalah salah satu kunci untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dan meraih kehidupan yang penuh kemudahan. Selain itu, menjauhi maksiat juga menjadi jalan menuju derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai bahaya dari perbuatan maksiat dan cara menghindari maksiat.
Dampak Buruk Maksiat
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah, dikutip dari buku Agar Selalu Dimudahkan-Nya yang ditulis oleh Muhammad Anwar Ibrahim, setidaknya terdapat lima belas dampak buruk dari perbuatan maksiat terhadap pelakunya, yaitu sebagai berikut:
1. Terhalang dari ilmu dan kebenaran
2. Menghalangi dari rezeki dan dipersulit urusannya
3. Asing dari Allah SWT dan merasa jauh dari-Nya
4. Menggelapkan hati hamba seperti gelapnya malam
5. Melemahkan hati dan tubuh
6. Mengurangi umur
7. Mengundang maksiat lainnya
8. Menjadikan hati lemah secara pelan
9. Tidak peka terhadap jeleknya perbuatan dosa
10. Warisan umat dahulu dan penyebab kebinasaan
11. Penyebab Allah SWT menghinakan hamba-Nya
12. Pelaku maksiat menganggap remeh perbuatan dosa
13. Merusak akal
14. Menjadikan hati mati dan lalai
15. Menghalangi doa para malaikat.
Cara Menghindari Maksiat
Merangkum buku Ketika Merasa Allah Tidak Adil karya Aura Husna, berikut adalah cara menghindari maksiat yang dapat dilakukan umat Islam agar terhindar dari kemaksiatan.
1. Bertobat dan Menyesali Maksiat yang Dilakukan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tobat didefinisikan sebagai penyesalan atas dosa yang dilakukan dan perasaan jera. Tobat berarti adanya kesadaran hati yang diikuti oleh tindakan atau amal untuk menyesali perbuatan maksiat atau dosa yang telah dilakukan, serta bertekad untuk tidak mengulanginya.
Salah satu bentuk tobat yang dapat dilakukan adalah tobat nasuha, yaitu tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh kesadaran, dan semurni-murninya tanpa ada dorongan tertentu. Tobat nasuha mampu mengeluarkan pelakunya dari perilaku menyimpang dan meninggalkan bekas yang mendalam pada diri pelakunya.
2. Memilih Teman yang Membawa pada Kebaikan
Teman memiliki peran penting dalam mempengaruhi karakter dan kepribadian seseorang. Teman adalah orang yang paling mudah mempengaruhi pendirian dan sikap, karena pergaulan yang kuat membuat seseorang merasa nyaman untuk meniru atau mengikuti perilaku, sikap, dan perkataan teman.
Oleh karena itu, memilih teman yang baik dan senantiasa mengingatkan kepada Allah SWT merupakan langkah terbaik untuk melindungi hati dari kecenderungan berbuat maksiat. Memilih teman-teman yang dikenal baik dan saleh akan membantu memberikan aura kebaikan dan kesalehan pada diri sendiri. Bergaul dengan orang-orang yang mencintai kebaikan akan menciptakan kenyamanan untuk meniru kebaikan yang ada pada mereka.
3. Menyibukkan Diri dengan Amal Saleh dan Kebaikan
Waktu seseorang sesungguhnya diisi dengan dua hal, yaitu amal saleh dan kemaksiatan. Ketika waktu sudah diisi oleh satu hal, maka hal lainnya tidak akan bisa masuk. Apabila waktu diisi dengan amal kebaikan, kemaksiatan dan kelalaian akan segera tersingkir.
Sebaliknya, jika waktu dipenuhi dengan kemaksiatan dan kelalaian, amal saleh pun akan menjauh. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk menghindari maksiat adalah dengan menyelamatkan waktu yang berharga, dengan memperbanyak amal-amal saleh.
4. Berdoa untuk Menjaga Kebersihan Hati
Rasulullah SAW, sebagai teladan terbaik sepanjang zaman, mengajarkan agar doa dijadikan perisai hati. Doa berfungsi sebagai peneguh hati untuk tetap berada dalam kebenaran dan kebaikan. Selain itu, berdoa kepada Allah SWT juga merupakan salah satu cara menghindari diri dari maksiat.
Dari berbagai doa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, salah satu doa yang sering dibaca adalah doa untuk keteguhan hati. Ummu Salamah menjelaskan bahwa doa yang paling sering diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika di rumah adalah:
"Ya mu qallibal qulub, tsabbit qalbi 'ala dinika"
Artinya: "(Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)" (HR. Tirmidzi)
5. Menjaga Pandangan Mata dan Pikiran
Mata merupakan jendela hati. Pandangan yang terjaga akan menghasilkan hati yang bersih dan terpelihara. Mata yang terjaga juga akan melindungi pikiran dari hal-hal negatif yang berasal dari penglihatan.
Pikiran akan memproses apa yang terlintas di hati, serta apa yang dilihat, didengar, dan diraba. Namun, yang paling berpengaruh terhadap alam pikiran manusia adalah apa yang dilihat dan dipandangnya di depan mata. Oleh karena itu, menjaga pandangan dengan iman merupakan langkah terbaik untuk melindungi pikiran dari hal-hal negatif, dan ini merupakan cara terbaik untuk menghindari diri dari maksiat.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini