Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dilaporkan tewas. Tentara Israel mengklaim telah membunuhnya dalam operasi militer di Jalur Gaza.
Kematian Yahya Sinwar dikonfirmasi Juru Bicara Militer Israel Avichae Adree dalam pernyataan resminya di X pada Kamis (17/10/2024). Menteri Luar Negeri Israel turut mengonfirmasi pembunuhan itu.
Yahya Sinwar diketahui menjadi pemimpin Hamas sejak Agustus 2024 menggantikan Ismail Haniyeh yang wafat dalam serangan di Iran. Namun sebelum itu, ia pernah menjabat sebagai pejabat tinggi Hamas pada 2017 dan 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yahya Sinwar Aktif dalam Gerakan Mahasiswa
Dilansir Anadolu Agency, pemilik nama Yahya Ibrahim Hassan Sinwar ini lahir pada 1962 di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan. Keluarganya dipindahkan secara paksa dari Kota al-Majdal pada 1948.
Sinwar menempuh pendidikan di Universitas Islam Gaza. Selama kuliah, ia aktif di gerakan mahasiswa dengan memimpin "Blok Islam", sayap mahasiswa Ikhwanul Muslimin.
Pada 1985, Sinwar mendirikan aparat keamanan untuk Ikhwanul Muslimin yang saat itu dikenal sebagai Al-Majd. Organisasi ini fokus melawan pendudukan Israel di Gaza dan memerangi kolaborator Palestina.
Pengalaman menjadi aktivis semasa kuliah menjadikan Sinwar memungkinkan mengambil peran penting di Hamas, organisasi politik dan militer yang didirikan ulama Islam Palestina, Ahmed Yassin, pada 1987.
Yahya Sinwar Jadi Buron Israel dan Puluhan Tahun di Penjara
Sinwar harus berurusan dengan tentara Israel beberapa kali. Pada 1982, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena disebut "berpartisipasi dalam kegiatan keamanan melawan Israel."
Pada Januari 1988, Sinwar kembali ditangkap Israel usai diketahui mendirikan aparat keamanan Al-Majd. Israel menjatuhkan hukuman seumur hidup ditambah 30 tahun penjara.
Sinwar menghabiskan 23 tahun hidupnya di penjara sebelum akhirnya dibebaskan saat pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel pada 2011.
Yahya Sinwar Ditunjuk Jadi Pemimpin Hamas
Usai bebas dari tahanan Israel, Sinwar aktif di Hamas. Ia ikut serta dalam pemilihan internal Hamas dan memenangkan kursi di biro politik pada 2012. Ia bertanggung jawab mengawasi Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas.
Sinwar kembali jadi buronan Israel usai rezim tersebut memasukkannya dalam daftar "teroris internasional". Media Israel melaporkan, Sinwar menjadi target utama pembunuhan badan keamanan Israel di Gaza.
Pada Agustus 2024, Yahya Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin baru Hamas menggantikan Ismail Haniyeh. Dua bulan menjabat, Sinwar kini dilaporkan tewas dalam serangan Israel.
Menurut data otoritas kesehatan setempat, seperti dilansir kantor berita WAFA, serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 42.438 warga Palestina dengan 99.246 lainnya luka-luka. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kematian Yahya Sinwar menawarkan peluang perdamaian di Timur Tengah, tapi ia memperingatkan bahwa perang di Gaza akan terus berlanjut.
"Hari ini kita telah menyelesaikan skor. Hari ini kejahatan telah mendapat pukulan tapi tugas kita masih belum selesai," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video seperti dilansir Arab News dari Reuters.
"Kepada keluarga sandera yang terkasih, saya katakan 'Ini adalah momen penting dalam perang. Kami akan terus maju dengan kekuatan penuh sampai semua orang yang Anda cintai, orang-orang yang kami cintai, pulang'," imbuhnya.
(kri/inf)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026