Contoh Riya yang Harus Dihindari agar Ibadah Tak Sia-sia

Contoh Riya yang Harus Dihindari agar Ibadah Tak Sia-sia

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 29 Sep 2024 08:00 WIB
Ilustrasi wanita hijab pegang uang
Ilustrasi riya (Foto: Getty Images/iStockphoto/Sewupari-studio)
Jakarta -

Riya adalah salah satu perilaku yang sering kali tersembunyi tapi berbahaya bagi diri sendiri. Perilaku riya tidak disukai oleh Allah SWT dan umat Islam harus menjauhinya.

Dalam Islam, riya adalah salah satu perbuatan tercela yang harus dihindari karena dapat merusak niat dan keikhlasan dalam beribadah. Namun, agar dapat terhindar dari perbuatan ini, penting untuk memahami arti dan contoh riya secara mendalam terlebih dahulu.

Pengertian Riya

Dalam buku Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4 karya Syaikh Muhammad al-Utsaimin, dijelaskan bahwa secara bahasa, riya berasal dari kata Arriyaa'u, yang berarti senang memperlihatkan atau memamerkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riya adalah tindakan menampilkan perbuatan baik dengan maksud agar dilihat oleh orang lain. Meskipun tujuan utama dari berbuat baik seharusnya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mencari ridha-Nya.

Perbuatan riya dilarang oleh Allah secara tegas, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya di Surat Al-Baqarah ayat 264, Allah SWT berfirman,

ADVERTISEMENT

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.

Perilaku riya bisa menghapus semua pahala yang seharusnya diperoleh oleh seorang muslim dari amal ibadahnya.

Macam-macam Riya

Riya merupakan penyakit hati yang bisa membatalkan pahala dan harus dihindari. Menurut buku Dosa-Dosa Besar karya Hafidz Muftisany, terdapat dua jenis riya. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Riya Kholish

Riya kholish termasuk dalam kategori riya yang tampak melalui perbuatan. Contoh dari jenis riya ini adalah ketika seseorang melakukan ibadah atau amal kebaikan semata-mata untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari orang lain, dengan tujuan utama mencari pengakuan.

Riya kholish terbagi menjadi beberapa bentuk, antara lain:

Riya Badan

Riya badan terjadi ketika seseorang memperlihatkan tubuhnya, misalnya wajah yang terlihat bercahaya karena sering berwudhu dan salat.

Riya Pakaian

Riya pakaian muncul ketika seorang muslimah mengenakan jilbab panjang dan tertutup. Namun hanya demi mendapatkan pengakuan sebagai sosok yang saleh.

Riya Ucapan

Riya ucapan terjadi ketika seseorang membaca Al-Qur'an dengan suara yang indah dan lantang di hadapan banyak orang semata-mata untuk dipuji, tanpa keikhlasan dalam hati saat melafalkan ayat-ayat suci tersebut.

Riya Perbuatan

Riya perbuatan tampak ketika seseorang melakukan gerakan salat seperti ruku', sujud, atau berlama-lama berdiri agar terlihat khusyuk oleh orang lain saat melaksanakan salat.

2. Riya Syirik

Riya syirik adalah seseorang menjalankan perintah Allah SWT dengan niat beribadah tapi disertai dengan motivasi lain, yaitu untuk mendapatkan pujian dan perhatian dari orang-orang.

Riya ini muncul akibat kurangnya pemahaman mengenai tujuan sejati dari amal dan ibadah yang dilakukan.

Contoh Riya

Terdapat beberapa contoh riya yang terjadi dalam niat, khususnya saat melaksanakan amal ibadah. Merujuk pada kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali dan buku Sedekah Pengubah Nasib karya Aditya Akbar Hakim, berikut adalah beberapa contohnya.

  • Membayar zakat hanya karena takut mendapatkan celaan dari orang lain, tanpa mengharapkan pahala dari Allah SWT, dan saat sendirian, ia enggan melakukannya. Menurut Imam al-Ghazali, ini adalah bentuk riya yang paling parah dan paling buruk.
  • Melaksanakan ibadah semata-mata untuk mendapatkan keuntungan selain dari Allah SWT. Baik dalam bentuk materi maupun non-materi, dan ia tidak akan beribadah ketika tidak ada orang lain yang melihat.
  • Bersedekah dengan niat ingin dipuji oleh orang lain. Misalnya dengan menyumbangkan sebagian gaji untuk pembangunan di tempat kerja, tetapi di dalam hatinya tersembunyi keinginan untuk menarik perhatian pimpinan agar mendapatkan promosi jabatan.



(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads