Malaikat pencatat amal baik adalah Raqib. Sebagaimana diketahui, malaikat tersebut mencatat segala sesuatu yang baik yang dilakukan manusia semasa hidupnya.
Menurut buku Membuka Tabir Pintu Langit oleh Siswo Sanyoto, malaikat pencatat amal baik disebut shahibul yamin karena berada di sebelah kanan. Setiap amal kebaikan yang dilakukan manusia akan dicatat oleh shahibul yamin dan pahalanya diganjar sepuluh kali lipat kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam surah Al An'am ayat 160,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Artinya: "Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan)."
Menukil dari buku Aqidah Shahihah Seputar Malaikat oleh Brilly El-Rasheed, Syaikh Umar bin Sulaiman Al-Asyqar menyampaikan bahwa sebagian ulama menyatakan tidak ada malaikat yang bernama Raqib dan Atid. Jadi, Raqib dan Atid dimaknai sebagai sifat yang melekat pada dua malaikat pencatat amal manusia.
"Raqib dan Atid maknanya, dua malaikat yang senantiasa hadir (di sisi manusia) dan menjadi saksi, dua malaikat yang tidak pernah absen dari seorang hamba. Dan bukanlah makna yang dimaksud, bahwa Raqib dan Atid ini adalah nama untuk dua malaikat," tulisnya.
Dikatakan, malaikat pencatat amal baik mengepalai malaikat pencatat amal buruk. Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Malaikat pencatat amal perbuatan baik mengepalai malaikat pencatat amal perbuatan buruk. Apabila seseorang hamba mengerjakan suatu amal baik, maka malaikat pencatat amal kebaikan segera menulisnya sepuluh kali lipat.
Dan apabila seseorang itu mengerjakan amal buruk, malaikat pencatat amal kebaikan mengatakan: "Tunggu," lalu, malaikat pencatat keburukan menangguhkannya selama enam saat; apabila Allah mengampuninya, maka ia tidak menuliskannya apa pun terhadapnya. Dan apabila Allah tidak mengampuninya, maka malaikat pencatat amal keburukan mencatat untuknya satu amal perbuatan buruk." (HR Imam Baihaqi)
Dalam Aalam al-Malaa'ikah al-Abraar & Aalam al-Jinn wa asy-Syayaathiin oleh Umar Sulaiman Al-Asyqar terjemahan Muhammad Misbah disebutkan Allah SWT menunjuk dua malaikat yang selalu hadir dan tidak pernah meninggalkan manusia. Keduanya bertugas mencatat seluruh perbuatan hingga perkataan.
Malaikat pencatat amal itu juga menuliskan amalan yang dikerjakan seseorang dalam hatinya. Pandangan ini bersandar pada surah Al Infithar ayat 12,
يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
Artinya: "Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Ayat di atas mencakup amal lahir dan batin. Selain itu dalam hadits qudsi Nabi Muhammad SAW tutur diterangkan hal serupa,
"Allah SWT berfirman, "Jika hamba-Ku bermaksud melakukan kebaikan lalu tidak melakukannya, catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia melakukan kebaikan itu, catatlah 10 kebaikan." (Muttafaq Alaih)
Wallahu a'lam
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina