Maulid Nabi diperingati untuk mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Momen ini diperingati dengan menyelenggarakan majelis, bersholawat bersama dan menceritakan perjalanan Rasulullah SAW.
Maulid Nabi tidak pernah digelar semasa Rasulullah SAW masih hidup, namun sejumlah ulama sepakat mengatakan peringatan ini hukumnya boleh. Hal ini merujuk pada beberapa hadits yang mendasarinya.
Mengutip buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM. Waskito dijelaskan tiga fakta seputar pelaksanaan Maulid Nabi yaitu, peringatan Maulid Nabi sudah dilaksanakan sejak berabad-abad lalu, peringatan Maulid Nabi dilaksanakan oleh kaum muslimin hampir di semua negara-negara muslim dan Maulid Nabi digelar dengan kegiatan yang sesuai dengan syari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Peringatan Maulid Nabi SAW
Mengutip buku Wewangian Semerbak dalam Menjelaskan tentang Peringatan Maulid oleh Dr. H. Kholilurrohman, dijelaskan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan membaca sebagian ayat-ayat Al-Qur'an dan menyebutkan sebagian sifat-sifat nabi yang mulia, ini adalah hal yang penuh kebaikan.
Perayaan Maulid Nabi mulai dilakukan pada permulaan abad ke-7. Ini menandakan, Maulid Nabi SAW tidak pernah dilakukan langsung oleh Rasulullah SAW. Namun, bukan berarti hukum perayaan Maulid Nabi dilarang atau dianggap sebagai sesuatu yang haram.
Segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW atau tidak pernah dilakukan oleh para sahabatnya belum tentu bertentangan dengan ajaran Rasulullah SAW.
Sebagian ulama menggolongkan perayaan Maulid Nabi SAW sebagai bagian dari bid'ah hasanah yang artinya perayaan Maulid Nabi SAW merupakan perkara baru yang sejalan dengan ajaran-ajaran Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi SAW.
Dalil tentang Maulid Nabi Muhammad SAW (h2)
1. Termasuk Perbuatan Baik
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang memulai dalam Islam sebuah perkara baik, maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun." (HR. Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa Maulid Nabi SAW termasuk perkara baru yang baik dan sama sekali tidak menyalahi satupun di antara dalil-dalil Al-Qur'an, sunnah, atsar maupun Ijma.
2. Tanda Syukur Atas Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Imam Muslim dalam kitab shahihnya menuliskan, Rasulullah SAW ketika ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab, "Hari itu adalah hari di mana aku dilahirkan." (HR Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan puasa pada hari Senin sebagai bentik syukur kepada Allah SWT. Ini adalah isyarat dari Rasulullah SAW bahwa beliau mensyukuri hari kelahirannya. Maulid Nabi SAW menjadi bentuk syukur umat Islam atas kelahiran Rasulullah SAW.
3. Fatwa Syaikh al Islam Khatimah al Huffazh Amir al Mu'minin Fi al Hadits al Imam
Ahmad Ibn Hajar al-Asqalani menuliskan, "Asal peringatan maulid adalah bid'ah yang belum pernah dinukil dari kaum Salaf saleh yang hidup pada tiga abad pertama, tetapi demikian peringatan maulid mengandung kebaikan, jadi barangsiapa dalam peringatan maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik saja dan menjauhi lawannya (hal buruk), maka itu adalah bid'ah hasanah." Al-Hafidz ibn Hajar juga mengatakan, "Dan telah nyata bagiku dasar pengambilan peringatan Maulid di atas dalil yang sahih."
Wallahu a'lam
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!