Ketika Lautan Meluap di Hari Kiamat

Ketika Lautan Meluap di Hari Kiamat

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Minggu, 25 Agu 2024 07:00 WIB
Dark blue waves in the water
Ilustrasi lautan (Foto: Getty Images/iStockphoto/AndrisBarbans)
Jakarta -

Al-Qur'an menceritakan betapa ngerinya hari kiamat. Di antara kengerian yang paling dahsyat adalah hancurnya alam semesta secara menyeluruh yang menimpa bumi, gunung, langit, bintang bahkan matahari.

Tentang kapan terjadinya hari Kiamat, tidak ada seorang pun yang tahu. Dalam buku Inayati Ashriyah disebutkan bahwa kedatangan hari Kiamat benar-benar dirahasiakan. Tujuannya agar menjadi jelas siapa saja di antara kita yang ikhlas beribadah dan yang tidak ikhlas.

Orang yang ikhlas beribadah senantiasa membentengi dirinya agar tidak melakukan kemaksiatan dan senantiasa waspada serta menyiapkan diri walaupun ia tidak tahu kapan hari besar itu akan datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu kapan terjadinya kiamat hanya diketahui oleh Allah SWT. Hari Kiamat ditandai dengan ditiupnya terompet sangkakala. Tiupan pertama menandai terjadinya hari Kiamat dan tiupan kedua menandai terjadinya hari Kebangkitan.

Lautan Meluap di Hari Kiamat

Ada salah satu fenomena yang terjadi ketika kiamat tiba yaitu lautan yang akan dipanaskan. Hal ini tertulis dalam Al-Qur'an surat At Takwir ayat 6:

ADVERTISEMENT

وَإِذَا ٱلْبِحَارُ سُجِّرَتْ

Artinya: "Dan apabila lautan dijadikan meluap."

Mengutip buku Mansur Abdul Hakim dalam bukunya Israfil AS dan Peristiwa Kiamat memaparkan bahwa Ibnu Abbas memberikan penjelasan bahwa Allah SWT mengutuskan angin panas yang melarutkan lautan menjadi api yang bergejolak.

Dari Sa'id bin al-Musayyab dia berkata, Ali r.a. berkata kepada seorang lelaki daripada kaum Yahudi, "Di manakah neraka Jahannam?" Lelaki itu menjawab, "Di lautan". Lantas Ali berkata, "Aku tidak melihatnya kecuali dia berkata benar, bukankah Allah juga berfirman, "Dan apabila laut dijadikan meluap (dipanaskan)."

Dari Mu'awiyah bin Sa'id dia berkata, "Sesungguhnya laut Rom ini (Laut Mediterranian) adalah di pertengahan bumi dan seluruh sungai akan mengalir padanya. Lautan yang besar turut mengalir padanya dan bagian bawah lapisan telaga terdapat tembaga. Maka apabila datang hari kiamat, telaga-telaga itu akan memancar dan bergelombang.

Dan apabila lautan dijadikan meluap (al-Infithâr: 3). Ibnu Abbas berkata, "Allah meluapkan sebagian lautan ke sebagian yang lain." Al- Hasan berkata, "Airnya hilang." Qatâdah berkata, "Air tawar (sungai) akan bercampur menjadi satu dengan air asin (lautan)." Al-Kalbî berkata, "Lautan menjadi pasang."

Demi lautan yang penuh gelombang (al-Thûr: 6). Dan apabila lautan dipanaskan (al-Takwîr: 6). Ibnu Abbas berkata, "Lautan dinyalakan sehingga menjadi api yang berkobar." Al-Hasan berkata, "Lautan menjadi kering."

Menukil Buku Pintar Hari Akhir yang ditulis Abdu Muhsin al-Muthairi, Syekh al-Hafizh al-Hukmî berkata, "Dengan mengambil pendapat-pendapat mereka, maknanya adalah sebagian lautan akan diluapkan, sedang sebagian lainnya akan dinyalakan sehingga menjadi api dan kemudian kering tanpa air."

Seperti kebiasaan orang-orang yang meragukan agama Allah, banyak orang yang tak mempercayai bahwa air bisa berubah menjadi api.

Padahal, berbagai disiplin ilmu alam saat ini telah memastikan bahwa inti bumi adalah ungkapan lain tentang bara-api akumulatif yang memiliki suhu panas sangat tinggi. Terkadang bara-api tersebut keluar di atas permukaan bumi melalui letusan gunung berapi, dan terkadang keluar di bawah laut yang kemudian membentuk dataran- dataran vulkanik.




(aeb/aeb)

Hide Ads