Benarkah Anak Kecil yang Meninggal Dijaga Nabi Ibrahim di Surga?

Benarkah Anak Kecil yang Meninggal Dijaga Nabi Ibrahim di Surga?

Alvin Setiawan - detikHikmah
Selasa, 04 Jun 2024 06:30 WIB
Ilustrasi surga
Ilustrasi surga. (Foto: Getty Images/iStockphoto/RapidEye)
Jakarta -

Dikatakan pada sebuah hadits bahwa anak-anak kecil yang wafat mendahului orang tuanya akan diasuh oleh Nabi Ibrahim AS bersama istrinya, Siti Sarah. Mereka hidup bahagia di surga sambil menunggu kedatangan orang tua mereka.

Keterangan ini dijelaskan dalam riwayat Imam Bukhari. Diceritakan, saat itu Rasulullah SAW bermimpi. Beliau melihat seorang lelaki tinggi yang dikelilingi oleh anak-anak. Rasulullah SAW bersabda,

وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِؚْرَاهِيمُ صلى الله عليه وسلم وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ ‏

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Adapun lelaki tinggi di dalam Raudhah itu adalah Ibrahim AS dan sekeliling baginda itu ialah wildan (anak yang meninggal dunia pada waktu kecil). Mereka semua yang dilahirkan pada waktu kecil itu mati di atas fitrah (yakni Islam dan dimasukkan ke dalam surga)."

Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa hal itu diketahui saat Rasulullah SAW dibawa oleh malaikat dan diperlihatkan suasana di surga.

ADVERTISEMENT

Mengutip Buku Pintar Hari Akhir karya Abdul Muhsin al-Muthairi, dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah akan mengasuh anak-anak kecil yang wafat mendahului orang tuanya di sebuah gunung di surga.

Buku tersebut menyadur Ibn al-Athir dalam Kitab al-Nihayah fi Gharib al-Hadith wa al-Athar. Digambarkan kehidupan anak-anak kecil tersebut di dalam surga. Mereka berlarian ke sana kemari tanpa ada yang menghalangi mereka satu pun.

"Seperti halnya perilaku anak-anak di dunia, tidak ada yang bisa menghalangi mereka untuk memasuki tempat yang haram (yakni wilayah privasi suatu keluarga). Tidak ada yang harus berhijab (menutup aurat) saat bersama mereka," demikian keterangan buku tersebut.

Syekh Hamid Az-Zaini dalam buku 76 Pertanyaan Seputar Alam Barzakh (Edisi Indonesia), menjelaskan mereka bermain dan bersenang-senang di surga, serta mencari makan sesuka hati mereka.

Saat Nabi SAW memasuki surga di alam barzakh, beliau bersabda, "Kemudian aku dibawa melanjutkan perjalanan, dan ternyata di sana ada anak-anak yang sedang bermain di antara dua sungai. Aku berkata, "Siapa ini?" Dia menjawab, "Ini adalah keturunan orang-orang mukmin."

Mereka akan dijaga sampai nanti akhirnya dikembalikan kepada orang tuanya di hari kiamat kelak. Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Anak-anak kecil orang muslim (yang sudah meninggal dunia) tinggal di sebuah gunung di surga. Mereka diasuh oleh Ibrahim dan Sarah hingga dikembalikan lagi ke pangkuan orang-orang tua mereka pada hari kiamat."

Anak-anak kecil yang Wafat Jadi Syafaat

Bayi dan anak-anak kecil yang wafat mendahului ayah atau ibunya akan menjadi syafaat bagi keduanya. Mereka kelak akan menarik kedua orang tuanya ke dalam surga Allah SWT.

Seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah RA dalam Kitab Silsiah al Hadits ash Shahihah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Salah seorang anak-anak itu akan menemui ayahnya atau orang tuanya lalu memegang pakaiannya atau tangannya seperti aku sedang memegang bajumu, dan ia tidak akan melepaskannya sebelum Allah memasukkan orang tuanya ke surga." (HR Muslim dan Ahmad)

Brilly El-Rasheed dalam buku The Nobel Moral, menjelaskan bahwa bayi atau anak-anak kecil yang wafat ketika hari pembangkitan, mereka bangkit lalu kemudian dijemput oleh malaikat dengan kendaraan lalu mereka dibawa langsung masuk ke surga, tanpa hisab, tanpa mizan, tanpa qisas.

Anak-anak itu kemudian diasuh oleh Nabi Ibrahim AS dan istrinya hingga waktunya kedua orang tua mereka masuk surga. Pada saat itu, Nabi Ibrahim AS akan menyerahkan bayi dan anak kecil itu kepada kedua orang tua mereka masing-masing.

Saat tepat di ambang pintu surga yang akan dimasuki bersama orang tua mereka, semua bayi dan anak kecil itu akan tumbuh menjadi dewasa dan hidup bahagia bersama-sama di surga.

Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Miqdam bin Ma'dikarib RA, Nabi SAW bersabda, "Mereka dibangkitkan di usia antara bayi dan manusia tua di hari kiamat, sama dengan bentuk Adam, berhati Ayyub, dan setampan Yusuf. Masih muda dan seakan-akan bercelak."

Dengan demikian orang tua dan anaknya yang wafat mendahului mereka tidak akan terpisahkan, kemudian mereka akan hidup bersama-sama di surga. Sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya surah Ath Thur ayat 21 yang berbunyi,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتََؚّعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ ؚِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا ؚِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ ؎َيْءٍۗ كُلُّ امْرِ؊ٍ ؚِۢمَا كَسََؚ رَهِيْنٌ

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."

Ternyata orang tua yang anak-anaknya meninggal saat masih kecil juga akan mendapatkan keutamaan. Menukil buku Ajari Anakmu Berenang, Berkuda, dan Memanah karya Yuli Farida, selain anak-anak mereka di asuh oleh Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah, berikut beberapa keutamaan lainnya:

1. Dipelihara dari api neraka, sebagaimana dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari dalam al-Adabul-Mufrad dari Abu Hurairah dijelaskan, "Seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa seorang bayi dan berkata, 'Wahai Rasulullah, doakan dia. Saya sudah menguburkan tiga orang anak'. Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu benar-benar telah tercegah dari panasnya api neraka'."

2. Timbangan pahala yang berat, Syekh Nashiruddin al-Albani dalam Shahih al-Jami'u ash-Shaghir mencatat hadis yang diriwayatkan dari Tsauban bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bakh-bakh, ada lima hal yang alangkah beratnya di timbangan yaitu Laa Ilaaha Illallah, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan anak saleh dari seorang muslim yang meninggal dunia sedang ia mengharap pahala dengannya."

Wallahu a'lam.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads