Waktu berbuka adalah momentum yang sangat ditunggu-tunggu oleh orang yang menjalankan puasa Ramadan. Di Indonesia, buka puasa biasanya dilakukan bersama keluarga atau teman dengan suasana yang khas. Namun, suasana ini berbeda saat di luar negeri.
Bagi warga muslim Indonesia yang tinggal di luar negeri mungkin tidak bisa merasakan suasana yang sama persis dengan di Indonesia. Meski demikian, momentum buka bersama dengan masyarakat lainnya tentu ada, misalnya buka puasa bersama yang diadakan di KBRI maupun di masjid-masjid sekitar.
Di Madrid terdapat satu masjid besar yang berada di kawasan M30, maka masyarakat Indonesia yang tinggal di Madrid biasa menyebutnya dengan Masjid M30. Nama masjid ini adalah Mezquita de Centro Cultural Islámico de Madrid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada Senin (25/3/2024) lalu saya bersama dengan beberapa WNI lainnya mengunjungi masjid ini untuk berbuka puasa bersama. Kami datang sekitar satu jam menjelang waktu berbuka.
Ketika memasuki masjid, di depan ruangan tempat salat terdapat meja panjang yang di atasnya disediakan kurma. Jemaah dipersilahkan untuk mengambil kurma secukupnya untuk berbuka.
Setelah mengambil kurma, kami berwudhu terlebih dahulu kemudian masuk ke ruangan utama masjid yaitu tempat salat. Di dalam ruangan tersebut ternyata sudah banyak orang dari negara yang berbeda-beda sedang duduk sambil membaca Al-Qur'an atau sambil bercakap-cakap dengan temannya. Hanya saja duduknya tidak di satu titik, tapi berpencar-pencar.
![]() |
Saat azan tiba kami pun segera berbuka puasa dengan kurma dan air putih yang disediakan di dalam masjid. Beberapa orang juga terlihat membawa makanan sendiri dari luar masjid. Kemudian kami salat Magrib berjamaah dengan imam yang memiliki suara sangat indah.
Selesai salat Magrib, kami pun diajak untuk makan bersama di ruangan bagian bawah, tentunya harus mengikuti antrean terlebih dahulu. Antreannya cukup panjang karena jemaah yang datang sangat ramai.
Ruangan makannya cukup luas dan di atas meja makan telah tersedia nampan-nampan kotak berisi nasi dengan lauk daging cincang, air mineral, roti, satu butir telor rebus, dan sup harira (sup khas Maroko).
![]() |
Sambil makan saya berkenalan dengan dua orang yang duduk di sebelah saya, yang satu dari Senegal dan lainnya dari Somalia. Teman dari Somalia ini mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia ikut berbuka puasa di masjid tersebut, dan tentunya ia merasa sangat senang karena dapat berbuka puasa bersama dengan saudara-saudara muslim dari negara-negara lainnya. Setelah bercakap-cakap agak lama dan makanan sudah habis, kami pun bergegas meninggalkan masjid.
Ini merupakan pengalaman yang sangat menarik bagi saya karena selain dapat salat berjamaah di masjid, juga dapat bersilaturahmi dengan teman-teman WNI lainnya dan dapat berkenalan dengan saudara-saudara muslim lainnya dari berbeda negara. Meskipun jarak menuju masjid dari tempat tinggal saya cukup jauh, sekitar satu setengah jam perjalanan naik metro (kereta bawah tanah), namun hal tersebut tergantikan dengan kebersamaan yang saya rasakan saat berbuka puasa di masjid tersebut.
--
Moch. Iqbal
Program Ph.D Arabic and Islamic Studies di Universidad Autonoma de Madrid
PPI Spanyol
Artikel ini merupakan kolaborasi detikHikmah dengan PPI Dunia. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama