Umat Islam banyak yang berlomba-lomba mengkhatamkan Al-Qur'an pada bulan suci Ramadan. Menurut riwayat, membaca satu huruf Al-Qur'an setara dengan sepuluh kebaikan.
Dijelaskan dalam buku Beriman Sejenak karya Sa'id Abdul Azhim, hal tersebut berlandaskan pada hadits berikut. Dari Abdullah Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya dan aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Miim satu huruf." (HR Tirmidzi)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ulama salaf memiliki kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur'an pada waktu-waktu tertentu. Diceritakan dalam kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha melalui riwayat Ibnu Abu Dawud dari Amru bin Marrah RA, seorang tabi'in mengatakan orang-orang zaman dulu mengkhatamkan Al-Qur'an pada awal malam hari atau pada awal siang hari.
Mengkhatamkan Al-Qur'an pada waktu tersebut memiliki keutamaan. Menurut riwayat dari al-Imam al-Jalil Thalhah bin Mashraf RA, seorang tabi'in berkata, "Barang siapa yang mengkhatamkan Al-Qur'an pada waktu siang hari maka para malaikat mendoakannya hingga waktu sore hari, barang siapa mengkhatamkan Al-Qur'an pada malam hari, maka para malaikat mendoakannya hingga waktu pagi." Mujahid juga meriwayatkan hal serupa.
Dalam Musnad Ad-Darimi juga terdapat riwayat yang menyebut keutamaan mengkhatamkan Al-Qur'an pada malam atau akhir malam. Diriwayatkan dari Said bin Waqash RA, dia berkata, "Apabila khatam Al-Qur'an pada waktu malam, maka para malaikat mendoakannya hingga pagi hari, dan apabila khatam Al-Qur'an pada akhir malam, maka para malaikat mendoakannya hingga waktu sore hari."
Waktu Terbaik Mengkhatamkan Al-Qur'an
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumuddin menyebutkan waktu yang terbaik untuk mengkhatamkan Al-Qur'an, yakni hari Senin dan Kamis.
Sang Hujjatul Islam mengatakan, "Yang terbaik adalah mengkhatamkan Al-Qur'an pada waktu malam, kemudian khatam yang lain pada siang hari. Khatam pada waktu siang hari di hari Senin pada hari Senin pada dua rakaat salat Fajar atau setelahnya. Sedangkan mengkhatam pada malam hari pada hari Kamis pada dua rakaat salat Magrib atau setelahnya, agar dapat menempati siang dan akhirnya siang hari."
Pendapat Imam al-Ghazali tersebut turut dinukil Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.
Lantas, setelah muslim mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz, apa yang harus dilakukan?
Membaca Doa Khatam Al-Qur'an
Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam Musnad Al-Firdaus li Ad-Darimi, yang bisa dilakukan setelah mengkhatamkan Al-Qur'an adalah membaca doa. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa telah memabca Al-Qur'an (khatam) kemudian dia berdoa, maka ada empat ribu malaikat yang mengamini doanya."
Menukil buku 37 Masalah Populer yang ditulis oleh H Abdul Somad, dijelaskan sebuah riwayat dari Anas bin Malik, beliau berdoa setelah khatam Al-Qur'an. Anas mengumpulkan istri dan anak-anaknya, lalu berdoa.
Berikut bacaan doa khatam Al-Qur'an yang dapat diamalkan:
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩ Ψ§Ψ±ΩΨΩΩ ΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ’ΩΩ ΩΩΨ§Ψ¬ΩΨΉΩΩΩΩΩ ΩΩΩ Ψ₯ΩΩ ΩΨ§Ω ΩΨ§ ΩΩΩΩΩΨ±ΩΨ§ ΩΩΩΩΨ―ΩΩ ΩΩΨ±ΩΨΩΩ ΩΨ©ΩΨ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩ Ψ°ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ§ ΩΩΨ³ΩΩΩΨͺΩ ΩΩΨΉΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ§ Ψ¬ΩΩΩΩΩΨͺΩ ΩΩΨ§Ψ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩΩ ΨͺΩΩΩΨ§ΩΩΨͺΩΩΩ Ψ’ΩΩΨ§Ψ‘Ω Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ£ΩΨ·ΩΨ±ΩΨ§ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΨ§Ψ±Ω ΩΩΨ§Ψ¬ΩΨΉΩΩΩΩΩ ΩΩΩ ΨΩΨ¬ΩΩΨ©Ω ΩΩΨ§ Ψ±ΩΨ¨ΩΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΨ§ΩΩΩ ΩΩΩΩ
Allhummarhamni bilquran. Waj'alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu li hujatan ya rabbal 'alamin.
Artinya: "Ya Allah, belas kasihanilah aku karena Al-Qur'an. Jadikanlah Al-Qur'an sebagai imamku, petunjuk dan rahmat. Ya Allah, ingatkan aku dengannya bila aku lupa dan ajarilah aku apa yang tidak mengerti dari padanya. Berilah aku bisa membaca waktu malam dan siang. Jadikanlah dia hujjah bagiku wahai Tuhan seru sekalian alam."
Dikutip dari buku Potret Kompetensi Dasar Santri karya Abd. Muqit, dijelaskan berdoa setelah khatam Al-Qur'an juga dilakukan segolongan fuqaha, hanya saja, tidak ada riwayat shahih tentang fadhilah khusus berdoa setelah khatam Al-Qur'an. Juga tidak ada yang shahih tentang jenis doa apa setelah khatam Al-Qur'an itu.
Imam Malik memperkuat pendapat ini bahwa doa khatam Al-Qur'an merupakan amalan para sahabat nabi dan bukan termasuk sunah dari Nabi SAW.
Tak hanya membaca doa saja, ada sebagian ulama yang menganjurkan untuk menghidangkan makanan sebagai ungkapan bahagia dan rasa syukur karena telah mengkhatamkan Al-Qur'an. Pendapat tersebut didasarkan pada keterangan Imam Ibnu Hajar Al Haitami Rahimahullah berikut.
"Para sahabat kami (Syafi'iyah) menjelaskan tentang makanan yang dihidangkan ketika khatam Al-Qur'an merupakan sunah, hal itu diqiyaskan dengan pesta-pesta yang disunahkan dengan menghimpun berbagai kebahagiaan dan menampakkan rasa syukur atas nikmat besar ini. Cukuplah itu menjadi dalil atas sunahnya apa yang disebutkan itu, dan aku tidak ketahui adanya khabar dan atsar khusus tentang itu, kecuali apa yang dinukil dari Umar Radhiallahu 'Anhu bahwa Beliau ketika khatam membaca Al Baqarah, beliau menyembelih unta." (Al Fatawa Al Fiqhiyah Al Kubra)
Wallahu a'lam.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah