Memahami Akad Jual Beli dalam Islam dan Contohnya

Memahami Akad Jual Beli dalam Islam dan Contohnya

Kholida Qothrunnada - detikHikmah
Jumat, 01 Des 2023 16:15 WIB
Transaksi jual beli.
Foto: Falaq Lazuardi/Unsplash
Jakarta -

Agama Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan mengenai aqidah, ibadah, maupun mu'amalah. Termasuk juga aktivitas jual beli, di mana akan ada akad di dalamnya.

Sederhananya, arti akad jual beli adalah sebuah kesepakatan dari muta'aqidain (penjual dan pembeli). Apa itu akad jual beli dalam Islam? Simak penjelasannya di bawah ini.

Akad Jual Beli dalam Islam

Dalam Islam, jika tidak ada akad jual beli maka kegiatan perdagangan atau transaksi yang dilakukan dianggap tidak sah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari ebook Fikih Muamalah Konsep Dasar Transaksi Bisnis Islam oleh Ahmad Syaichoni, dalam Bahasa Arab kata akad berasal dari kata 'aqada-'aqdan yang berarti mendirikan, membangun, perjanjian, menyatukan, atau memegang.

Berkaitan dengan ekonomi syariah, akad merupakan kesepakatan dalam suatu perjanjian dua pihak atau lebih dalam rangka melakukan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari laman NU Online, sah atau tidaknya akad akan tergantung proses yang dijalani oleh penjual dan pembeli. Jika prosesnya benar, maka sah aktivitas jual belinya. Begitu juga sebaliknya.

Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushny menjelaskan, وأما العين الحاضرة فإن وقع العقد عليها بما يعتبر فيه وفيها صح العقد وإلا فلا

Artinya:

"Adapun jual beli barang di tempat, jika proses transaksinya sesuai dengan syariat, maka sahlah akadnya. Sebaliknya, bila tidak sesuai dengan syariat, maka tidak sah akadnya."

Para ulama sepakat bahwa akad jual beli adalah bagian dari akad amanah (amanat pertukaran atau mu'awadhah).

Di mana, akad amanah itu meniscayakan penjual untuk memberitahukan harga kulak dan besarnya keuntungan yang maklum kepada pembelinya.

Dalam akad jual beli keuntungan diketahui dengan jalan mengurangi harga jual dengan harga kulak. Dengan hal itu, maka bisa dibandingkan selisih pemasukan dengan pengeluaran.

Contoh dari sikap amanah dalam konteks jual beli ini yaitu bila diserahkan Z, maka yang disampaikan juga harus z. Jika harga kulaknya Rp 10 ribu, maka penjual harus memberitahukan bahwa harga kulaknya sebesar Rp 10 ribu.

Akad jual beli dalam Islam dengan praktik menjual barang secara sama antara harga kulak dengan harga jual dikenal dengan akad bai' tauliyah. Akad tersebut merupakan inti dasar dari ajaran aktivitas jual beli dalam Islam.

Hukum Jual Beli dalam Islam

Dalam Islam, hukum asal jual beli yaitu diperbolehkan (halal), asalkan tidak menunjukkan keharamannya (riba).

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surah Al Baqarah Ayat 275:

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Artinya:

"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al Baqarah:275).

Semoga penjelasan mengenai akad jual beli tadi bisa menambah pemahaman kita dalam melakukan transaksi perdagangan, dan senantiasa dijauhkan dari riba. Amin.




(khq/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads