Sebuah kota tua di Arab Saudi, Al Ula, menyuguhkan keindahan alam dan menyimpan situs arkeologi dan sejarah dari peradaban pada masa lampau. Ada juga cerita rakyat yang berkembang bahwa kawasan tersebut sempat dihindari Nabi Muhammad SAW.
Dalam mitologi Arab, Al Ula merupakan daerah berhantu yang dihuni oleh jin dan roh jahat. Sejumlah sumber menyebut, stigma tempat berhantu atau terkutuk yang melekat pada Al Ula berkaitan dengan kisah kaum Tsamud.
Kaum Tsamud adalah kaum Nabi Saleh AS. Ulama sekaligus sejarawan Ibnu Katsir mengatakan dalam Qashash Al Anbiyaa, kaum Tsamud menentang Allah SWT dan Rasul-Nya karena melanggar larangan menyembelih unta betina milik Nabi Saleh AS yang menjadi salah satu mukjizatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga meminta Nabi Saleh AS untuk mendatangkan azab. Hingga pada akhirnya, Allah SWT menurunkan azab kepada kaum Tsamud dan membinasakannya.
Kaum Tsamud sendiri dikenal dengan orang-orangnya yang pandai memahat, mengukir, dan dalam pertukangan, sebagaimana dikatakan dalam buku Situs-Situs dalam Al Qur'an: Dari Banjir Nabi Nuh hingga Bukit Thursina karya Syahruddin El-Fikri.
Para arkeolog menemukan sejumlah batu karang dari hasil budaya kaum Tsamud. Produk utama kaum ini adalah barang pecah belah seperti tembikar yang unik dan memiliki seni dan kualitas tinggi.
Menurut sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW sempat menghindari kota Al Ula yang menjadi saksi kehidupan kaum Tsamud tersebut. Beliau mempercepat langkahnya saat melewati Al Ula dalam perjalanan menuju Perang Tabuk, seperti dilansir Atlas Obscura.
Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata Global
Kota yang dulu disebut sempat dihindari Nabi Muhammad SAW dan tak tersentuh dalam kurun waktu lama itu kini dengan cepat telah menjadi tujuan utama pengembangan wisata Kerajaan Arab Saudi bagi wisatawan lokal dan internasional.
Wakil presiden kantor manajemen dan pemasaran destinasi di Royal Commission for AlUla, Rami Al-Moallim, mengatakan bahwa Al Ula akan menjadi pariwisata yang berkelanjutan, namun demikian, pariwisata massal belum menjadi fokus mereka.
"Kami berkembang, dan kami tumbuh sangat cepat (tetapi) bagian dari misi kami adalah merespons pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab," ujar Al-Moallim pekan lalu, seperti dilansir Arab News, Senin (20/11/2023).
"Kami belum terbuka untuk pariwisata massal, dan itu belum menjadi fokus," tambahnya.
Pada 30 Agustus 2023, Arab News melaporkan bahwa Komisi Kerajaan untuk Al Ula (RCU) telah meluncurkan rencana pembangunan perkotaan untuk wilayah tengah dan selatan dalam upayanya menjadikan Saudi sebagai tujuan pariwisata global.
RCU menyebut rencana induk baru yang bernama "Path to Prosperity" ini akan mengubah wilayah selatan dan tengah Al Ula menjadi komunitas perkotaan dengan "kualitas hidup yang lebih baik."
Proyek pengembangan Al Ula ini juga menjadi salah satu agenda penting dalam Visi Arab Saudi 2030 seiring dengan upaya Kerajaan dalam melakukan transformasi perekonomian.
![]() |
Masuk Situs Warisan UNESCO
Kawasan Al Ula menyimpan sejumlah situs arkeologi dan sejarah. Di antaranya Hegra, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO pertama di Arab Saudi, dan Jabal Ikmah yang menyimpan ratusan prasasti batu dari berbagai bahasa kuno. Situs tersebut baru-baru ini dimasukkan dalam Daftar Memori Dunia UNESCO.
Penjelajah Arab legendaris, Ibnu Batutah, mengunjungi Hegra pada abad ke-14. Ia mencatat dalam memoarnya, bahwa makamnya dilewati oleh para pelancong, pedagang, dan peziarah dalam perjalanan ke Makkah selama berabad-abad.
Hegra kini menjadi landmark ikonik Arab Saudi.
![]() |
Raih Penghargaan Proyek Pariwisata Budaya Terkemuka 2023
Asharq Al-Awsat melaporkan pada pertengahan Oktober 2023 lalu, Al Ula menerima penghargaan Proyek Pariwisata Budaya Terkemuka Timur Tengah 2023 dari World Travel Awards. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas upaya komisi tersebut untuk melindungi kawasan budaya dan alam yang unik melalui sejumlah inisiatif pembangunan berkelanjutan.
Saat ini, Arab Saudi melalui AlUla Moments tengah menyelenggarakan Festival Kerajaan Kuno Al Ula. Festival ini berlangsung selama dua minggu dan akan berakhir pada 2 Desember 2023 mendatang.
Perayaan budaya, wisata malam, kuliner bersejarah, dan perjalanan ke situs arkeologi dan sejarah Al Ula memeriahkan festival tersebut. Perayaan tahun ini menandai peringatan 15 tahun Hegra sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, lapor Arab News.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!