Mengenal Suhuf dan Perbedaannya dengan Kitab

Mengenal Suhuf dan Perbedaannya dengan Kitab

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Selasa, 03 Okt 2023 07:15 WIB
Ilustrasi Lauhul Mahfudz, kitab catatan takdir makhluk Allah SWT.
Ilustrasi suhuf dan perbedaannya dengan kitab. Foto: Getty Images/iStockphoto/artisteer
Jakarta -

Suhuf adalah salah satu istilah dalam agama Islam yang merujuk pada wahyu Allah SWT. Suhuf ini diturunkan kepada para nabi.

Para nabi penerima suhuf ini berasal dari nabi terdahulu. Hal ini diceritakan dalam sejumlah riwayat.

Arti Suhuf

Mengutip buku Konsep Mayoritas Ahlussunnah Wal Jamaah karya Idik Saeful Bahri, suhuf adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada nabi dan rasul dalam bentuk lembaran-lembaran yang tidak sempurna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Allah SWT berfirman dalam surah Al A'la ayat 18-19,

Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽ Ω‡Ω°Ψ°ΩŽΨ§ Ω„ΩŽΩΩΩ‰ الءُّحُفِ Ψ§Ω„Ω’Ψ§ΩΩˆΩ’Ω„Ω°Ω‰Ϋ™ Ω‘Ω¨ ءُحُفِ Ψ§ΩΨ¨Ω’Ψ±Ω°Ω‡ΩΩŠΩ’Ω…ΩŽ ΩˆΩŽΩ…ΩΩˆΩ’Ψ³Ω°Ω‰ ΰ£– Ω‘Ω©

ADVERTISEMENT

Artinya: "Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu, (yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa."

Allah SWT menurunkan setidaknya 100 suhuf kepada lima nabi dan rasul. Namun terdapat 110 suhuf jika menggabungkan dari semua pendapat ulama.

Nabi dan Rasul yang Menerima Suhuf

Masih mengutip dari sumber buku yang sama, lima nabi dan rasul yang menerima suhuf yaitu:

  • Nabi Adam AS menerima 10 suhuf
  • Nabi Syits AS menerima 50 suhuf
  • Nabi Idris AS menerima 30 suhuf
  • Nabi Ibrahim AS menerima 10 suhuf
  • Nabi Musa AS menerima 10 suhuf

Suhuf diturunkan sebelum turunnya Taurat kepada Nabi Musa AS, Zabur kepada Nabi Daud AS, Injil kepada Nabi Isa AS, dan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW, seperti dijelaskan dalam buku Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran karya Abdul Rahman Haji Abdullah.

Isi Suhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa

Mengutip buku The Companions of the Prophet and Their Followers karya Kamal as Sayyid, berikut isi dari suhuf yang diterima oleh para nabi dan rasul sebagaimana diceritakan dalam hadits.

Suhuf Nabi Ibrahim AS

Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Abu Dzar terkait suhuf Nabi Ibrahim AS. Rasulullah SAW menjawab dalam sabdanya, "Di dalamnya berisi tentang peribahasa: 'Raja yang berkuasa, berhasil dan congkak. Tidaklah aku mengutus engkau untuk memenuhi permintaan kaum yang tertindas. Aku tak menolaknya walaupun apabila hal itu merupakan permintaan dari orang yang bukan pengikut.'"

Suhuf Nabi Musa AS

Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Abu Dzar terkait suhuf Nabi Musa AS. Rasulullah SAW menjawab dalam sabdanya, "Di dalamnya berisi pelajaran: 'Aku heran pada orang yang percaya pada kematian kemudian ia mengingkarinya. Aku heran pada orang yang percaya pada api kemudian ia tertawa. Aku heran pada orang yang percaya pada takdir kemudian ia merasa susah. Aku heran pada orang yang melihat dunia dan perubahannya kemudian ia mempercayainya. Dan aku heran pada orang yang percaya pada Hari Kebangkitan kemudian ia tidak melakukan apa pun."

Perbedaan Suhuf dan Kitab

Suhuf dan kitab merupakan wahyu yang Allah SWT turunkan kepada nabi dan rasul-Nya.

Meskipun sama-sama wahyu dari Allah SWT, suhuf dan kitab memiliki beberapa perbedaan. Dirangkum dari buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti susunan Tim Ganesha Operation, berikut perbedaannya:

  • Kitab memiliki isi kandungan yang lebih lengkap daripada suhuf.
  • Kitab merupakan wahyu Allah SWT yang dibukukan, sedangkan suhuf hanya berupa lembaran-lembaran yang tidak dibukukan.
  • Kitab wajib disampaikan kepada umat, sedangkan suhuf tidak.

Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT

Masih mengutip dari sumber buku yang sama, bahwa seseorang akan mendapatkan beberapa hikmah dengan beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, beberapa di antaranya yaitu:

  • Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT atas turunnya kitab suci sebagai pedoman hidup hamba-Nya.
  • Mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Meyakini bahwa para nabi dan rasul telah menyampaikan risalah Allah SWT.
  • Selalu menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
  • Dengan adanya hukum yang bersumber dari kitab suci, maka hidup seseorang akan menjadi lebih tertata.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads