- Surah dalam Al-Qur'an yang Membahas Nabi dan Rasul 1. Surah Al-Hajj Ayat 52 2. Surah Al-Isra Ayat 55 3. Surah Al-Imran Ayat 84
- Perbedaan Nabi dan Rasul 1. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Pengertiannya 2. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Jumlahnya 3. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Tugasnya - Akidah - Syariat - Akhlak 4. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Kitabnya 5. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Menerima Wahyu 6. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Menyampaikan Wahyunya 7. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Statusnya
Dalam ajaran Islam, istilah nabi dan rasul sudah tidak asing lagi terdengar. Nabi dan rasul merupakan utusan dari Allah SWT yang dipercaya untuk membimbing umat manusia untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
Meskipun sama-sama utusan dari Allah SWT, nabi dan rasul memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Penasaran apa saja perbedaan dari nabi dan rasul? Simak penjelasannya di bawah ini yang berhasil detikHikmah rangkum melalui berbagai sumber.
Surah dalam Al-Qur'an yang Membahas Nabi dan Rasul
1. Surah Al-Hajj Ayat 52
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِىٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلْقَى ٱلشَّيْطَٰنُ فِىٓ أُمْنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latinnya: Wa mā arsalnā ming qablika mir rasụliw wa lā nabiyyin illā iżā tamannā alqasy-syaiṭānu fī umniyyatih, fa yansakhullāhu mā yulqisy-syaiṭānu ṡumma yuḥkimullāhu āyātih, wallāhu 'alīmun ḥakīm
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
2. Surah Al-Isra Ayat 55
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ ٱلنَّبِيِّۦنَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ وَءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ زَبُورًا
Latinnya: Wa rabbuka a'lamu biman fis-samāwāti wal-arḍ, wa laqad faḍḍalnā ba'ḍan-nabiyyīna 'alā ba'ḍiw wa ātainā dāwụda zabụrā
Artinya: "Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud".
3. Surah Al-Imran Ayat 84
قُلْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ عَلَيْنَا وَمَآ أُنزِلَ عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ
Latinnya: Qul āmannā billāhi wa mā unzila 'alainā wa mā unzila 'alā ibrāhīma wa ismā'īla wa is-ḥāqa wa ya'qụba wal-asbāṭi wa mā ụtiya mụsā wa 'īsā wan-nabiyyụna mir rabbihim lā nufarriqu baina aḥadim min-hum wa naḥnu lahụ muslimụn
Artinya: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".
Perbedaan Nabi dan Rasul
1. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Pengertiannya
Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak (2023), secara etimologi kata "nabi" berasal dari kata "naba" yang memiliki arti "dari tempat yang tinggi". Nabi dalam teologi Islam diartikan sebagai manusia pilihan Tuhan. Maksudnya, manusia yang masuk ke dalam golongan orang bertingkat tinggi.
Menurut istilah, nabi adalah seorang laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT melalui malaikat, atau melalui ilham dan mimpi yang baik tapi tidak diwajibkan baginya untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada para umatnya. Secara umum, nabi dapat diartikan sebagai hamba Allah SWT yang mendapatkan kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT. Wahyu yang diterima digunakan untuk dirinya sendiri.
Mengutip dari buku berjudul Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al Jailani (2019), kata "Rasul" diambil dari kata "Irsal" yang berarti pengiriman atau pengutusan. Menurut istilah, rasul adalah orang yang mendapatkan perintah dari orang yang mengutus untuk menyampaikan risalahnya. Jadi bisa diartikan rasul adalah orang yang mengikuti wahyu orang yang mengirimnya. Hal ini dijelaskan dalam surah An-Naml ayat 35:
وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ
Latinnya: Wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fa nāẓiratum bima yarji'u-mursalụn
Artinya: "Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
2. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Jumlahnya
Nabi dan rasul memiliki jumlah yang sangat jauh berbeda. Jumlah nabi yang diutus lebih banyak dari jumlah rasul yang ada. Jumlah nabi dan rasul yang wajib kita ketahui disebutkan dalam Al-Qur'an, dan ada 25 jumlahnya. Sedangkan jumlah nabi dan rasul yang tidak disebutkan melalui Al-Qur'an ada sekitar 313 rasul, dan 120.000 nabi. Hal ini diriwayatkan melalui hadits yang dari Abu Dzar.
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَمِ الْأَنْبِيَاءُ؟ قَالَ : مِائَةُ أَلْفٍ وَعِشْرُونَ أَلْفًا . قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَمَ الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ: ثَلَاثُ مِائَةٍ وَثَلَاثَةَ عَشَرَ جَمَّا غَفِيرًا ، ثُمَّ قَالَ : يَا أَبَا ذَرِّ أَرْبَعَةٌ سُرْيَانِيُّونَ : آدَمُ ، وَشِيثُ ، وَأَخْنُوخُ وَهُوَ إِدْرِيسُ ، وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ خَطَ بِالْقَلَمِ ، وَنُوحٍ وَأَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَرَبِ : هُودٌ ، وَشُعَيْبٌ ، وَصَالِحٌ ، وَنَبِيُّكَ محَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Aku bertanya: 'Ya Rasulullah! Berapa jumlah Nabi?' Beliau bersabda, "Jumlah mereka 120.000 orang." Aku bertanya lagi, 'Berapa jumlah rasul Ya Rasulullah?' Beliau menjawab, "Mereka 313 orang." Kemudian Beliau bersabda, "Wahai Abu Dzar! 4 orang dari mereka dari bangsa Suryaniyah; yaitu Adam, Sits, Idris dan Nuh. Sementara 4 dari bangsa Arab, yaitu Hud, Syu'aib, Saleh dan Nabi Muhammad SAW." HR. Ibnu Hibban.
Ada beberapa alasan mengapa Allah SWT mengutus banyak nabi daripada rasul:
- Usia nabi terbatas, tidak mungkin hidup panjang hingga akhir zaman.
- Situasi dan kondisi yang ada pada setiap zaman selalu berbeda-beda.
- Tidak ada sarana untuk menyampaikan informasi yang memadai sehingga semua umat manusia masih harus selalu diingatkan.
- Ajaran yang diberikan oleh para nabi terkadang mengalami sebuah penyelewengan sehingga harus diluruskan kembali ke jalan yang benar.
3. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Tugasnya
Melalui pengertian tentang nabi dan rasul yang sudah dijelaskan di atas, bisa disimpulkan bahwa nabi dan rasul memiliki tugas yang cukup berbeda. Nabi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang didapatkannya dari Allah SWT kepada umat manusia. Namun, rasul diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan tugas yang diberikan kepada umat manusia.
Ada tiga ajaran pokok yang harus rasul sampaikan kepada umatnya yaitu:
- Akidah
Memberikan tuntunan bahwa hanya Allah yang patut disembah. Karena Allah adalah Esa.
- Syariat
Memberikan tuntunan untuk umatnya agar meninggalkan segala hal yang dilarang dan menjalankan segala aturan Allah SWT.
- Akhlak
Memberikan tuntunan kepada umatnya untuk selalu bersikap mulia dan berbuat baik.
4. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Kitabnya
Perbedaan selanjutnya antara nabi dan rasul terletak pada kitab suci. Nabi tidak mendapatkan kitab suci. Sedangkan rasul, mendapatkan kitab suci.
4 rasul yang menerima kitab suci:
- Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud AS
- Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa AS
- Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa AS
- Kitab Al-Qur'an, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
5. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Menerima Wahyu
Nabi menerima wahyu dari Allah SWT melalui mimpi, melalui ilham dan bisa juga melalui malaikat. Sedangkan rasul menerima wahyu melalui mimpi dan malaikat Jibril. Nabi dipilih untuk mengamalkan syariat yang sudah ada sebelumnya. Sementara rasul adalah seorang nabi yang membawa sebuah syariat baru.
6. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Menyampaikan Wahyunya
Nabi diberi wahyu oleh Allah SWT namun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat, melainkan hanya diamalkan untuk dirinya sendiri. Sementara rasul, mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya.
7. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Statusnya
Setiap rasul adalah seorang nabi, tapi tidak setiap nabi adalah rasul. Statusnya bisa dilihat melalui adanya rasul yang memiliki gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi merupakan sebutan untuk nabi dan rasul yang mempunyai keistimewaan. Mereka memiliki kesabaran dan ketabahan dalam menyebarkan ajaran tauhid yang diperintahkan oleh Allah SWT. Nabi dan rasul yang termasuk dalam Ulul Azmi antara lain:
- Nabi Nuh AS
- Nabi Ibrahim AS
- Nabi Musa AS
- Nabi Muhammad SAW.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa nabi dan rasul memiliki perbedaannya, hal ini terlihat dalam pengertian, jumlah nabi dan rasul, tugas, kitab, menerima wahyu, menyampaikan wahyu, dan status yang berbeda. Demikian yang dapat detikHikmah rangkum. Semoga bermanfaat!
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!