Tentang Tawakal, Sikap Berserah Diri kepada Allah SWT

Tentang Tawakal, Sikap Berserah Diri kepada Allah SWT

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Kamis, 07 Sep 2023 06:30 WIB
ilustrasi berdoa
Ilustrasi tawakal. (Foto: Getty Images/iStockphoto/FS-Stock)
Jakarta -

Berserah diri kepada Allah SWT disebut dengan tawakal. Sebagai orang yang beriman, tawakal wajib dilakukan setelah dirinya mengusahakan segala sesuatu. Sebab Allah SWT yang Maha Mengetahui dan Mengatur segalanya.

Sebagai seorang muslim yang bertakwa, seseorang tidak perlu merasa cemas atau khawatir akan apa yang akan terjadi pada apa yang dirinya usahakan. Allah SWT sudah mengatur sedemikian rupa dengan hasil yang pastinya terbaik untuk dirinya.

Tentang Berserah Diri kepada Allah

Abdul Aziz Ajhari dalam buku Jalan Menggapai Ridho Ilahi menjelaskan, secara bahasa tawakal diambil dari bahasa Arab tawakkul berasal dari kata wakala yang berarti lemah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara istilah, tawakal memiliki arti suatu sikap bersandar atau menyerahkan segala urusan yang telah diusahakan secara total hanya kepada Allah SWT untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan baik itu menyangkut urusan dunia maupun akhirat.

Tawakal kepada Allah SWT sama dengan menjadikan-Nya sebagai wakil dalam mengurusi segala urusan dan mengandalkan-Nya dalam menyelesaikan segala urusan.

ADVERTISEMENT

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Muzammil ayat 9, yang bunyinya,

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيْلًا

Artinya: (Allah) adalah Tuhan timur dan barat. Tidak ada tuhan selain Dia. Maka, jadikanlah Dia sebagai pelindung.

Manfaat Berserah Diri kepada Allah

Seorang hamba bisa saja merasa cemas, khawatir, atau takut akan apa yang terjadi di masa depan. Namun, hendaknya ia selalu bertawakal dan bergantung kepada Allah SWT agar merasa tenang.

Tawakal mencakup memohon pertolongan dalam mencapai manfaat dan menolak bahaya yang mungkin saja seorang hamba itu dapatkan. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 59, yang artinya,

"Di antara mereka ada orang yang berkata, "Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Nabi Muhammad) menjerumuskan aku ke dalam fitnah." Ketahuilah, bahwa mereka (dengan keengganannya pergi berjihad) telah terjerumus ke dalam fitnah. Sesungguhnya (neraka) Jahanam benar-benar meliputi orang-orang kafir."

Oleh karena itu, berikut merupakan beberapa manfaat yang didapat ketika seorang hamba bertawakal kepada-Nya:

  • Tidak mudah putus asa jika gagal dalam melakukan sesuatu hal
  • Mendapatkan hati yang tenang selama menjalani kehidupan
  • Terhindar dari rasa sedih yang berkepanjangan
  • Jika berhasil dalam usaha tidak bergembira yang berlebihan
  • Terhindar dari sifat takabur atau sombong

Kapan Harus Berserah Diri kepada Allah?

Sesungguhnya bertawakal harus selalu dilakukan oleh seseorang dalam kondisi apapun itu. Sebab seorang hamba tidak bisa melakukan apapun di luar kehendak-Nya. Sehingga tawakal adalah sebagai bentuk pengakuan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan seorang hamba kecuali hanya dengan izin dan taufik-Nya.

Waktu yang mengharuskan seorang hamba untuk bertawakal kepada Allah SWT di antaranya:

  • Setiap beribadah kepada Allah SWT
  • Saat meminta petunjuk wahyu di segala situasi dan perkara yang dilakukannya
  • Saat menyebarkan ajaran Islam atau berdakwah
  • Saat mendapat tantangan dan hambatan ketika berdakwah
  • Saat melaksanakan hukum dan peradilan untuk persiapan jihad
  • Saat melaksanakan jihad fii sabilillah
  • Setiap saat meminta untuk dijaga oleh-Nya agar bisa selalu istiqamah menjalankan setiap perintah dan menjauhi segala larangan-Nya



(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads