Rasulullah SAW Anjurkan Menutup Pintu Rumah saat Maghrib, Kenapa?

Rasulullah SAW Anjurkan Menutup Pintu Rumah saat Maghrib, Kenapa?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Sabtu, 26 Agu 2023 18:00 WIB
Patokan buka puasa pakai azan Maghrib di TV atau di masjid
Ilustrasi waktu Maghrib (Foto: iStock)
Jakarta -

Dalam ajaran Islam, Maghrib menjadi waktu munculnya para setan dan jin karena identik dengan kegelapan. Karenanya, Nabi SAW sendiri menganjurkan kaum muslimin untuk menutup pintu rumah ketika Maghrib tiba.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits dari Jabir bin Abdillah RA, Nabi SAW bersabda:

"Jika masuk awal malam - atau beliau mengatakan: jika kalian memasuki waktu sore - maka tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran pada saat itu. jika sudah lewat sesaat dari awal malam, bolehlah kalian lepaskan anak-anak kalian. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup." (HR Bukhari dan Muslim)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam tulisan Daeng Naja, makna awal malam pada hadits di atas ialah setelah terbenamnya matahari. Selain itu, Nabi SAW juga menganjurkan kaum muslimin untuk tidak melepaskan hewan-hewan ternak mereka pada waktu matahari terbenam.

"Jangan lepaskan hewan-hewan ternak dan anak-anak kalian ketika matahari terbenam sampai berlalunya awal Isya karena para setan berkeliaran antara waktu terbenamnya matahari sampai berlalunya awal Isya." (HR Muslim)

ADVERTISEMENT

Imam Ibnu Abdilbarra melalui Al Istidzkar, mengatakan bahwa anjuran menutup pintu-pintu rumah pada waktu Maghrib dimaksudkan sebagai upaya menjaga diri dari gangguan setan dan jin. Terlebih, dipaparkan sebelumnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.

Membaca basmalah sebelum masuk ke rumah sama halnya dengan menghalangi setan untuk tidak masuk. Pada saat yang bersamaan, setan berkata tidak ada tempat untuknya bermalam seperti yang dijelaskan oleh Imam Nawawi.

Hadits lain yang menyebutkan perintah untuk menutup pintu pada saat Maghrib bersumber dari riwayat Ahmad. Berikut bunyi haditsnya,

اَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ بِالَّيْلِ وَأَطْفِئُوا السُّرْجَ وَأَوْكُوا الأَسْقِيَةَ وَخَمِرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهِ بِعُوْدٍ

Artinya: "Tutuplah pintu-pintu ketika malam, dan matikanlah lampu-lampu. Tutuplah bejana serta tempat makan dan minum, walau hanya engkau taruh sepotong kayu di atasnya." (HR Ahmad)

Dalam buku Sehari Semalam Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam oleh Daeng Naja, menutup pintu dan memasukkan anak-anak ke dalam rumah di waktu Maghrib termasuk ke dalam adab di samping upaya menjaga diri. Ketika Maghrib, banyak anak-anak dan rumah-rumah yang dihinggapi setan, sementara orang tua tidak menyadarinya.

Para setan yang mencari tempat berlindung ini melarikan diri dari setan lain yang memiliki kekuatan lebih besar. Mereka akan bergerak dengan cepat melebihi kecepatan manusia.

Perlu dipahami, anjuran atau perintah menutup pintu ketika Maghrib tidak berlaku jika ada alasan darurat untuk membukanya. Adapun, doa yang dapat dibaca untuk melindungi diri dari godaan setan ialah kalimat audzubillah dengan bunyi sebagai berikut.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِ

Arab latin: A'uudzubillaah himinas syaitoon nirrojiim

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."

Selain itu, bisa juga membaca ayat kursi yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 255.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ - ٢٥٥

Arab latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS Al Baqarah: 255)

Atau membaca surat Al Falaq yang terdiri atas 5 ayat.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Arab latin: qul a'ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.

Artinya: "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki"




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads