Muharram merupakan bulan istimewa salah satunya karena terdapat hari Asyura atau 10 Muharram yang menyimpan sejumlah peristiwa penting. Berikut keistimewaan 10 Muharram.
Bulan Muharram termasuk bulan suci yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai Asyhurul Hurum, bersama dengan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Rasulullah SAW bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari Muslim)
Dalam bulan Muharram terdapat hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10. Hari tersebut memiliki sejumlah keutamaan. Merangkum Kitab Qashsash Al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir dan Kitab Fadha 'Ilul Quqat karya Imam Baihaqi, berikut keutamaan 10 Muharram lainnya.
Keistimewaan 10 Muharram
- Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS dan Hawa
- Allah SWT menerima tobat Nabi Adam AS
- Allah SWT menciptakan Nabi Ibrahim AS dan menyelamatkannya dari api dan mengganti sembelihannya
- Allah SWT menenggelamkan Firaun
- Allah SWT mengangkat Nabi Idris AS
- Allah SWT menyembuhkan Nabi Ayyub AS
- Allah SWT mengangkat Isa bin Maryam
- Allah SWT menyelamatkan Nabi Nuh AS dari banjir bandang
Keistimewaan 10 Muharram lainnya adalah Allah SWT akan menghapus dosa setahun yang lalu bagi orang yang menjalankan puasa pada hari tersebut.
Amalan 10 Muharram
Amalan puasa 10 Muharram yang dapat menghapus dosa setahun yang lalu ini dikenal dengan puasa Asyura. Puasa ini juga tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW. Dari Hafshah binti Umar bin Khattab RA, ia berkata,
"Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, yaitu puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh." (HR Ahmad dan An Nasa'i)
Dalil Puasa Asyura
Dalil puasa Asyura didasarkan pada keterangan hadits berikut,
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: "Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu." (Muttafaq 'alaih)
Dalam hadits shahih yang termuat dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi juga disebutkan,
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِي، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِشَامٍ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ عَاشُورَاءُ يَوْمًا تَصُوْمُهُ فَرَيْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُوْمُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا افْرِضَ رَمَضَانُ كَانَ رَمَضَانُ هُوَ الْفَرِيضَةُ، وتَرَكَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. وَفِي الْبَابِ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، وَقَيْسِ بْنِ سَعْدِ، وَجَابِرِ بْنِ سمُرَةَ، وَابْنِ عُمَرَ، وَمُعَاوِيَةَ. وَالْعَمَلُ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى حَدِيْثِ عَائِشَةَ، وَهُوَ حَدِيثُ صَحِيحٌ؛ لَا يَرَوْنَ صِيَامَ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ وَاجِبًا، إِلَّا مَنْ رَغِبَ فِي صِيَامِهِ لِمَا ذُكِرَ فِيهِ مِنَ الْفَضْلِ.
Artinya: "Dari Harun bin Ishaq al-Hamdani, dari Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, 'Pada awalnya, Asyura adalah hari yang di dalamnya orang-orang Quraisy berpuasa pada masa jahiliyah. Ketika itu, Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari Asyura. Kemudian beliau datang ke Madinah, beliau juga berpuasa pada hari Asyura tersebut dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa di dalamnya. Lalu ketika puasa Ramadan diwajibkan, maka puasa Ramadanlah yang menjadi fardhu, dan beliau meninggalkan kewajiban puasa Asyura. Maka barang siapa mau berpuasa pada hari itu, ia boleh berpuasa. Dan barang siapa tidak ingin melakukannya, maka ia boleh untuk tidak berpuasa." (Shahih Abu Dawud, No 2110: Muttafaq 'alaih)
Keutamaan Puasa Asyura
Keutamaan berpuasa pada hari Asyura adalah bahwa amalan ini memiliki keistimewaan untuk menghapus dosa-dosa yang telah terjadi dalam setahun sebelumnya. Hal ini dinyatakan dalam salah satu hadits,
وَعَنْ أَبِي فَنَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئل عن صيَامِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السنة الماضية
Artinya: "Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, 'Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu." (HR Muslim dalam Kitab Puasa bab Anjuran Puasa Asyura Tiga Hari)
Selain itu, puasa yang dikerjakan pada bulan Muharram sendiri termasuk puasa yang utama setelah puasa Ramadan. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
أَفْضَلُ الصَّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَريضَةِ صَلَاةُ اللَّيْل
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis