Anshar, Kaum yang Bantu Muhajirin Lewati Masa Sulit

Anshar, Kaum yang Bantu Muhajirin Lewati Masa Sulit

Nilam Isneni - detikHikmah
Senin, 03 Jul 2023 11:00 WIB
Ilustrasi kafilah suku Quraisy yang melakukan perjalanan dagang dalam dua musim.
Ilustrasi kaum Anshar yang membantu kaum Muhajirin ketika dalam kesulitan. Foto: Getty Images/iStockphoto/EP-stock
Jakarta -

Hijrah Rasulullah SAW dan kaum muslimin ke Madinah banyak tantangan. Saat itu, kaum yang membantu Muhajirin ketika dalam masa kesulitan adalah kaum Anshar.

Kaum Anshar adalah kaum muslim yang tinggal di Madinah, sedangkan kaum Muhajirin adalah kaum muslim yang hijrah dari Makkah ke Madinah.

Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam Sirah Nabawiyah Jilid 1 menceritakan mengenai kaum Anshar yang membantu kaum Muhajirin. Kaum Anshar telah menerima kaum Muhajirin dengan lapang dada dan memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, orang-orang Anshar mengutamakan mereka atas segala kebutuhan keduniaan yang mereka perlukan.

Abu Hurairah menyatakan, kaum Anshar berkata kepada Nabi Muhammad SAW, "Bagikanlah kebun kurma kami, untuk kami dan saudara kami, kaum Muhajirin."

ADVERTISEMENT

Beliau bersabda, "Tidak." Maka mereka berkata, "Kami akan mencukupi pemeliharaannya, lalu kami akan bersama-sama dalam menikmati hasil panen." Mereka berkata, "Kami mendengar dan kami menaatinya."

Alasan Rasulullah SAW menolak tawaran kaum Muhajirin karena beliau tidak ingin memberatkan kaum Anshar dan membuat kaum Muhajirin lebih rendah. Beliau menginginkan kesamaan dan kesetaraan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin untuk bersama-sama dalam menikmati hasil panen.

Kaum Anshar banyak membantu kaum Muhajirin, mereka saling berbagi dalam hal yang sedikit dan tidak pernah lupa untuk memberi dalam banyak hal. Atas hal itu, kaum Muhajirin sangat berterima kasih kepada kaum Anshar atas kemurahan hati mereka.

Persaudaraan Kaum Anshar dan Muhajirin

Kisah yang sama juga diceritakan oleh Syekh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri dalam Ar-Rahiq al-Makhtum Sirah Nabawiyah, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah di sana beliau membangun masyarakat baru.

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW adalah membangun Masjid Nabawi. Beliau memilih tempat di mana unta beliau menderum.

Beliau membeli tanah tersebut dari dua anak yatim dan beliau terlibat langsung dalam pembangunannya. Masjid saat itu bukan hanya sekadar tempat mendrikan salat, melainkan juga berfungsi sebagai tempat kaum muslimin menerima ajaran-ajaran Islam dan arahan-arahan Rasulullah SAW.

Selain itu, masjid juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai kabilah yang cukup lama tercerai-berai akibat perang pada masa jahiliyah, pusat kembali semua kegiatan, pusat informasi, sekaligus forum diskusi.

Masjid juga berfungsi sebagai rumah orang-orang fakir miskin dari golongan kaum Muhajirin. Selain itu, Rasulullah SAW juga mempersaudarakan kaum Muslimin dengan kaum Anshar.

Ibnul Qayyim dalam Kitab Zadul Ma'ad menceritakan, Rasulullah SAW mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar di rumah Anas bin Malik. Saat itu jumlah mereka 90 orang lelaki. Sebagian dari Muhajirin, sisanya dari Anshar. Beliau mempersaudarakan mereka agar saling membantu dan mewarisi setelah meninggal, diluar bagian warisan karena kekerabatan.

Kebijakan ini berlaku sampai perang Badar, yaitu tepatnya tatkala Allah SWT menurunkan ayat,

ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω°Ω…ΩŽΩ†ΩΩˆΩ’Ψ§ مِنْے Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―Ω ΩˆΩŽΩ‡ΩŽΨ§Ψ¬ΩŽΨ±ΩΩˆΩ’Ψ§ ΩˆΩŽΨ¬ΩŽΨ§Ω‡ΩŽΨ―ΩΩˆΩ’Ψ§ Ω…ΩŽΨΉΩŽΩƒΩΩ…Ω’ ΩΩŽΨ§ΩΩˆΩ„Ω°Ϋ€Ω‰Ω•ΩΩƒΩŽ مِنْكُمْۗ ΩˆΩŽΨ§ΩΩˆΩ„ΩΩˆΨ§ Ψ§Ω„Ω’Ψ§ΩŽΨ±Ω’Ψ­ΩŽΨ§Ω…Ω Ψ¨ΩŽΨΉΩ’ΨΆΩΩ‡ΩΩ…Ω’ Ψ§ΩŽΩˆΩ’Ω„Ω°Ω‰ Ψ¨ΩΨ¨ΩŽΨΉΩ’ΨΆΩ ΩΩΩŠΩ’ كِΨͺٰبِ اللّٰهِ Ϋ—Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽ Ψ§Ω„Ω„Ω‘Ω°Ω‡ΩŽ بِكُلِّ Ψ΄ΩŽΩŠΩ’Ψ‘Ω ΨΉΩŽΩ„ΩΩŠΩ’Ω…ΩŒ

Artinya: "Orang-orang yang beriman setelah itu, berhijrah, dan berjihad bersamamu, maka mereka itu termasuk (golongan) kamu. Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak bagi sebagian yang lain menurut Kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al-Anfal: 75)

Tujuan Rasulullah SAW menyatukan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar karena untuk melunturkan fanatisme jahiliyah dan menghapuskan perbedaan nasab, warna kulit, dan tanah air.

Jadi, dasar dari sikap saling mengasihi dan berbuat baik termasuk ke dalam ajaran agama Islam. Maka begitulah, saling mendahulukan saudara, menolong, mengasihi, dan melakukan hal-hal yang baik begitu pekat mewarnai kehidupan sehari-hari.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads