Kiblat umat Islam yang pertama kali adalah Masjid Al Aqsa atau dikenal dengan nama Baitul Maqdis. Tempat ini terletak di kawasan Kota Tua Yerusalem.
Kiblat pertama umat Islam ini berlaku sebelum Rasulullah SAW diperintahkan untuk memindahkan kiblat dari Masjid Al Aqsa ke Masjidil Haram seperti sekarang.
Kiblat menjadi hal penting dalam syariat Islam. Mengutip dari buku Kamus Al-Qur'an: Quranic Explorer karya Ali As-Sahbuny, kiblat adalah arah bagi setiap umat muslim di seluruh dunia saat melakukan ibadah salat.
Sebelum melaksanakan Isra' Mi'raj, Rasulullah SAW pernah melaksanakan salat sunnah di Masjid Al Aqsa ini. Ketika bertempat tinggal di Makkah sebelum hijrah, beliau beserta para sahabat juga menunaikan salat dengan mengarah pada kiblat Baitul Maqdis.
Namun, setelah 16 bulan hijrah di Madinah, turun perintah Allah SWT untuk memindahkan arah kiblat ke arah Baitullah (Ka'bah) di Kota Makkah. Lantas, mengapa Masjid Al Aqsa yang menjadi kiblat pertama umat Islam? Berikut ini penjelasannya.
Mengapa Masjid Al Aqsa Menjadi Kiblat Pertama?
Diterangkan dalam buku Situs-Situs dalam Al Qur'an karya Syahruddin El-Fikri, ketika Allah SWT memerintahkan salat dan menghadap ke arah Masjid Al Aqsa, hal itu dimaksudkan agar ibadah umat Islam menghadap ke tempat yang suci serta bebas dari berbagai macam sesembahan.
Pada saat itu, kondisi Masjid Al Haram yang menjadi tempat keberangkatan Isra Mi'raj belum berupa bangunan masjid. Kala itu, di sekitarnya masih dipenuhi oleh berhala-berhala yang jumlahnya mencapai 309 buah dan senantiasa disembah oleh bangsa Arab sebelum kedatangan Islam.
Di bawah dominasi kekufuran seperti itu, tentu Rasulullah SAW belum bisa menunaikan ibadah salat di tempat tersebut.
Selain itu, apabila salat dilaksanakan mengharap Masjidil Haram, hal ini akan menjadi kebanggaan kafir Quraisy bahwa Rasulullah SAW seolah mengakui berhala-berhala mereka sebagai tuhan.
Itulah mengapa Allah SWT menjadikan Baitul Maqdis atau Masjid Al Aqsa sebagai kiblat pertama untuk salat umat Islam.
Pemindahan Kiblat Umat Islam ke Masjidil Haram
Perpindahan kiblat umat Islam ke Masjidil Haram terjadi setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Dilansir dari buku Kelengkapan Tarikh nabi Muhammad karya Moenawar Khalil, sejak hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW selalu menghadapkan mukanya ke Baitul Maqdis saat mengerjakan salat hingga kurang lebih 16 bulan lamanya.
Selama itu, Nabi SAW sering mengharap mudah-mudahan Allah SWT menyuruh untuk mengharapkan kembali kiblat ke Baitullah (Ka'bah).
Suatu saat Nabi berkata kepada malaikat Jibril, "Saya selalu memohon kepada Allah, mudah-mudahan saja Allah SWT memalingkan muka saya dari kiblat kaum Yahudi." Ketika itu, Jibril mengatakan, "Ya Rasulullah, sebaiknya engkau terus memohon saja kepada Allah."
Selanjutnya setiap Nabi SAW mengerjakan salat beliau selalu menengadahkan wajahnya ke langit seraya memohon kepada Allah SWT agar dapat memindahkan kiblat salat kaum Muslimin dari kiblat kaum Yahudi. Hingga pada suatu waktu saat Nabi tengah mengerjakan salat dan sedang rukuk, tiba-tiba Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi SAW:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS Al-Baqarah: 144)
Setelah terjadinya perubahan kiblat untuk mengerjakan salat bagi umat Islam, timbul berbagai ejekan dan cercaan dari kaum Yahudi di Madinah, kaum munafikin, dan kaum musyrikin di Makkah.
Sebagian dari pendeta kaum Yahudi berkata kepada Nabi SAW, "Ya Muhammad, mengapa engkau sekarang pindah kiblat yang telah engkau hadapi, padahal engkau itu katanya seorang nabi yang mengikuti agama Ibrahim? Akan tetapi, sekarang terbukti menyalahi kiblat nabi Ibrahim dan nabi-nabi dari Bani Israel terdahulu. Maka, cobalah engkau kembali menghadap ke Baitul Maqdis, nanti kita akan mengikuti dan membenarkan seruanmu."
Sementara kaum musyrikin Quraisy di Makkah berkata pada sebagiannya, "Muhammad itu memang selamanya tidak mempunyai pendirian yang tetap. Dahulu sejak dia masih di Makkah, jika mengerjakan salat menghadapkan mukanya ke Ka'bah. Maka sesudah pindah ke Madinah jika mengerjakan salat menghadapkan mukanya ke kiblat kaum Yahudi.
Sekarang ada kabar lagi, jika mengerjakan salat menghadapkan mukanya ke Ka'bah. Mengapa orang yang tak berpendirian tetap dan tak bertujuan yang pasti itu diikuti orang. Jika begitu, teranglah orang-orang yang mengikuti itu adalah orang-orang yang bodoh."
Moenawar Khalil dalam tarikh-nya menjelaskan, ejekan kaum Yahudi dan kaum musyrikin itu sesungguhnya memang suatu fitnah dari mereka yang sengaja hendak menghina Nabi SAW. Karena itulah, Allah SWT lalu menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW,
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitul Maqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (QS Al-Baqarah: 143)
Dengan demikian, kiblat umat Islam yang pertama kali adalah Masjid Al Aqsa atau Baitul Maqdis. Perpindahan kiblat ke arah Ka'bah di Masjidil Haram sesungguhnya merupakan perintah Allah SWT yang diturunkan melalui wahyu kepada Rasulullah SAW.
Simak Video "Video: Warga Israel Ramai-ramai Geruduk Masjid Al-Aqsa Lalu Bikin Provokasi"
(kri/kri)